Ditalak Usai Melahirkan

Ditalak Usai Melahirkan

By:  Ina R  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
48Chapters
5.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Laila, harus menanggung perihnya dicampakkan usai melahirkan anak perempuan yang tak diinginkan keluarga suaminya, bahkan pulang dari rumah sakit ia langsung dikenalkan dengan calon istri baru untuk suaminya. keluarga suaminya menginginkan anak laki-laki yang nantinya bisa menjadi generasi penerus bagi keluarga mereka. Lalu, berhasilkan mereka mendapatkan genarasi penerus yang diharapkan, setelah Adam menikahi Farah? dan bagaimana kisah Laila dengan putri semata wayangnya yang akhirnya harus berjuang sendiri? ikuti kisahnya dalam novel ini, 'Ditalak Usai Melahirkan'.

View More
Ditalak Usai Melahirkan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
48 Chapters
Lebih Tajam dari Pis4u
"Kenalin, La! Ini Farah calonnya Adam!" Laila yang baru saja menginjakkan kaki di ambang pintu, langsung terhenyak mendengar Bu Ratmi--Ibu mertuanya berkata demikian.Entah apa maksud dari ucapan mertuanya yang tiba-tiba mengenalkan perempuan lain, dan mengatakan kalau itu calonnya Adam--- suaminya.Padahal, ia baru saja pulang dari rumah sakit pasca melahirkan, dan langsung dihadiahi dengan hal yang sama sekali tak terbayangkan olehnya. Bercandakah?"Ma--ksud Mama?" tanya Laila gugup, ia berharap apa yang baru saja didengarnya hanyalah candaan saja, walau kedengarannya begitu menyakitkan.Bu Ratmi menghela napas, kekesalan di wajahnya begitu kentara mendengar pertanyaan menantunya yang terlihat pura-pura tak mengerti. "Kamu tahu, 'kan dikeluarga ini Adam satu-satunya anak laki-laki, kedua kakaknya perempuan dan anaknya juga perempuan. Keluarga ini butuh generasi penerus, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi, kamu tidak bisa melahirkan anak laki-laki, bahkan anak pertama kalian y
Read more
Seseorang yang Datang Membela
"Lho-lho, itu kenapa barang-barangnya banyak sekali?" ucap Bu Ratmi heran begitu melihat Laila, dan Mbok Jum muncul."Maaf Nyonya, Tuan saya mau mengundurkan diri, dan ikut Non Laila!" ucap Mbok Jum takut-takut."Apa? Apa saya gak salah dengar?" tanya Bu Ratmi dengan mata melotot, ia tak habis pikir dengan apa yang ada dilakukan pembantunya tersebut."Ti--dak, Nya saya mau ikut, Non Laila," jawab Bi Jum gugup, kepalanya tertunduk."Heh! Kamu pikir Laila bisa kasih kamu makan?" desis Bu Ratmi dengan nada merendahkan."Laila, kalau kamu mau pergi, pergi saja tidak usah ngajak-ngajak Bi Jum segala, punya apa kamu? Memangnya kamu bisa gaji pembantu? Orang ngidupin diri kamu sendiri aja belum tentu mampu!"Dada Laila bergemuruh, entah kerasukan apa perempuan yang beberapa menit yang lalu sudah menjadi mantan mertuanya tersebut, kenapa bicaranya seperti orang tak berakhlak saja."Maaf, Nya. Bukan Non Laila yang ngajakin. Tapi, saya sendiri yang mau," jawab Bi Jum cepat begitu mendengar sang
Read more
Terkejut
Baru beberapa saat Laila dan Bi Jum melangkah tiba-tiba terdengar suara benda jatuh, dan seketika mengalihkan perhatian Arga, dan yang lainnya. Mata Arga langsung membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia tersentak."Mbak Laila?" Pekik Arga panik. Lalu, melangkah lebar-lebar ke arah Laila yang saat ini tengah tak sadarkan diri.Bi Jum yang melihat Laila pingsan juga tak kalah panik. "Ya Allah Gusti, Non Laila?" Cepat-cepat Bi Jum mengambil alih bayi mungil yang saat ini tengah menangis, mungkin ia juga terkejut gara-gara ibunya pingsan, beruntung tubuh kecilnya tidak kenapa-kenapa."Mbak, bangun Mbak! Mbak kenapa?" ucap Arga berusaha membangunkan Laila."Alah paling pura-pura pingsan itu," ucap Bu Ratmi yang ternyata sudah berdiri di belakang mereka.Arga menggeleng tak percaya mendengar kalimat yang keluar dari mulut perempuan yang disebut budenya tersebut, alih-alih membantu malah berkata demikian. Tak mau menanggapi, Arga kembali berusaha membangunkan Laila. Tetapi, nihil
