Share

Bab 21.B

Anita terkejut mendengar bentakanku yang keras sementara papa masih menatapku dengan tajam.

"Walaupun aku bukan lagi bagian keluarga ini, dan bukan lagi anak Papa, tapi aku dilahirkan dari rahim Mama!"

Anita menghampiriku sambil menangis.

"Maaf, Kak, sudah jangan marah," rengeknya.

"Kalau kedatanganmu ke sini hanya untuk marah-marah lebih baik kembali ke tempat asalmu, asal kamu tahu mamamu selalu sakit-sakitan karena memikirkanmu yang tak pernah mau pulang! Makanya itu aku tak sudi memberikan kabar kematiannya padamu!"

Aku terdiam sambil menatap nanar ke arah tembok, ucapan papa barusan memang sedikit menimbulkan rasa sesal di hati ini.

Seharusnya dulu aku sering menjenguk mama, menemuinnya barang enam bulan sekali atau di waktu-waktu tertentu, kepalaku seperti dihantam ucapan papa.

"Kalau kamu mengakui mamamu itu orang tuamu sendiri harusnya kamu temui dia, bukan menyiksa batinnya seperti itu!" teriak papa lagi

Aku tak tertarik dengan teriakan papa gegas naik ke lantai atas memasuki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status