Dianggap Pelacur Oleh Suamiku

Dianggap Pelacur Oleh Suamiku

Oleh:  My_ndrati  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
92 Peringkat
113Bab
4.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Marsya Anastasya terpaksa dijodohkan Pak Bowo kepada CEO yang bernama Reval Adrian Altezza. Sang Ayah terlilit hutang dengan Reval. Mau tidak mau Marsya harus menikah hari itu juga dengan lelaki yang baru saja dikenalnya. Namun, setelah malam pertama, Reval merasa kecewa terhadap Marsya dan Pak Bowo. Ternyata wanita yang sudah menjadi istrinya, tidak sesuai dengan apa yang sudah dibicarakan oleh Pak Bowo. Apa yang akan dilakukan Reval kepada Marsya dan Pak Bowo?

Lihat lebih banyak
Dianggap Pelacur Oleh Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Night Live
seru banget!
2024-03-28 19:00:56
0
user avatar
lutfi08
sumpah suka banget cerita ini, yang sabar ya Marsya. aku yakin nanti kamu bakal bahagia kok
2024-02-29 18:32:12
0
user avatar
Defi Ana
kasihan ya suruh nikah gegara hutang.. semangat terus thor nulisnya
2024-02-29 07:23:35
0
user avatar
Sun fatayati
kereeen ceritanya k, kasian anaknya...
2024-02-29 07:07:28
0
user avatar
Agung99
sukak sama ceritanya, up yang banyak thor...
2024-02-29 02:23:08
0
user avatar
dian muh
iih..bapaknya yg ngutang,, anaknya yg janggung ... recomended nih ceritanya...
2024-02-28 22:38:32
0
user avatar
Leni Nurleni LN
Kasihan Marsya.. ceritanya bagus, semangat Thorr
2024-02-28 20:29:08
0
default avatar
princeskinan49
Suka sama alur ceritanya. Bikin greget, semangat kak author
2024-02-28 20:22:32
0
default avatar
yuyunitaa
Kasihan Marsha, awalnya kesel bgt sama Reval. semangat update, Thor.
2024-02-28 20:09:52
0
user avatar
Zahra
kasihan banget Marsya ...
2024-02-28 19:19:48
0
user avatar
Nanda Utami
penasaran sama kisah marsya, ditunggu updatenya thor
2024-02-28 19:19:39
0
user avatar
Zetha Salvatore
Reval bakal jatuh cinta sama Marsya sepertinya. Hati-hati Reval, jangan sakiti Marsya loh, ada bear-nya dia #ech haha
2024-02-28 18:46:09
0
user avatar
Nofiyani
Bikin baperr ...Kerennn banget novelnya...
2024-02-28 13:39:46
0
user avatar
Megarita
wah seru nih cetitanya, lanjut thor ......
2024-02-28 12:36:04
0
user avatar
Azril
Dasar pak bowo
2024-02-28 11:11:16
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
113 Bab
Bab. 1. Dijodohkan
Sore hari, Marsya baru pulang dari kerjanya. Tiba-tiba saja Marsya langsung disuruh oleh Pak Bowo untuk membersihkan diri dan berganti pakaian yang bagus. Dia akan dijodohkan kepada Reval Adrian Altezza, tanpa sepengetahuan sang anak. "Kita mau ke mana, Pak?" tanya Marsya setelah berganti pakaian. "Sudah kamu tidak usah banyak tanya. Pokoknya Bapak jamin, kamu pasti bahagia." Pak bowo merangkul Marsya sambil berjalan keluar rumah. "Kita cuma berdua, Pak, kenapa Ibu tidak diajak?" Marsya menoleh ke belakang. "Bawel ya, kamu! Dari tadi bicara terus. Sudah, ayo, naik! Kita tidak boleh terlambat." Pak Bowo mendorong paksa Marsya agar masuk ke dalam mobil. "Ingat, ya. Di sana kamu jangan banyak bicara. Awas kalau kamu bertingkah! Kamu harus menuruti apa yang diinginkan oleh tuan Reval," perintah Pak Bowo setelah berada di dalam mobil online, "jalan, Pak," pinta Pak Bowo kepada supir."Maksud, Bapak apa? Tuan Reval, tuan Reval siapa sih, Pak?" Bingung Marsya dengan ucapan Pak Bowo.
