Share

Rumor yang beredar

Mobil yang Tara kendarai berhenti di halaman parkir kampusnya. Saat ini suasana kampus terlihat ramai karna banyak mahasiswa yang memiliki mata kuliah pagi, sehingga parkiran yang di miliki kampusnya hampir penuh tersusun kendaraan milik para mahasiswa disini.

Tara berjalan santai menuju kelas sambil menenteng makanan di salah satu tangannya yang sempat ia beli tadi. Langkahnya terhenti ketika sahabatnya, Bianca, memanggil namanya.

"Tumben bawa mobil biasanya juga naik bus?" tanya Bianca ketika Tara telah berada di hadapannya.

"Lagi pengen aja." Jawab Tara singkat lalu kembali berjalan dengan Bianca di sampingnya

"Eh, tapi jadi kan apa kata kamu malam tadi?" Bianca bertanya memastikan kepada Tara karna sebelum tidur Tara sempat menghubungi dirinya untuk meminta bantuan

"Kita omongin di kantin aja." Jawab Tara sambil berjalan bersama Bianca menuju kantin.

Tiba di kantin mereka langsung mencari tempat duduk yang kosong, kantin di pagi hari memang agak ramai karna kebanyakan mahasiswa lebih memilih sarapan di kantin kampus dari pada di rumah ataupun di pinggir jalan.

"Kamu serius mau dengan rencana kamu malem tadi Ra?" Tanya Bianca sekali lagi kepada Tara

"Jadi, tapi kamu mau kan bantu?" Tara menatap Bianca penuh harap, memang sebelum tidur ia sempat menelpon temannya ini untuk meminta bantuan agar bisa pergi dari rumahnya. Bukan hanya itu, Tara pun sudah menceritakan semua kejadian yang tengah terjadi padanya. Tentang lamaran dari keluarga Maharka yang tiba tiba serta paksaan dari kedua orangtuanya agar ia menerima lamaran ini.

"Pastilah, tapi kamu ngga kasihan dengan bisnis ayahmu yang mungkin bakal hancur habis ini?"

"Malah bagus sih, biar istri muda ayah ngerasain gimana hidup miskin."

Salah satu alasan lain yang membuat Tara menolak lamaran ini karena sikap ayahnya yang telah tega mengkhianati bundanya. Sesak rasanya katika mengingat ayahnya ketahuan selingkuh bahkan menikah lagi tanpa izin dari bundanya.

Keluarga Tara yang sebelumnya bahagia seketika hancur hanya karna orang ketiga, Tara ingat bagaimana bundanya hampir gila dan berkali kali melakukan percobaan bunuh diri yang disebabkan oleh kebiadaban yang telah dilakukan oleh ayahnya.

Hingga akhirnya sang bunda sembuh setelah melakukan pengobatan yang cukup lama ditambah ayahnya yang pura pura-pura bercerai dengan istri keduanya.

Hingga saat ini bundanya tidak mengetahui jika ayahnya masih menjalani hubungan pernikahan dengan istri keduanya karena mereka tidak pernah bercerai.

"Tapi bunda kamu gimana?" Bianca memang telah mengetahui kasus perselingkuhan ayahnya Tara dengan wanita lain, malahan ia yang menemani Tara saat melabrak ayah dan pelakor tersebut disalah satu hotel di kota ini.

"Soal bunda sih tenang, aku udah berhasil memindahkan beberapa aset atas nama bunda, jadi kalo ayah jatuh miskin bunda aku ngga bakal kena imbasnya."

Tara bersyukur jika menolak lamaran ini bisa membuat ayahnya jatuh miskin dengan lebih cepat, ia sebenarnya ingin memberi tahu kepada bundanya soal kebohongan sang ayah yang belum bercerai dengan istri keduanya,tapi ia takut hal itu memicu kembali mengguncang mental bundanya.

Saat ayahnya telah jatuh miskin maka ia akan membawa bundanya pergi bersamanya meninggalkan ayah dan istri muda sang ayah.

"Nanti kasih kabar aja, aku mau masuk kelas dulu soalnya mata kuliah pak Andre bentar lagi di mulai."

