Nuha terlihat panik saat melihat gedung apartemen tinggi yang seolah akan menelannya hidup-hidup. Dia mencengkeram seatbelt yang melingkari tubuhnya dengan erat. Sangat erat.Beberapa kali Darren mengetuk kaca jendela untuk meminta Nuha turun tetapi Nuha malah menggeleng cepat dengan raut wajah ketakutan. Aku ingin pulang ...Nuha berkata dalam hati.Darren bisa menangkap perasaan Nuha yang terlihat cemas. Dia pun masuk ke dalam mobil, duduk di seat belakang di samping Nuha. Dia menatap Nuha yang lebih memilih membuang tatapannya pada gedung yang terpampang di balik kaca jendela.“Kita akan pergi ke apartemenku. Temanku sudah menunggu karena lebih dulu sampai beberapa menit yang lalu,” ucap Darren dengan tenang, berusaha meyakinkan Nuha jika dia tidak seperti yang ada dalam pikirannya, berbuat kurang ajar padanya.“Nuha, dengarkan aku baik-baik! Aku tidak sedang dalam kondisi mabuk. Aku tidak akan berbuat senonoh padamu. Percayalah!” Darren tersenyum memandang wajah Nuha yang mulai
Akhir-akhir ini Aruni merasa bahwa Salwa bersikap berbeda tak seperti biasanya. Dia sedikit pendiam dan murung. Aruni berusaha untuk tidak ambil pusing. Barangkali Salwa tengah menjalani PMS sebagaimana mestinya seorang anak perempuan akil baligh. Setiap ditanya apakah dia memiliki masalah di sekolah, Salwa hanya mendecak dan menggeleng. Dia seperti menghindari sang ibu.Hingga suatu hari Aruni mulai menaruh curiga saat dia akan mengantarkan buku milik Salwa yang tertinggal di rumah. Tak biasanya mobil pickup yang biasa dia kemudikan mogok di jalan dan dia berpapasan dengan Hj Karim.“Kenapa Bu Aruni?” tanya Hj Karim yang melintas di jalan yang sama setelah memarkirkan mobil kepunyaannya. Dia melihat mobil Aruni yang tiba-tiba mogok di tepi jalan.Aruni menoleh seraya mengusap pipinya dengan punggung tangannya yang menghitam akibat cairan oli.Hj Karim tertawa melihat tingkah janda bening yang masih terlihat muda meski sudah beranak tiga tersebut. Semenjak ditinggal pergi Hilal, Arun
___________________Di sebuah arena balapan, segerombolan pemuda tengah asik memanaskan mesin motor hasil modifikasi mereka dengan penuh semangat untuk mengikuti motor racing, balap motor liar yang seringkali diadakan saat tengah malam di mana sebagian besar orang tengah terlelap. Biasanya mereka mengadakan balap motor tersebut sekitar pukul satu hingga pukul tiga dini hari.Mereka justru tengah memacu adrenalin mereka dengan mengikuti ajang uji nyali di jalanan untuk bersenang-senang dan mendapatkan hadiah yang disponsori oleh bengkel masing-masing joki, pembalap liar.Selain itu, ajang lomba balap liar seringkali dijadikan ajang taruhan untuk memperoleh hadiah berupa uang yang tak sedikit ataupun perempuan di mana salah satu peserta menjadikan kekasihnya sendiri sebagai taruhan.Mereka tidak takut kena razia polisi dan bahkan seolah menantang ketika dikejar oleh pihak berwajib, seperti memperoleh kesenangan tersendiri ketika mereka bisa melarikan diri. Padahal apa yang mereka lakuka
Udara di kaki gunung begitu menyegarkan dan sangat dingin, menyebabkan gigi gemeletuk dan bulu-bulu sekujur tubuh meremang seumpama jarum-jarum akupunktur. Seringkali hanya untuk mencuci muka saja ogah-ogahan. Air yang tersedia di sana ibarat air es yang sangat dingin, bersumber langsung dari mata air pegunungan. Namun semangat warga di sana tak pernah luntur, pagi buta sudah beraktifitas keluar rumah demi mengais rezeki, menyambung lidah anak istri. Diberkati tanah subur mengandung humus yang kaya nutrisi mereka memanfaatkan sumber daya alam dengan cara berkebun aneka sayur mayur dan buah-buahan. Aruni ialah salah satu warga yang diberkati keberuntungan tersebut. Tinggal di sebuah kawasan subur dengan panorama alam indah membuatnya betah menjadi seorang petani. Setiap pagi, Aruni bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Lalu Aruni mengantar anak-anak pergi ke sekolah sekalian pergi ke kebun karena satu arah. Namun jika Aruni sibuk maka anak-anak akan pergi ke sekolah
