Share

Bab 23. Terpesona

Penulis: Saraswati_5
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-29 06:31:21
\

Jam di dinding baru saja menunjukkan pukul tujuh kurang lima ketika suara bel pintu rumah berdentang.

Ratna yang saat itu sedang memastikan semua makanan tersusun rapi di meja makan, langsung menoleh ke arah pintu depan. Galih yang duduk di ruang tamu pun ikut berdiri.

“Sepertinya itu tamu kita,” ujar Galih pelan.

Tidak lama, Bik Marni membukakan pintu. Tiga sosok berdiri di ambang pintu: Raja, Winda serta Ashraf sendiri yang tampak rapi dalam setelan abu-abu gelap dengan dasi warna senada.

Ia berdiri sedikit di belakang orang tuanya, ekspresinya tenang namun matanya terus melirik ke dalam rumah, seperti mencari seseorang.

“Selamat malam,” sapa Winda sambil tersenyum hangat.

“Selamat malam,” balas Ratna yang langsung menyambut mereka dengan ramah, “Silakan masuk. Wah, kalian datang lebih cepat nih.”

“Kami memang sengaja datang lebih awal. Supaya bisa ngobrol-ngobrol dulu,” sahut Raja sambil berjabat tangan dengan Galih.

Ashraf sendiri hanya mengangguk sopan ke arah Galih da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 72

    Pagi berlalu dengan atmosfer tegang di kantor Ashraf. Beberapa karyawan yang mengetahui perubahan posisi Ayu hanya bisa saling bertukar pandang, membicarakannya dalam bisik-bisik di balik meja kerja. Mereka tak menyangka Ayu, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi pemasaran, kini duduk tepat di depan ruangan Ashraf sebagai sekretaris pribadi.Namun, Ayu bersikap profesional. Ia membuka laptop, mencatat agenda rapat Ashraf hari itu, dan mulai membaca kembali beberapa dokumen penting yang diberikan oleh Arnold. Tak ada senyum, tak ada gumaman—hanya keseriusan yang terpancar dari wajahnya.Di dalam ruangan, Ashraf sesekali mencuri pandang ke arah Ayu dari balik kaca ruangan yang sedikit terbuka. Ada rasa bersalah yang sulit dihapuskan dari hatinya. Ia tahu Ayu merasa dipaksa, tapi ini satu-satunya cara untuk membuat istrinya tetap berada dalam jangkauannya.Ashraf menekan interkom.“Bisa masuk sebentar?”Ayu mengangguk dan berdiri, masuk ke dalam ruang kerja Ashraf.“Ya, ada yang

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 71

    Keesokan harinya, Ayu mulai bersiap-siap untuk berangkat kerja. Namun, pagi ini tidak sesemangat biasanya. Pagi ini Ayu dengan malas bersiap-siap. Kalian sudah tahu alasannya. Ya, alasannya karena ia harus menjadi sekretaris pribadi suaminya. Ceklek!Pintu kamar mandi terbuka, membuat Ayu menatap ke arah cermin besar di depannya dan melihat keberadaan Ashraf yang baru saja keluar dari dalam sana. Begitu pula dengan Ashraf, ia menatap Ayu yang tengah bersiap-siap. Tatapan mereka berdua bertemu, membuat Ayu dan Ashraf saling tatap untuk beberapa saat sampai akhirnya Ayu memalingkan wajahnya, mengambil anting-anting dan memakainya. Ashraf hendak mendekat ke arah Ayu, tapi terhenti ketika ia mendengar suara pintu kamarnya dan Ayu diketuk. Tok ... Tok ... Tok ... "Ada apa?" tanya Ashraf ketika pintu mobil terbuka dan melihat dara di sekitar gedung kantor Ashraf terasa berbeda bagi Ayu. Tidak seperti biasanya, kali ini ia melangkah dengan hati yang berat menuju kantor sang suami. Mesk