"Sama aku juga mau masuk kelas."

Setelah berpamitan mereka berpisah menuju kelas masing masing. Sesampai di kelas Tara langsung memilih duduk di bangku tengah yangasih kosong. Saat tengah menyiapkan alat tulisnya tiba tiba terdengar suara notifikasi yang berasal dari ponselnya. Tara terkejut ketika melihat isi postingan yang baru saja di base campus mereka.

"Tarina Arawinda anak kampus kita yang bakal menjadi calon menantu dari keluarga Maharka."

Begitulah judul artikel dari postingan base campus yang Tara baca, sontak seluruh pasang mata yang berada di kelasnya menatap kearah dirinya dengan raut penasaran yang ketara sekali, Bahkan ada beberapa orang yang telah berbisik mengatakan dirinya.

Tak nyaman dengan keadaan tersebut ia pun menghubungi nomor Bianca yang syukurlah langsung di angkat oleh sahabatnya.

"Halo Ra, kamu udah-"

"Bianca sepertinya rencana kita harus di lakukan sekarang!" sambar Tara memotong perkataan Bianca di sebrang sana.

***

Mk'a corp merupakan perusahan terbesar yang berada di negeri x sejak berdiri dari 30 tahun silam. Perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Alrain Maharka yang merupakan anak kedua dari keluarga Maharka, berhasil membawa Mk'a corp berjaya hingga mengepakkan sayap bisnisnya di kancah internasional.

Alrain Maharka, seorang CEO dari Mk'a corp atau yang sering dipanggil tuan muda Rain oleh orang orang di keluarga Maharka ini memiliki tubuh yang tegap dan juga mata yang tajam. Tuan muda dari keluarga Maharka yang paling tertutup diantara anggota keluarga lainnya, karna ia sering memakai topeng yang menutupi wajahnya sehingga kesan misterius tersemat kepadanya.

Tuan Alden dan tuan David terlihat berjalan memasuki ruangan CEO Mk'a corp. Mereka berdua telah ditunggu oleh tuan muda Rain untuk menyampaikan hasil kerja mereka yang sebelumya memang telah di beri tugas oleh Tuan muda Rain.

Terlihat tuan muda Rain berdiri tegak memunggungi dengan tatapan sorot yang tajam

"Selamat pagi tuan Rain" sapa tuan Alden sambil membungkuk hormat bersama tuan David

Rain membalikan tubuhnya dan menghadap kepada dua orang kepercayaannya yang baru saja sampai.

"Bagaimana?" Tanya Rain dingin menatap kearah tuan Alden dan David

"Semua sudah kami laksanakan tuan muda, berita tentang pernikahan tuan muda dan nona Tara telah disiarkan oleh beberapa stasiun TV dan juga telah menjadi tranding topik di media sosial." Terang tuan Alden kepada Rain yang masih berdiri

"Dan untuk persiapan lamaran nanti malam semuanya sudah selesai tuan,keluarga nona Tara yang sudah mengetahui rencana kedatangan tuan muda dan keluarga besar Maharka" lapor tuan David kepada Rain yang masih menatap mereka berdua.

Rain masih belum mengeluarkan sepatah kata untuk menanggapi laporan dari Alden dan David ia hanya mengangguk pertanda jika ia telah menerima laporan tersebut dan menyuruh keduanya untuk pergi dari ruangannya.

Tuan Alden dan tuan David yang telah mengerti pamit undur diri dari hadapan tuan muda mereka.

Setelah kepergian keduanya Rain membuka laci yang menyimpan foto antara dirinya dan Tara yang diambil sekitar 7 tahun silam. Rain bisa melihat senyum antara dirinya dan Tara yang terlihat bahagia sebelum kejadian naas menimpa mereka. Kejadian yang membuat Rain harus memakai topeng menutupi wajahnya,dan karna kejadian itu pula ia harus berpisah dengan Tara.

"Akhirnya kita bersama" ucap Rain rendah dengan tatapan matanya tak lepas dari foto yang berada di tangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status