Share

KESAKITAN DAN RINDU

last update Last Updated: 2025-07-28 14:02:16

VILA LIANG SHEN – MALAM HARI

Liang duduk di balkon kamarnya. Luka bekas infus masih terlihat. Tubuhnya lebih kurus. Namun pikirannya lebih jernih. Ia sedang membaca laporan yang dikirim secara diam-diam oleh Vincent

Pada layar tablet tertera sebuah pesan.

[Nadine mengalami trauma berat setelah percobaan kekerasan oleh Rayhan. Dia tak mau disentuh pria mana pun. Tolong jangan hubungi dulu! Kami butuh waktu.]

Liang memejamkan mata. Air matanya jatuh. Tangannya mencengkeram dada. “Lou po, semua ini salahku.”

Ia memegang kalung kecil milik Nadine. “Tunggulah aku. Aku akan menebus semuanya.”

*-*

MARKAS RAHASIA – PAGI HARI

Nadine mulai bicara. Perlahan dan pelan, hanya kepada Halimah, sang terapis.

“Aku ingin kembali ke rumahnya. Aku ingin lihat wajahnya. Sekali saja please! Biar aku bisa tenang.

Halimah mengangguk dengan berat. “Kau yakin?”

Nadine menatap jendela. Senyum getir mengembang. “Aku ingin tahu, apakah cinta bisa sembuhkan luka, atau justru luka itu yang akan selamanya tinggal?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    PERASAAN YANG SAMA

    “Yaros …,” bisik Nadine, panik. Ia segera masuk, menutup pintu.Yaros berusaha membuka mata, setengah sadar. “Aler—gi … kam—buh,” suaranya hampir tak terdengar, diiringi batuk yang menyakitkan.Tanpa pikir panjang, Nadine duduk di tepi ranjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu, tubuh Yaros menolak semua bahan kimia. Ia butuh sesuatu alami—sesuatu yang bisa menetralkan reaksinya.Namun di saat yang sama, dada Nadine sendiri terasa nyeri. ASI yang melimpah membuatnya sedari gelisah. Air susu itu menekan, memberi rasa sakit yang menusuk. Sementara alat pompa tertinggal di apartemen.Ia menatap Yaros yang setengah tersadar, lalu menatap dirinya sendiri. Nalurinya berperang dengan logika. Kemudian detik itu juga, rasa iba dan dorongan hati karena punya utang nyawa terhadap Yaros, mengalahkan segalanya.Dengan tangan bergetar, Nadine meraih kepala Yaros, mendekatkan ke dadanya. Ia tahu ini bukan sekadar pertolongan biasa. Ini keputusan besar yang bisa mengikat mereka dengan cara yang ta

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    P3K UNTUK YAROS

    Yaros tertawa kecil, lalu berkata, “Aku harus ganti baju karena terkena debu. Mau lihat perut sixpack?”Nadine pun tersipu malu, begitu melihat Yaros mulai membuka pakaiannya. Ia buru-buru masuk mobil. Yaros dengan berlari ke balik pohon, lalu gegas berganti pakaian dari paperbag.Setelah berpakaian rapi, ia ulurkan paperbag kepada pria kekar. Ia pun masuk mobil lalu duduk di samping Nadine.Mobil melaju kencang menembus hutan, meninggalkan suara sirene jauh di belakang. Dari jendela gelap, Nadine hanya melihat bayangan pepohonan berkelebat.Sepanjang perjalanan, Nadine bisa merasakan tatapan Yaros. Tidak menekan, dan juga tidak bisa diabaikan. Tatapan yang sama seperti saat ia menahan lorong runtuh dengan tubuhnya—penuh ketegangan, tetapi juga keengganan untuk melepaskan.Setelah hampir satu jam, mobil berhenti di depan sebuah rumah megah bergaya klasik yang tersembunyi di balik pagar besi tinggi. Bukan kastil, melainkan rumah pribadi Yaros. Bangunan tiga lantai dengan jendela-jendel

