Home / Urban / Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel / Pertarungan Final Melawan Manticore

Share

Pertarungan Final Melawan Manticore

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-11-18 19:09:19

Manticore berdiri di depan Peter dengan postur yang sangat menakutkan. Tubuh raksasa setinggi sepuluh meter itu memancarkan aura kematian yang sangat pekat. Sayap kelelawar yang compang-camping mengepak pelan, menciptakan angin yang membawa bau darah dan belerang.

Tiga ekor kalajengking meliuk-liuk di belakang punggungnya, masing-masing dengan sengat hijau radioaktif yang berdenyut seperti jantung. Mata merah yang menyala seperti bara api menatap Peter dengan tatapan penuh pembunuhan.

Peter berdiri dengan sangat tenang di tengah bukit kelam. Tanah hitam di bawah kakinya retak-retak, udara berbau besi berkarat yang sangat kental. Angin panas berputar di sekelilingnya, membawa debu hitam yang beterbangan.

Tapi kali ini berbeda.

Peter tidak datang dengan tangan kosong seperti dua kali sebelumnya.

Dari kantong tersembunyi di dalam jubahnya, ia mengeluarkan berbagai pil, elixir, ramuan herbal, dan token peningkat yang ia kumpulkan dari lantai-lantai sebelumnya dengan sangat hati-hati.

Pil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Kesalahan Fatal.

    Di dalam mobil sedan hitam yang terparkir dua puluh meter dari gang, ketiga dokter itu terdiam total. Terdiam dengan cara yang sangat tidak nyaman. Mulut terbuka tapi tidak ada suara keluar. Mata terbelalak tapi tidak berkedip. Tubuh kaku seperti patung.Ricardo masih memegang ponselnya dengan tangan yang gemetar hebat. Layar masih menyala. Titik merah masih berkedip. Video masih merekam.Tapi apa yang direkam sangat jauh dari apa yang ia harapkan.Bukan Peter yang terkapar. Bukan Peter yang dipukuli. Bukan Peter yang menangis memohon ampun.Tapi preman-preman yang mereka sewa dengan harga dua ratus juta. Preman-preman yang seharusnya menghancurkan Peter. Preman-preman yang sekarang tergeletak seperti boneka rusak."Apa... apa yang baru saja terjadi?" bisik Alexander dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tangannya masih mencengkeram setir, tapi sekarang karena ia butuh sesuatu untuk dipegang agar tidak jatuh. "Itu... itu tidak mungkin. Tidak ada manusia yang bisa bergerak secepat

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Lima Belas Detik.

    Dalam sekejap mata, dalam waktu yang bahkan tidak cukup untuk berkedip, Peter sudah bergerak. Tidak ada suara langkah kaki. Tidak ada debu yang terangkat. Hanya bayangan yang bergeser.Tongkat besi hanya mengenai udara kosong dengan bunyi desing yang sia-sia. Momentum ayunan yang terlalu kuat membuat pemimpin preman itu kehilangan keseimbangan. Tubuhnya terhuyung ke depan, hampir jatuh.Sebelum ia sempat menyeimbangkan tubuhnya, sebelum otaknya sempat memproses apa yang terjadi, tangan Peter sudah ada di sana. Mencengkeram pergelangan tangannya dengan kekuatan yang luar biasa.Cengkeraman yang sangat kuat. Seperti besi yang dipanaskan lalu didinginkan secara mendadak, mengunci dengan sempurna, tidak bisa dilepas, tidak bisa dilawan."Apa...?" Pemimpin preman itu hanya sempat mengeluarkan satu kata sebelum rasa sakit menyambar.Peter memelintir pergelangan tangan itu. Sangat perlahan. Sangat terkontrol. Setiap derajat putaran diperhitungkan dengan presisi. Lima derajat. Sepuluh derajat

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Jebakan Yang Direkam.