Read more
Masa Lalu
Saat Arga akan berbalik, mata mereka bertemu, dan menimbulkan keterkejutan di antara keduanya."A--rga?" "K--amu?" balas Arga yang juga tak kalah kaget melihat Yuna ada disini. 'Kenapa? Kenapa mereka harus bertemu lagi?' Batin ArgaLalu, pandangan Yuna beralih ke botol susu bayi yang dipegang Arga dengan tatapan penasaran. Ada banyak tanya yang berkelindan di kepalanya melihat lelaki yang pernah mengisi hari-harinya ada di sini, sembari memegang botol susu. Sudah menikahkah dia? Batin Yuna bertanya. Hubungan mereka yang nyaris ke jenjang yang lebih serius harus kandas, terhalang restu orang tua. Mengingat itu membuat hati keduanya terasa sesak.Ya, Yuna di jodohkan dengan lelaki lain, anak sahabat ayahnya, itulah yang membuat hubungan mereka yang sudah serius harus kandas. Arga yang sudah matang dengan pilihannya, akhirnya memilih mundur, bukan tanpa alasan. Tetapi, siapa sangka kalau ternyata Yuna juga tidak jadi menikah karena laki-laki yang dijodohkan dengannya yang ternyata buka
Read more
Berbohong
"Adam? Mau kemana kamu?" Perasaan Adam seketika ciut, dan setelahnya, perlahan ia berbalik menghadap perempuan yang baru saja bertanya padanya.Dadanya berdebar, niat mau diam-diam malah seperti maling yang ketangkap basah. Gugup itulah kiranya gambaran yang tepat untuk menggambarkan perasaannya saat ini."Eh, M--ama.""Kamu mau kemana? Bukannya tadi kamu bilang mau istirahat karena capek?" tanya Bu Ratmi, matanya memindai Adam dengan tatapan penasaran."Eum ... I--tu, Ma, A--dam mau keluar sebentar, ada sesuatu yang harus dibeli," ucap Adam, kerongkongannya sedikit tercekat usai mengucapkan kalimat dusta tersebut. Ia terpaksa berbohong, sebab jika Bu Ratmi tahu kemana sebenarnya tujuannya tentu tidak akan diizinkan."Kamu gak lagi bohongin Mama, 'kan? Bukan untuk nemuin perempuan itu?" tebak Bu Ratmi yang seketika membuat wajah Adam menegang."B--ohong? Ya enggaklah, Ma. Lagian untuk apa?" Adam sengaja balik bertanya agar sang Mama percaya, sementara jantungnya memompa terasa begitu
Read more
Arga Kembali
Perlahan Adam memutar knop pintu, begitu pintu terbuka sempurna ia terperanjat melihat seseorang yang tengah berdiri di depannya."A--rga?" Adam terkejut setengah mati melihat sepupunya itu tau-tau berdiri di depan pintu.Sama halnya dengan Adam, Argapun tak kalah terkejut melihat Adam keluar dari ruangan Liala. Bagaimana tidak, lelaki yang sejak Laila pingsan memilih tak peduli itu tiba-tiba ada disini."Adam? Ngapain kamu disini?" tanya Arga heran, sepasang alisnya bertaut."Eum ... A--ku nemuin Laila." Gugup Adam menjawab, sebenarnya ia ingin berkilah, tetapi sudah terlanjur ketahuan percuma juga berbohong.Arga yang belum tahu pokok permasalahannya hanya mengangguk, meski dalam hati menyimpan rasa penasaran."Kamu sendiri ngapain masih disini?" tanya Adam, ia nampak tak suka melihat sepupunya itu memperdulikan Laila, bagian hatinya merasa tak rela, entah apa namanya, cemburukah?"Ada sesuatu yang tertinggal," jawab Arga sekenanya. Ia lupa meninggalkan nomor ponselnya untuk Laila,
Read more
Pulang