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    SOAL RASA

    Yaros melangkah pelan, tidak terlalu dekat, tetapi cukup untuk Nadine merasakan hawa tubuhnya. Pandangan matanya dalam, menelusuri wajah Nadine dengan campuran kagum dan cemas. Sesaat, ia hampir mengulurkan tangan untuk menyentuh pipinya. Namun hal itu berhenti di udara, lalu menurunkan tangannya lagi dengan lirih.Nadine menangkap itu. Tatapan yang tak pernah bohong. Rasa takut kehilangan yang ia lihat di mata Yaros lebih keras berbicara daripada seribu kata.Pria tua itu tiba-tiba berdeham, seolah menyela momen yang terlalu panjang. “Kalian harus sadar, ini bukan waktu untuk terhanyut. Pasukan di luar tidak akan berhenti.”Yaros menarik napas panjang, lalu menoleh pada pria tua itu. “Aku tahu. Tapi ada sesuatu yang harus kau tahu juga.” Ia kembali menatap Nadine, kali ini dengan ketegasan yang nyaris tak bisa disembunyikan. “…ketika aku mulai menyelidiki keberadaanmu, Nadine, tugasku seharusnya hanya membawa pulang seorang calon istri. Tapi ternyata yang kutemukan adalah seseorang p

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    SEBUAH TANDA

    Nadine merasakan gelombang marah, takut, dan jijik bercampur jadi satu. “Jadi, selama ini aku dalam masa pengejaran? Hidupku hanya eksperimen?”Yaros maju selangkah, suaranya rendah tetapi mantap. “Kau bukan eksperimen, Nadine. Kau adalah kunci. Dan sekarang, kau harus memilih—ikut dengan mereka atau ikut denganku?”Belum sempat Nadine menjawab, dentuman keras menggema dari luar kastil. Jendela bergetar, dan cahaya lampu sorot menembus kabut. Pasukan bersenjata sudah mengepung.Yaros menatap Nadine dalam-dalam. “Mereka sudah datang. Kau putuskan, bebas di dunia luar dalam pengejaran mereka atau tinggal dengan aku dalam kastil sementara waktu, sampai situasi tenang?”Nadine menelan ludah, dadanya sesak oleh pilihan yang mustahil. Napas Cindy tersengal, menggenggam lengannya erat-erat, sementara pria tua itu hanya menunduk, seolah tahu keputusan ini tak bisa ditunda lagi.Di luar, suara perintah militer bergema. Lampu sorot menyorot dinding kastil, menimbulkan bayangan panjang yang men

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    NADINE DIBURU

    Pria tua itu menoleh cepat. “Ikuti dia! Jalan ini punya jalur keluar, tapi hanya dia yang tahu kode keamanan.”Tanpa waktu berpikir, pria muda itu menarik lengan Nadine menuju tangga darurat di belakang ruangan. Baru saja mereka melangkah, pintu baja di belakang akhirnya jebol—sekelompok pria bertopeng masuk dengan senjata tajam dan senter.“Cepat!” seru pria muda itu. Ia menendang pintu darurat, lalu mendorong Nadine dan Cindy menuruni tangga berkarat yang berderit tiap pijakan.Suara langkah para pengejar bergema keras dari atas. Nadine nyaris terjatuh karena tumit sepatunya. Akan tetapi pria muda itu dengan cekatan memeluknya erat, menahannya. Sekejap, tubuh Nadine merasakan degupan jantungnya yang kuat, hangat, meski di tengah kepanikan.“Fokus sama aku. Jangan lepasin tanganku,” bisiknya lirih, tepat di telinganya. Suaranya dalam dan lembut, membuat darah Nadine berdesir sesaat.Mereka berlari terus, menuruni lantai demi lantai. Cindy terengah-engah di belakang, hampir kehabisan

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    BANGSAWAN BELARUS

    Setelah berbincang dengan Cindy, Nadine merasa semakin cemas. Ia tahu bahwa foto dan pesan itu adalah kunci dari masa lalunya yang terpendam. Ia pun memutuskan untuk pergi ke kantor lebih cepat, berharap Cindy bisa membantunya menyelidiki siapa yang mengirimkan amplop itu.Setibanya di kantor, Nadine langsung menghampiri meja Cindy. “Kita harus cari tahu siapa yang mengirim ini, Cin,” katanya dengan nada tegas.Cindy mengangguk dan segera membuka amplop itu lagi, memeriksa setiap detailnya dengan teliti. Tiba-tiba, ia menemukan sebuah alamat lama yang ternyata masih aktif di pusat kota.“Bu, sepertinya kita harus ke alamat ini. Saya yakin ini petunjuk penting,” ujar Cindy.Nadine pun setuju, dan mereka berdua bergegas keluar dari kantor. Di tengah perjalanan, Nadine tak henti-hentinya memikirkan masa lalunya, dan perasaan khawatir semakin mencekik lehernya, hingga rasa sesak penyergap ulu hati.Ketika mereka sampai di alamat tersebut, sebuah bangunan tua yang terlihat sepi menyambut m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status