Dendam yang Tak Terlupakan

Dendam yang Tak Terlupakan

last updateLast Updated : 2025-09-04
By:  NanaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah kematian ayahnya, Mela harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tunangannya berselingkuh dengan sepupunya sendiri. Penderitaannya semakin dalam ketika pamannya mengambil alih perusahaan ayahnya secara paksa. Setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang kehancuran, Mela kembali dengan satu tujuan, yaitu membalas dendam. Ia menyusun rencana balas dendam yang dingin dan terencana. Langkah pertamanya adalah menikahi Jevan, seorang pengusaha berpengaruh yang ia jadikan pion dalam permainan besarnya. Mela akan menggunakan Jevan untuk mendapatkan kembali semua yang telah direnggut darinya dan menjebak paman, Damar, serta Lisa dalam permainan yang mereka mulai sendiri. Namun, semakin lama rencana balas dendamnya mengarah pada takdir yang tak pernah ia duga.

View More

Chapter 1

Bab 1. Catur dan Dendam

"Malam ini adalah awal dari segalanya. Tenanglah Mela. Semuanya sudah sesuai rencana. Jevan bisa dalam genggamanku," kata Mela sambil menenangkan dirinya dan menatap bayangannya di cermin.

Mela memakai gaun hitam panjang yang sederhana, tapi elegan. Gaun itu menutupi bekas luka yang tersembunyi di pergelangan tangannya. Luka itu adalah pengingat akan masa lalu yang kelam. Rambut panjangnya yang tergerai, mata coklatnya yang tampak teduh, dan wajahnya yang cantik. Tak ada yang akan menyangka bahwa di balik penampilan yang anggun ini tersimpan dendam yang membara.

"Aku siap untuk malam ini!", kata Mela yakin sambil menatap dirinya sekali lagi di cermin.

Mela mengambil tas kecilnya dan melangkah keluar dari apartemen. Setiap langkah menuju lobby apartemen membangkitkan kembali kenangan pahit masa lalunya. Setiap langkah kakinya mengingatkannya pada luka yang belum sembuh sepenuhnya. Rasa sakit itu masih terasa nyata dan membayangi terus-menerus.

Empat puluh menit kemudian, Mela tiba di restoran setelah perjalanan singkat dengan taksi. Ia melihat Jevan telah menunggunya di restoran mewah di pusat kota yang dikenal dengan suasana elegan. Restoran itu tampak sepi dan Mela segera menyadari bahwa Jevan telah menyewanya secara khusus untuk pertemuan mereka. Suasana yang sunyi dan mewah membuat Mela merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia berusaha tetap tenang. Dengan langkah percaya diri, Mela mendekati Jevan yang tampak menunggu dengan sabar.

"Kau terlihat cantik, Mela," puji Jevan sambil menarik kursi untuk Mela.

Jevan adalah seorang pria berusia 40 tahunan dengan rambut yang mulai memiliki uban dan berpakaian mewah. Dia mengenakan kemeja sutra putih yang elegan dengan kerah yang terlipat rapi. Kemeja itu dipadukan dengan celana panjang hitam yang terbuat dari bahan wool berkualitas tinggi dengan garis-garis yang lurus dan rapi. Dia terlihat matang dan elegan sesuai dengan usia dan status kekayaannya.

"Terima kasih, Pak Jevan. Anda selalu terlihat menawan," jawab Mela dengan suaranya tenang sambil duduk di kursi yang dipersiapkan oleh Jevan.

"Sudah berapa kali aku bilang? Panggil aku Jevan dan berhenti bersikap formal padaku, sayangku. Kita ada di luar kantor dan acara bisnis kita," rengeknya sambil tersenyum dan mengecup tangan Mela.

"Baiklah, Jevan!" kata Mela dengan nada malu-malu yang dibuatnya.

"Bagus, sayangku. Pelayan bawakan makanan kami,"

Tak lama kemudian, pelayan membawakan makanan pesanan Jevan. Aroma lezat segera memenuhi udara. Mereka memulai makan malam dengan percakapan ringan. Mereka membahas topik-topik yang santai dan menyenangkan. Namun, Mela tahu bahwa Jevan tidak akan membiarkan pertemuan ini berlangsung tanpa tujuan.