"Lho Adam?" Adam yang tak menyangka langsung dibuat spot jantung, begitu melihat Kakak perempuannya itu tiba-tiba ada disini."M--bak Arnie?" Mata Adam membola. "Kok, bisa ada disini?" Cepat Adam bertanya meski tak bisa dibohongi kalau saat ini dirinya tengah gugup setengah mati."Iya Mbak habis jengukin teman Mbak. Kamu sendiri ngapain disini?" Arnie bertanya balik."Eum ... A--ku?" Adam gemetar, ia bingung harus menjawab apa, pasalnya ia tahu kakaknya ini, setipe dengan mamanya mereka. Berbeda dengan kakaknya Marwah yang saat ini tinggal di luar kota, dan belum mengetahui apa yang terjadi dengan rumah tangga Adam."Jangan bilang kamu datang jengukin perempuan itu?" Mata Arnie menelisik, mencari jawaban dari sang adik.Adam tertunduk, ia kebingungan untuk mencari alasan.Menyadari itu Arnie menghela napas. "Astaga, bagaimana kalau Mama tahu kamu ada disini?" "Tolong, Mbak jangan kasih tahu Mama!" Adam memelas, berharap Kakaknya mau membantunya, dengan tidak mengatakan pada Mama mere
Read more
Kejutan
"Cobain deh Mas, salad buahnya! Enak banget," ucap Farah. Tangannya berusaha hendak menyuapi Adam, yang saat ini duduk di depannya."Eum ... Maaf aku lagi gak pengen, kamu aja yang makan!" tolak Adam. Ia sedang tak berselera makan, raganya saja yang saat ini tengah duduk disini tetapi pikirannya melayang, bahkan makannaya hanya diaduk-aduk saja. Padahal dulunya ini tempat favoritnya bersama Farah.Melihat Adam seperti tak berselera dan dari tadi banyak diam, membuat gadis cantik dengan bulu mata lentik itu penasaran. "Kamu kenapa sih, Mas kayak gak semangat gitu?" tanya Farah. "Mas ada masalah?" Farah menelisik wajah Adam dengan tatapan penuh, sembari melipatkan tangan di meja.Adam menggelang, perasaan yang sedang benar-benar tak enak. "Aku gak apa-apa," jawab Adam sekananya, ia benar-benar tak bersemangat setelah datang ke rumah sakit pagi tadi, dan mendapati kalau ternyata Laila sudah pulang. Entah pulang kemana?"Beneran, Mas gak apa?" Farah memastikan, karena tak biasanya Adam
Read more
Tamu yang Datang
"Ini buat Baby Aleia, semoga suka!" ucap Arga sembari mengakat dan mendekatkan stoller bayi berwarna putih-pink kedekat Laila.Laila masih bergeming, pipinya basah. Tak ada kata-kata yang mampu ia ucapkan untuk semua yang telah Arga berikan untuknya."Harusnya kamu tidak perlu melakukan ini, Ga! Aku sungguh tidak enak. Kamu sudah mau menampung kami disini saja aku sudah berterima kasih!"Meski Laila tahu membutuhkan itu, disisi lain ia juga merasa tak nyaman menerima pemberian Arga seperti ini, apalagi mengingat statusnya saat ini."Santai aja, Mbak. Aku menghadiahi ini untuk baby Aleia. Aku harap Mbak mau menerimanya!" Arga tersenyum.Laila, terdiam ia tak tahu harus berkata apa, percuma ia menolak Arga akan tetap memaksanya. Jika, nanti keadaanya sudah pulih mungkin ia akan memilih tinggal mengontrak, sementara Bi Jum biarkan saja bekerja di sini."Oh iya, tadi aku juga beli ini!" Arga menunjukkan kotak susu dengan gambar ibu meny*sui. "Aku gak tahu kamu suka rasa apa makanya aku be
Read more
Kemarahan Bu Ratmi
"Apa kamu sudah tidak waras?" tanya Bu Ratmi berang begitu mendengar penjelasan Adam. Bu Ratmi yang tadinya duduk langsung bangkit sambil berkecak pinggang."Bagiamana lagi, Ma? Dari yang aku baca haram menjatuhkan talak pada perempuan sedang ni*as," jelas Adam. Ia sengaja tidak mengatakan kebenaran dari mana ia tahu soal itu, jika tidak, urusannya akan semakin runyam."Jadi kamu ingin membawa perempuan si*lan itu lagi kesini?" tanya Bu Ratmi kesal.Adam sengaja mengatakan ini pada Mamanya, berhaharap Mama, atau pun orang suruhan keluarganya tidak mengusik Laila, walaupun ia juga tidak tahu keputusannya ini sudah tepat atau belum."Kenapa diam? Atau kamu sengaja mengarang cerita buat bohongi Mama?"Adam bergeming, ia tahu keputusannya untuk mengajak Laila kembali tidak akan dengan mudah diterima sang Mama apapun alasannya, hatinya seolah mati untuk menerima kebenaran."Adam tidak bohong, Ma. Kalau Mama tidak percaya Mama bisa tanyakan pada yang lebih ahli dibidangnya!" saran Adam, ia
Read more
DMCA.com Protection Status