Baca selengkapnya
Bab. 2. Maafkan saya, Tuan!
Marsya belum menyadari jika dirinya berbuat salah kepada Reval. Dia masih bingung apa kesalahannya. Namun, ketika Marsya mendengar jawaban Reval. Marsya baru mengerti apa kesalahannya. "Maafkan saya, Tuan! Saya tidak bermaksud untuk membohongi, Tuan." Marsya meremas selimut yang sedang dipakainya. "Sialan kamu, kamu mau menipuku, hah. Memangnya keperawananmu bisa kamu tutupi. Dasar wanita bodoh! Kamu pikir aku tidak bisa membedakan mana yang perawan, mana yang tidak. Dasar wanita jalang!" Reval melempar bantal ke tubuh Marsya yang sedang berdiri. Marsya tidak bisa menghindar, dia hanya diam saja ketika tubuhnya dilempar bantal oleh Reval. Tidak terasa air matanya menetes begitu saja. Marsya mengakui kalau dirinya memang telah berbohong kepada Reval mengenai keperawanannya. "Maafkan saya, Tuan! Saya memang bersalah. Saya sudah berbohong terhadap, Tuan. Saya juga ... sudah berbohong kepada Bapak saya." Air matanya jatuh dipelupuk mata Marsya. "Oh, ternyata Bapakmu tidak
Baca selengkapnya
Bab. 3. Sok, jual mahal
Dalam keadaan mabuk bisa-bisanya Reval mengatai Marsya. Marsya tidak terima dirinya dikatai pelacur. Sama sekali apa yang dikatai sang suami tidak benar adanya. "Lepaskan, lepaskan saya!" Marsya memukul dada Reval berulang-ulang."Diam berengsek!" Reval tidak peduli dengan penolakan Marsya dan juga pukulan Marsya. "Kamu itu istriku, kamu harus melayaniku.""Tapi bukan kaya begini caranya! Aaaah ...." Marsya berteriak sekencang mungkin."Aku tidak peduli dengan teriakanmu. Teriak sekencang yang kamu bisa, pelacur!" "Aku bukan pelacur! Lepaskan!" Marsya meneteskan air matanya. Reval pun bercinta dengan Marsya. Walaupun sag istri menolak dan menangis, Reval tidak peduli. Yang terpenting dia bisa mengeluarkan hasrat kelelakiannya. Pergulatan pun telah selesai. Marsya hanya bisa menangis setelah ditiduri oleh Reval. Dia menoleh ke arah Reval dan sang suami sudah tertidur pulas.***"Kepalaku pusing sekali." Reval memegangi kepalanya lalu mengingat kejadian semalam. "Sial! Kenapa
Baca selengkapnya
Bab. 4. Salah menilai
Sudah habis kesabaran Marsya karena dirinya terus menerus dihina oleh Reval. Akhirnya, Marsya pun mengatakan hal yang sebenarnya kepada Reval. Tak terasa air mata jatuh di pelupuk matanya."Kamu jangan bohong! Kamu pasti hanya membela diri saja, 'kan agar aku simpatik sama kamu," ucap Reval."Buat apa saya bohong. Kalau saya mau menarik simpatik orang untuk apa harus saya pendam sendiri masalah ini. Saya pendam sendiri karena saya malu dan juga ...." Marsya tidak melanjutkan kata-katanya."Dan juga apa?" tanya Reval penasaran.Marsya hanya terdiam, dia sama sekali tidak mau menjawabnya. "Marsya! Malah diam lagi kamu? Ayo, jawab! Atau kamu memang lagi berbohong karena tidak mau dikatai pelacur," bentak Reval."Saya tidak bohong, buat apa saya bohong!" teriak Marsya, "saya … saya sudah diancam sama orang itu. Saya tidak boleh cerita sama siapapun. Termasuk sama kedua orang tua saya. Kalau saya berani cerita, apalagi sama kedua orang tua saya. Katanya mereka akan dibunuh." Marsya menang