Nuha bangun tidur malas-malasan karena sejak semalam dia gelisah dalam tidurnya setelah melihat bayangan seseorang di balkon kamar dan kejadian listrik padam kemudian. Seolah ada sebuah keterkaitan antara penampakan sosok bayangan dan lampu yang mati. Seperti seseorang tengah menerornya, pikir Nuha.Siapa lagi kalau bukan Daniel Dash yang sekarang telah resmi menjadi adik iparnya.Untuk pertama kalinya Nuha bersedia tidur dalam satu ruangan dengan Darren Dash kendati tentu tidak satu ranjang. Darren Dash harus tidur di sofa bed. Setidaknya kehadirannya membuat Nuha merasa tenang sebab malam itu dia benar-benar ketakutan.Ke dua insan tidur akhirnya di penghujung malam. Nuha bangun lebih dulu seperti biasa. Dia bangun agak kesiangan sekitar pukul empat pagi. Namun dia masih bisa menyempatkan sholat qiyamul lail lalu diteruskan dengan shalat shubuh.Ingin rasanya membangunkan Darren tetapi rasanya sulit bagi bibirnya sekedar mengingatkan waktu shalat. Jangankan mengingatkan waktu sholat
Kini Nuha berada di samping Darren Dash, duduk di seat depan tak seperti biasanya dengan agak sedikit canggung. Nuha merasa malu dan rikuh karena kejadian sewaktu di jalan sekitar kampus. Pikirannya masih dibayang-bayangi Muhammad Attar hingga tanpa sadar memanggil Darren dengan Attar. Darren Dash tampak kecewa mendengar nama tersebut.Setelah merasa diperlakukan istimewa oleh Nuha karena dibuatkan masakan lezat sewaktu di rumah. Perasaan Darren Dash yang melambung seakan dihempaskan dari awang-awang saat mendengar Nuha bersuara tetapi memanggil nama lelaki lain, bukan nama suami. Namun Darren tidak boleh marah apalagi cemburu. Bukankah dirinya yang menyebabkan Nuha patah hati ditinggal oleh mantan tunangannya?Bunga yang sengaja Darren siapkan dari florist langganannya harus berakhir di tong sampah. Dia mungkin terlalu percaya diri bahwa Nuha sudah mulai membuka hati untuknya.Sepanjang perjalanan seperti sudah bisa ditebak. Satu kata yang mewakili hening. Percuma andai Darren mulai
Di area tribun sekolah Madrasah Aliyah Al Fatma.Gadis berkerudung putih itu tengah duduk sendirian di atas sebuah kursi penonton yang kosong, setengah melamun sembari mengayunkan kakinya. Pertandingan olahraga telah usai tetapi dia hanya ingin duduk sejenak rehat dari pikiran negatif yang menguras otaknya.Beberapa hari ini dia malas berada di rumah sehingga saat memiliki waktu luang dia lebih senang menghabiskannya waktunya di sekolah atau perpustakaan. Dia malas bertatap muka dengan sang ibu.Beberapa pekan ini rangkaian peristiwa telah berhasil mengejutkannya. Beruntung dia tidak terkena serangan jantung mendadak dan langsung menghembuskan nafas terakhir.Gadis itu terlihat murung dan sedih. Awalnya, dia merasa hidupnya berjalan normal dan bahagia. Namun kehidupannya semakin hari semakin tak bisa ditebak.Semua berjalan seperti normal dan tampak biasa tetapi pada kenyataannya timpang. Di luar dugaannya. Cukuplah kesedihan itu selepas kepergian sang ayah, pikirnya. Ternyata kesedih
Nuha tak bisa tidur karena merasa gelisah padahal seharian dia beraktifitas di kampus. Seharusnya dia merasa letih dan bisa tidur dengan lelap. Nuha adalah sosok pemikir sehingga selalu memikirkan banyak hal. Otaknya seperti sebuah layar yang menampilkan sejumlah memori satu per satu.Di antaranya fakta tentang Darren Dash yang ternyata bukan orang jahat. Nuha pernah menonton film yang mengisahkan tentang seseorang yang dijebak dengan diberi minuman yang berisi obat perangsang maka orang itu akan tak sadarkan diri karena berada dalam pengaruh obat tersebut. Darren Dash di sini bisa jadi korban pula yang dimanfaatkan oleh adik durhakanya.Nuha mulai berpikir jernih.Biasanya kakak-beradik itu memiliki karakter yang mirip. Namun apa yang Nuha lihat mereka terlihat berbeda. Yang satu dewasa dan mandiri sedangkan yang satu lagi kenakan-kanakkan, urakan dan bad boy.Yang membuat Nuha merasa tersentuh ialah saat mengetahui bahwa Darren Dash mengubah keyakinannya demi bisa bertanggung jawab