Share

Bab 6. Awal Pertemuan Kembali

"Tega kamu, Irfan! 3 hari lagi kita akan menikah dan semuanya sudah dipersiapkan! Namun, apa ini?! Kamu malah menikah dengan wanita lain!"

"Kamu mau mempermalukan aku dan keluargaku?! Mau ditaruh dimana muka kami?! Apa kamu tidak memikirkan sedikit saja perasaanku?!"

Seorang wanita cantik dengan dress warna peach, meraung di depan pelaminan. Dia memukul-mukul tubuh sang mempelai pria dengan kedua tangannya sambil sesekali menendangnya.

Sang mempelai pria mencoba mengelak dan menangkap tubuh mungil itu, tetapi entah kekuatan dari mana, sang wanita berkali-kali bisa melepaskan diri. Lalu, kembali melampiaskan kemarahannya.

"Apa-apaan kamu, Mayang? Kamu mau membuat aku malu? Kalau kamu terus bertingkah seperti ini, jangan salahkan jika petugas menyeretmu keluar!" teriak sang mempelai pria.

"Kamu yang apa-apaan! 3 hari lagi kita akan menikah! Namun, kenapa kamu malah menyakiti aku, dengan menikahi wanita sundal ini! Kamu iblis, Irfan!

Sang mempelai pria, Irfan, tampak kewalahan, lalu memberi kode ke arah petugas keamanan.

Beberapa orang petugas keamanan datang dan menyeret wanita itu keluar dari gedung tempat resepsi pernikahan itu berlangsung. Sang wanita tiada henti menendang-nendangkan kakinya dan terus meraung. Namun, kekuatannya kalah menghadapi beberapa orang petugas.

"Lepaskan aku, Brengs*k! Biarkan aku memberi pelajaran kepada bajing*n dan sund*l itu!

Para petugas yang sudah berhasil menyeret wanita itu keluar, berjaga di pintu masuk gedung, agar sang wanita tidak kembali masuk untuk mengacaukan acara yang sedang berlangsung.

Dimas yang saat itu sedang menikmati hidangan, terpaku. Darahnya berdesir dan jantung berdegup kencang. Dia tahu pasti, siapa wanita itu.

Mayang Jovany!

Gadis yang sedari kecil bertahta di hatinya hingga saat ini. Namun, sebelum Dimas mampu mengungkapkan perasaannya, Mayang pindah, mengikuti orang tuanya ke provinsi lain dan tidak pernah bertemu lagi dengannya.

Beberapa bulan yang lalu mereka kembali dipertemukan di sebuah media sosial dengan logo berwarna biru. Namun, masih hanya sebatas basa-basi menanyakan kabar.

Dimas meninggalkan makanannya dan berlari keluar. Sungguh! Dia tidak ingin kehilangan jejak wanita itu lagi.

Hati Dimas sakit saat melihat wanita yang sangat dia cintai, terduduk di pinggir jalan sambil meraung dan memukuli dadanya berulang kali untuk menghilangkan sesak di dada.

Perlahan wanita itu bangkit dan berjalan menuju tengah jalan tanpa mempedulikan mobil yang lalu lalang. Dimas panik, lalu berlari ke arah Mayang. Dia menarik tangan gadis itu menjauhi jalan, menuju taman yang ada di luar gedung.

Mayang meronta, mencoba melepaskan tangannya. Namun, Dimas memegangnya sangat erat. Mayang mencoba menendang Dimas, tetapi pria itu berkelit dan memeluk gadis itu erat.

"Lepaskan aku! Jangan ikut campur urusanku! Biarkan aku mati!" ratap Mayang.

"Itu tidak akan pernah terjadi, Mayang! Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal bodoh itu!"

Perlahan Dimas melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu wanita itu erat, sambil menatap matanya dengan penuh kerinduan.

"Dimas," bisik Mayang. Dia masih menangis, tetapi tidak meraung lagi.

Dimas mengangguk sambil menghapus air mata gadis itu.

"Iya, ini aku. Tolong jangan pernah melakukan ini lagi. Kalau kamu ditabrak mobil, bagaimana?"

"Hatiku sakit, Dimas. Aku tidak sanggup," ucap Mayang di sela isak tangisnya.

Dimas kembali membawa gadis berwajah teduh itu ke pelukannya. Mengusap punggungnya, hingga tangisan itu berhenti.

Sejak saat itu, Dimas terus berupaya untuk menyembuhkan luka hati wanita pujaannya. Lambat laun hati Mayang luluh.

Sedikit demi sedikit nama Irfan mulai bergeser dari hatinya, hingga pada akhirnya dipenuhi dengan nama Dimas seorang. Lalu, mereka menikah.

Dimas bahagia, akhirnya keinginannya untuk mendapatkan pujaan hati kesampaian. Namun, ada yang semakin hari semakin dia lupakan.

Anak dan istrinya!

"Kamu sudah menikah?" tanya Mayang beberapa hari setelah pertemuan pertama mereka.

"Belum, sejujurnya aku menyimpan hati ini hanya untukmu. Aku terus mencari info tentang keberadaanmu, tetapi tidak kunjung mendapatkannya. Hingga akhirnya, menemukan media sosialmu.

"Mayang, bertemu dan berbicara denganmu kembali saat ini adalah hal yang selalu aku impikan. Aku hanya ingin menikah denganmu Mayang! Aku akan selalu menunggu untuk itu!" tegas Dimas. Hal membuat Mayang tersipu malu.

Ya.

Dimas berbohong! Dia tidak mau kehilangan jejak Mayang lagi jika mengetahui kalau dia sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Kebohongan demi kebohongan muncul hanya demi bisa menikahi Mayang.

Lamunan Dimas terhenti saat pintu ruang operasi terbuka. Sedari tadi, dia duduk di lantai depan ruangan itu dan tidak beranjak sedikitpun. Bahkan, untuk sekedar bangkit agar bisa duduk di kursi, saja dia tidak sanggup.

Dimas bangkit, saat Dokter memanggil keluarga Mayang. Dengan menguatkan tubuhnya dia berjalan mendekati pria itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status