Mela menunggu saatnya Jevan akan membahas hal yang lebih serius. Setelah menghabiskan segelas anggurnya, Jevan meletakkan tangannya di atas tangan Mela. Sentuhannya terasa hangat dan lembut. Mela merasakan sedikit kejutan, tapi dirinya tidak menarik tangannya dan membiarkan Jevan menentukan nada percakapan selanjutnya.

"Mela, aku tahu kita berbeda usia. Akan tetapi, aku sangat mencintaimu. Bahkan puisi terpanjang apapun tidak bisa selesai menerangkan besarnya rasa cintaku padamu. Selain itu, aku tidak akan menghentikanmu dalam berbisnis atau apapun yang kamu sukai. Aku akan mendukungmu sampai nafas ini habis," katanya dengan suara yang lembut dan penuh harapan. Matanya memandang Mela dengan mata yang penuh kasih sayang.

"Kamu akan mendukungku, Jevan?" kata Mela. Pikirannya melayang pada rencana balas dendamnya. Ia tidak menyangka Jevan akan dengan mudah masuk dalam perangkapnya.

"Tentu saja. Menikahlah denganku. Aku akan memberimu semua yang kau inginkan. Kekayaan, kekuasaan, dan kebebasan," jawab Jevan dengan matanya memancarkan keseriusan.

"Aku tidak perlu waktu, Jevan!" jawab Mela. "Aku setuju,"

Mata Jevan melebar karena terkejut. Dia tidak menyangka Mela akan langsung menerima tawarannya. "Kau yakin?"

Mela mengangguk dan memberikan senyuman manis yang membuat Jevan langsung meraih tangan Mela dan mengecupnya. Tak lupa, Jevan menyelipkan cincin berlian indah ke jari Mela.

Kabar pernikahan Mela dan Jevan menyebar dengan cepat dan mengejutkan banyak orang. Mela, seorang gadis yatim piatu tanpa warisan dan dipenuhi hutang perusahaan kini akan menikah dengan salah satu pria terkaya di kota itu. Reaksi yang paling dinantikan Mela adalah reaksi dari keluarga pamannya. Dia tahu bahwa mereka pasti terkejut dan marah.

Malam itu, Mela menerima telepon dari Bibinya. "Mela! Apa yang kau lakukan?! Mengapa kau menikah dengan pria tua itu?!"

"Kenapa, Bibi? Apa ada yang salah?" tanya Mela dengan suaranya dingin dan tenang. Ia bersikap bahwa menikah dengan Jevan adalah hal lumrah yang tak perlu diributkan.

"Tentu saja ada yang salah! Kau seharusnya menikah dengan pria yang seumuran denganmu! Bagaimana bisa kau menikah dengan pria tua itu? Apakah otakmu tidak bisa berpikir jernih?!" kata bibi dengan nada yang terputus-putus karena amarahnya yang membumbung tinggi.

"Bibi, aku tidak berpikir kau berhak mencampuri urusanku. Terakhir kali kau peduli padaku adalah saat kau mencampakkanku dan mengambil semua warisanku," jawab Mela. Hatinya tersayat ketika mengingat masa lalunya.

Terdengar hening di seberang sana. "Mela, kami tidak mengambil warisanmu. Paman dan bibi hanya ingin menyelamatkan perusahaan mendiang ayahmu dari hutang yang membengkak. Ini semua demi kebaikanmu juga,"

"Demi kebaikanku?" Mela tertawa sinis. "Bibi kira aku bodoh. Hal yang kalian lakukan bukan menyelamatkan, tapi merampas warisanku. Sekarang kau mengatakan itu demi kebaikanku? Kebaikanku yang mana, bibi?!"

"Mela, jangan bersikap seperti itu. Kami masih keluarga..."

Mela memotong perkataan Bibinya. "Keluarga? Kau telah lama berhenti menjadi keluargaku. Jangan pernah meneleponku lagi!" teriak Mela sambil menutup telepon. Dadanya berdebar-debar karena marah. Akan tetapi, rasa puas menyebar di dadanya dan membuatnya terkekeh senang.

Kemudian, Mela menggulirkan layar ponselnya. Ia mencari kontak sepupunya, Lisa. Ia menekan nomer itu dan mengirimkan pesan padanya. Ia mengetik pesan singkat padanya. "Ini baru permulaan, sepupuku tersayang!"

Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk dari sepupunya. "Apa maksudmu?"

Mela tersenyum sinis dan membalas, "Kau akan tahu."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status