Share

Bab 46

Masih dengan tangan gemetar aku menyuguhkan minuman pada kedua pria yang tampak sedang berdiskusi serius ini. Aku sama sekali tak mengerti apa yang sedang mereka bahas karena pikiranku tak bisa fokus. Kemunculan Ivan pagi ini membuat otakku tak bisa berpikir secara normal. Sialnya lagi, saat aku mendongakkan wajahku setelah meletakkan minuman dan beberapa cemilan di meja, mataku justru bersitatap dengan matanya. Sementara Mas Adam terlihat lagi serius mencoret-coret sesuatu di sebuah kertas. Ivan tersenyum. Oh God! Entah mengapa aku dengan lancang menyimpulkan sendiri jika pria ini datang bukan untuk mengobrol atau pun ada urusan penting dengan suamiku.

Tapi otakku menggiring opini sendiri. Dia datang untuk menemuiku.

“Terima kasih, Aya,” ucapnya lembut, masih dengan senyuman khas nya.

“Silakan,” ucapku gugup, mempersilakannya minum.

Aku buru-buru hendak melangkah kembali ke dapur saat pria itu justru memanggilku.

“Aya.”

Aku menoleh, kali ini kedua pria itu sedang menatap padaku. Jan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status