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 70

    Ayu menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di perusahaan papanya. Ia memarkirkan mobil di basement tempat biasa ia memarkirkan mobilnya. Dengan waspada Ayu keluar dari mobil, melihat ke sekeliling takut jika di sana sudah ada dua bodyguard yang ditugaskan Ashar. Namun, ia bisa bernapas lega ketika tidak ada tanda-tanda dari kedua bodyguard itu. Ayu masuk ke lobby. Sesekali ia tersenyum dan membalas sapaan dari beberapa karyawan papanya. "Selamat pagi, Bu Ayu.""Pagi," jawab Ayu sembari tersenyum ramah. Di sisi lain, Nathan yang sedang berbicara dengan rekan kerjanya menoleh saat mendengar suara Ayu. Ia tersenyum ketika melihat wajah Ayu yang mengukir senyum ramah pada setiap orang. Dengan segera, ia berpamitan pada rekan kerjanya dan berjalan menyusul Ayu yang sudah berdiri di depan pintu lift yang masih tertutup. "Selamat pagi, Ayu." Sapaan dari arah belakang membuat Ayu yang sedang menunggu pintu lift terbuka menoleh dan melihat Nathan yang sedang berjalan ke arahnya dengan s

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 69

    Ayu berhasil sampai ke pintu darurat yang mengarah ke parkiran basement. Napasnya nyaris habis, keringat membasahi pelipisnya. Dengan panik, ia menoleh ke kanan dan kiri, mencari celah untuk kabur. Matanya menangkap sebuah pintu keluar kecil di sisi kiri.“Semoga saja…” gumamnya sambil berlari ke arah pintu itu.Tangannya gemetar saat menarik handle pintu. Namun sebelum sempat membukanya sepenuhnya, sebuah tangan besar menarik lengannya dengan keras, membuat tubuhnya terhentak ke belakang.“Aaah!” jerit Ayu, tubuhnya berbalik paksa dan menabrak dada bidang seseorang yang begitu familiar.Ashraf.Napasnya memburu, rahang mengeras, dan matanya penuh amarah yang berusaha ia kendalikan. Wajahnya begitu dekat dengan Ayu hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya.“Kenapa lari, Ayu?!” suaranya berat, tertahan, namun jelas dipenuhi emosi.“Aku… aku harus pulang!” Ayu mencoba meronta, menarik lengannya yang digenggam kuat. “Lepaskan, Ashraf!”Namun genggamannya semakin kuat. Dengan satu gerak

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 68

    Ashraf berdiri di depan jendela ruang kerjanya, kedua tangannya bertumpu di tepi meja dengan napas memburu. Tatapannya kosong menembus kaca, namun pikirannya bergejolak. Telepon dari pengawal barusan membuat amarahnya memuncak.“Bagaimana bisa kalian kehilangan dia?!” bentaknya, suara rendah namun menggetarkan.“Tuan... kami—”“Diam!” Ashraf memutus sambungan telepon tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan. Ponselnya nyaris hancur di genggaman karena cengkeramannya yang terlalu kuat.Ia berjalan mondar-mandir, mencoba menahan diri agar tidak meledak. Namun semakin ia berusaha, semakin panas dadanya. Bayangan Ayu yang sengaja menghindar membuatnya tak bisa tenang.“Ayu...” gumamnya, rahangnya mengeras. “Kamu pikir kamu bisa lari dariku begitu saja?”Tanpa pikir panjang, Ashraf meraih kunci mobil di atas meja, jaket hitamnya ia sangkutkan di bahu, lalu melangkah cepat keluar ruangan. Para staf yang berpapasan dengannya hanya bisa menunduk, merasakan aura tegang yang memancar dari tub

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 67

    Ayu menoleh cepat ke arah sumber suara. Langkahnya terhenti ketika mendapati Ashraf berdiri tegap di belakangnya, mengenakan setelan kerja rapi dengan ekspresi wajah yang dingin namun jelas penuh emosi yang tertahan."Aku yang memerintahkan mereka untuk menghadang kamu," ulang Ashraf, suaranya berat dan tegas.Ayu mengepalkan tangan, matanya memancarkan kemarahan. "Kamu kenapa lagi-lagi mau ngatur aku, sih?" suaranya bergetar menahan emosi.Ashraf melangkah mendekat, sorot matanya tak lepas dari Ayu. "Aku sudah bilang, kamu nggak bisa pergi begitu saja Ayu.""Apa maksud kamu, Ashraf?!" Ayu hampir membentak. "Aku ini mau kerja, bukan mau melakukan hal yang enggak-enggak. Kenapa harus sampai ditahan begini?!"Ashraf menghela napas kasar, mencoba menahan amarah yang sejak tadi menguasai pikirannya. Ia teringat beberapa menit sebelumnya, di dalam kamar. Setelah Ayu pergi dengan keras kepala, ia mencoba menghubungi Arnold berulang kali. Tidak ada jawaban—hanya suara operator yang membuatny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status