Baca selengkapnya
Bab. 5. Aku lagi baik sama kamu
Ketika Marsya sudah sampai di rumah baru orang tuanya. Marsya tidak sengaja mendengar pembicaraan pak Bowo dan Bu Tasya. Dia tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya.Marsya seakan hilang keseimbangan di saat dia mendengar ucapan pak Bowo. Untung saja Reval langsung sigap memegang badan Marsya. Reval menatap wajah Marsya dengan penuh kasihan.Marsya menutup mulut dengan tangan kanannya. Tidak terasa air mata jatuh di pelupuk mata Marsya. Bibir Marsya seakan kelu dan dia menggelengkan kepalanya beberapa kali."Sudah jangan ditangisin. Ayo, kita keluar," bisik Reval. "Tapi …." Marsya meneteskan air matanya."Sudah, ayo!" Reval memegang tangan Marsya lalu membawanya keluar.Marsya melonjak kaget. Akan tetapi, Marsya tetap mengikuti sang suami berjalan. Tangan Marsya dipegang erat oleh Reval. Sang istri menangis sambil berjalan mengikuti sang suami. "Sudah jangan menangis, buat apa kamu tangisin mereka." Marsya hanya mengangguk lalu menghapus air matanya. Dia kemudian melihat R
Baca selengkapnya
Bab. 6. Pura-pura tidak tahu
"Apa!" kamu jangan mengada-ada, Reval. Sejak kapan kamu bisa akting?" "Terserah kamu mau percaya atau tidak. Yang jelas Marsya memang istriku." "Kamu sedang mabuk, 'kan? Tidak, pokoknya aku tidak percaya kalau dia adalah istrimu. Sejak kapan kamu menikah? Kalau kamu sudah menikah sama dia. Kemarin malam buat apa kamu tidur denganku, kita sudah bercinta dan kamu sendiri yang bilang kalau dia adalah pembantu." "Iya, kemarin adalah kesalahanku. Aku sedang marah sama dia. Makanya aku berbuat begitu sama kamu dan ingat kita tidak bercinta malam itu!" Reval menunjuk wajah Angel.  "Jadi aku hanya pelampiasanmu saja. Tetap saja kamu sudah menikmati tubuhku! Aku tidak terima pembantu ini istrimu!" Angel menatap tajam wajah Marsya. "Pergi kamu. Ayo, pergi!" Reval menarik tangan Angel. "Tidak, aku tidak mau! Aku cinta sama kamu, Reval. Aku mohon jangan usir aku." Angel mengangkat kedua tangannya memohon. Reval malah menyunggingkan se
Baca selengkapnya
Bab. 7. Ada apa dengan Reval?
Angel merasa geram kepada Reval dan juga Marsya. Bisa-bisanya mereka jalan bersama. Reval yang seharusnya menjemput dirinya, mereka malah pulang berduaan. "Aku akan buat perhitungan dengan kalian. Apalagi kamu Marsya. Ingat, Marsya kamu sudah dibilang pembantu sama Reval. Reval milikku, milikku selamanya!" Angel melempar parfum dan yang lainnya yang ada di atas meja rias.***Marsya sedang berada di kamar Reval. Dia tiduran di atas sofa sambil melihat-lihat galeri ibunya di ponsel. Dia menatap wajah sang bunda sambil tersenyum.Marsya begitu rindu dengan ibunya. Walaupun Marsya sudah tahu kalau Bu Tasya bukanlah orang tuanya. Akan tetapi, tetaplah Bu Tasya telah merawat Marsya. Akhirnya,  Marsya menghubungi Bu Tasya melalui ponselnya. "Hallo, Bu." Mata Marsya berkaca-kaca."Marsya! Ya, ampun Marsya ibu kangen sama kamu," jawab bu Tasya  di balik ponsel."Iya, Bu. Marsya juga kangen sama, Ibu. Ibu baik-baik saja,
Baca selengkapnya
Bab. 8. Salah aku apa?