    Peter hanya berdiri di sana. Tangan masih di saku jaket. Wajah datar, tidak ada ekspresi sama sekali. Tidak ada ketakutan. Tidak ada kemarahan. Tidak ada apa-apa.Seperti sedang menonton pertunjukan teater yang sangat membosankan.Tidak jauh dari sana, sekitar dua puluh meter di belakang posisi Peter, sebuah sedan hitam mewah terparkir dengan kaca gelap yang hampir tidak tembus pandang. Mesin mobil mati, lampu padam. Hanya bayangan gelap di tengah kegelapan malam.Di dalam mobil itu, tiga pria duduk dengan napas tertahan. Jantung berdegup kencang. Keringat mulai membasahi pelipis meski AC mobil menyala penuh.Dr. Alexander Hartman duduk di kursi pengemudi, tangannya mencengkeram setir dengan sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih. Matanya terpaku pada adegan di gang melalui kaca depan, tidak berkedip. Napasnya pendek dan cepat.Dr. Marcus Wellington duduk di sampingnya, tubuhnya condong ke depan, matanya juga terpaku pada adegan yang sama. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kera

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Jebakan Di Gang Gelap.

    Malam menyelimuti Kota Wada dengan kegelapan yang sangat pekat. Langit tidak memiliki bintang, hanya bulan sabit tipis yang sesekali muncul di balik awan tebal yang bergerak lambat. Udara terasa dingin dan lembap, membawa aroma laut yang lebih kuat dari biasanya, bercampur dengan bau aspal basah dari hujan sore tadi.Peter Davis berjalan kaki di trotoar yang sepi. Ia sengaja meninggalkan mobilnya di parkiran rumah sakit, memilih berjalan kaki pulang ke apartemennya yang berjarak sekitar tiga kilometer. Bukan karena ia suka berjalan malam-malam. Bukan juga karena ia ingin berolahraga.Ia ingin merasakan malam ini. Ingin merasakan bisikan bahaya yang sejak tadi siang terus mengganggunya.Langkahnya ringan dan santai, seperti seseorang yang sedang menikmati jalan-jalan malam tanpa tujuan khusus. Tangan dimasukkan ke saku jaket hitam, postur tubuh rileks. Tapi matanya sangat tajam, mengamati setiap sudut, setiap bayangan, setiap gerakan sekecil apapun.Jalan yang ia lalui sangat sepi. Ter

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Bisikan Semakin Jelas.

    Peter menatap tangan Sandra yang menggenggam tangannya. Ia tidak menarik tangannya, hanya membiarkannya di sana, merasakan kehangatan dan kelegaan yang Sandra rasakan."Itu bagian dari tugas saya, Sandra," katanya dengan nada yang sangat tenang, sangat terkontrol. "Menyelamatkan pasien adalah prioritas utama. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap dokter."Sandra menggelengkan kepala pelan. "Tidak. Tidak semua dokter bisa melakukan apa yang kamu lakukan. Aku sudah bertemu banyak dokter dalam hidupku. Dokter terbaik, dokter termahal, dokter dengan reputasi internasional. Tapi tidak ada yang seperti kamu."Pintu terbuka tanpa ketukan. Dr. Vincent Chen masuk dengan clipboard di tangan dan stetoskop di leher. Wajahnya cerah, sangat berbeda dari beberapa minggu yang lalu saat ia pertama kali bertemu Peter. Matanya tidak lagi penuh arogansi, tapi penuh antusiasme dan rasa hormat."Peter," sapanya dengan nada hangat yang tulus. Ia menghampiri dengan langkah cepat, lal

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Sang Dokter Ajaib.

    "Pak Budi," panggil Lani dari meja resepsionis, "pasien nomor tiga nanti butuh terapi akupunktur untuk migrain kronis. Siapkan jarum ukuran 0.25 milimeter, ya."Budi mengangkat jempol tanpa berhenti bersiul. "Siap!"Jam menunjukkan pukul sebelas siang saat pasien terakhir keluar dari klinik dengan senyum puas. Peter membereskan ruang kerjanya dengan sangat teliti. Setiap buku dikembalikan ke rak dengan posisi yang tepat. Setiap alat dibersihkan dan disimpan di tempatnya. Meja dilap dengan kain bersih hingga permukaannya mengkilap.Ia mencuci tangannya dengan sabun antiseptik, menggosok sela-sela jari dengan teliti, lalu membilas dengan air mengalir selama dua puluh detik. Kebiasaan lama yang tidak pernah ia tinggalkan."Pak Wong," panggilnya sambil mengeringkan tangan dengan handuk bersih, "saya ke rumah sakit sebentar. Menjenguk pasien operasi kemarin."Pak Wong berdiri dari kursinya, menatap Peter dengan ekspresi khawatir yang ia coba sembunyikan. "Baik, Dokter. Hati-hati di jalan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status