Ketika Angel sedang marah dan menjambak rambut Marsya. Reval telah pulang dari perusahaan. Dia merasa geram terhadap Angel karena Angel malah menjambak rambut sang istri."Reval! Kamu sudah pulang?" Angel langsung melepaskan rambut Marsya."Pergi kamu! Ngapain kamu datang ke rumahku lagi, hah? Tidak tahu diri, belum jelas aku bilang apa sama kamu. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, Angel." Reval menatap tajam wajah Angel.Sementara Marsya hanya terdiam dan menunduk."Reval please, aku mau balik lagi sama kamu, Sayang. Aku cinta kamu, aku tidak mau kehilangan kamu." Angel mengangkat kedua tangannya memohon.Reval menyunggingkan senyumnya. Ia kemudian berjalan ke arah Angel yang sedang duduk di sofa bersama Marsya. Reval sama sekali sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi kepada Angel."Ayo, pulang kamu! Aku sudah menikah. Jadi kamu tidak usah menggangguku lagi. Paham kamu!" Reval menarik tangan Angel."Aku tidak mau. Lepaskan
Baca selengkapnya
Bab. 9. Kamu sudah cantik
Reval menatap tajam wajah sang istri yang sedang berada di bawah tubuhnya. Jantung Marsya seakan  mau copot karena ditatap sebegitunya oleh sang suami. Tatapan yang membuat semua para wanita dimabuk kepayang. "Kenapa? Kamu terpesona melihat ketampananku? Asal kamu tahu semua wanita menginginkanku. Mereka berharap ingin bercinta denganku. Jadi kamu adalah wanita paling beruntung karena bisa bercinta denganku dan menjadi istriku." Reval mendekatkan wajahnya ke arah Marsya. Reval menciumi bibir Marsya. Marsya merasakan ciuman tersebut. Ciuman malam ini sangat berbeda dirasakan oleh sang istri. Reval mencium bibir Marsya dengan begitu lembut.  Marsya secara refleks membalas ciuman Reval. Sang suami begitu senang di saat sang istri membalas ciumannya.  Akhirnya, mereka pun bercinta dengan begitu panas. Tidak bisa dipungkiri Marsya sangat menikmatinya. Sentuhan-sentuhan dan ciuman lembut Reval membuat Marsya tidak berdaya.  "Ada
Baca selengkapnya
Bab. 10. Sakit yang teramat sangat
Akhirnya, Marsya sudah tidak bisa menahannya. Niat hati tidak ingin mengatakan hal itu. Namun, perkataan Pak Bowo membuat Marsya geram. "Marsya kamu bicara apa? Kamu anak Ibu dan Bapak. Kamu jangan berkata seperti itu." Bu Tasya memeluk Marsya. "Ke mana orang tua Marsya, Bu? Kenapa Marsya bisa sama, Ibu dan Bapak?" Marsya memeluk erat Bu Tasya sambil menangis tersedu-sedu. Pak Bowo sama sekali tidak merasa simpatik kepada Marsya. "Sudah-sudah ngapain kalian pada menangis. Tidak penting, cuma masalah anak kandung atau bukan. Tahu dari mana kamu, kalau Bapak sama Ibu bukan orang tua kandungmu?" tanya Pak Bowo. Bu Tasya melepaskan pelukan Marsya. Dia lalu mengusap pipi Marsya yang sudah basah oleh air mata. Bu Tasya tidak habis pikir dengan kelakuan suaminya.  "Bapak tidak perlu tahu! Toh, itu tidak penting, 'kan buat, Bapak. Marsya benci sama, Bapak. Bapak jahat!" Marsya berlari meninggalkan Pak Bowo dan Bu Tasya. "Mau ke mana kamu,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status