Share

Bab 35

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 00:01:33

"Kemana aku harus mencari pekerjaan. Tak ada rumah sakit yang mau menerimaku selain rumah sakit milik Fadia." Pikirannya yang kacau membuat langkah Mahendra terasa berat.

“Aku ini lelaki … mana mungkin aku menerima bantuan Fadia, apalagi Angel. Bahkan Sifa. Aku harus berusaha sendiri,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh deru lalu lintas. “Tapi … bagaimana caranya aku bisa membuktikan kalau aku masih layak bekerja sebagai dokter? Bagaimana aku membuktikan, kalau semua tuduhan itu salah?”

Ia mengembuskan na pas panjang, menatap kosong ke arah lampu lalu lintas yang berkedip merah. Saat ia bersiap melangkah ke zebra cross, suara bentakan seorang pengendara motor memecah lamunannya.

“Oi! Minggir!”

Mahendra menoleh cepat. Matanya membelalak. Seorang wanita paruh baya di kursi roda berada tepat di jalur motor yang melaju kencang. Wanita itu tampak panik, tangannya berusaha memutar roda, tapi tubuhnya seperti kehilangan tenaga.

Tanpa pikir panjang, Mahendra berlari. Ia mendorong
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 35

    "Kemana aku harus mencari pekerjaan. Tak ada rumah sakit yang mau menerimaku selain rumah sakit milik Fadia." Pikirannya yang kacau membuat langkah Mahendra terasa berat. “Aku ini lelaki … mana mungkin aku menerima bantuan Fadia, apalagi Angel. Bahkan Sifa. Aku harus berusaha sendiri,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh deru lalu lintas. “Tapi … bagaimana caranya aku bisa membuktikan kalau aku masih layak bekerja sebagai dokter? Bagaimana aku membuktikan, kalau semua tuduhan itu salah?”Ia mengembuskan na pas panjang, menatap kosong ke arah lampu lalu lintas yang berkedip merah. Saat ia bersiap melangkah ke zebra cross, suara bentakan seorang pengendara motor memecah lamunannya.“Oi! Minggir!”Mahendra menoleh cepat. Matanya membelalak. Seorang wanita paruh baya di kursi roda berada tepat di jalur motor yang melaju kencang. Wanita itu tampak panik, tangannya berusaha memutar roda, tapi tubuhnya seperti kehilangan tenaga.Tanpa pikir panjang, Mahendra berlari. Ia mendorong

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 34

    "Kita lihat, bagaimana tanggapan ayah tercintamu saat melihat anak kesayangannya ada padaku?" kata Fadia saat wanita itu baru saja tiba di markas setelah memenuhi panggilan dari rumah sakit. Angel duduk terikat di kursi besi. Wajahnya lebam, darah mengalir dari pelipisnya. Di sampingnya, salah satu anak buah Fadia memegang senjata.Fadia berdiri tegak di hadapan Angel. Wajahnya dingin. Dia mengangkat ponselnya, menekan nomor Rocky.“Angkat, Rocky. Lihat siapa yang sedang gelisah di depanku.”Panggilan pun tersambung. Suara Rocky terdengar santai dan sinis dari seberang. “Fadia ... Kau masih hidup rupanya. Apa kabar gadis nakal itu?”“Anakmu sedang menjerit minta tolong. Aku hanya perlu satu peluru untuk mengakhirinya," kata Fadia sambil mengarahkan kamera ponselnya pada wajah Angel.“Papa! Tolong aku! Aku nggak sanggup! Aku salah, aku mohon …” jerit Angel dengan air mata yang bercucuran di wajahnya.“Dan kau pikir aku peduli?" sahut Rocy dengan nada datar dan dingjn.Fadia mengerutka

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 33

    "Mmpphhh!" Seseorang tiba-tiba membekap mulut Fadia saat wanita itu berjalan ke arah mobil.Lelaki itu menyeretnya masuk ke dalam mobil. Disana, ada empat pria bertopeng dan bersenjata. Fadia bisa saja menarik pistol di balik jaket kulitnya dan menghabisi mereka semua. Namun, matanya sempat menangkap sesuatu. Logo kecil yang ada di jaket salah satu pria itu. Mata Fadia menyipit, mencoba mengingat-ingat, dimana dia pernah melihat logo itu. Namun, hingga beberapa menit, Fadia beli bisa mengingatnya.“Cepat! Buruan jalan! Bos sudah menunggu kita di markas!” teriak salah satu pria bertubuh besar.Fadia tak melawan. Dia membiarkan mereka membawanya. Sudut bibirnya tersenyum tipis. “Jadi ini permainan kalian …”---mereka pun sampai di sebuah gudang kosong, Fadia diikat di kursi dengan kedua tangan di taruh di belakang. Di sekelilingnya, lima pria berjaga, lengkap dengan senjata.Seorang wanita berambut pirang masuk dengan langkah tegas. Angel."Seharusnya kamu tidak mengusik kebersamaanku

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 32

    "Apa yang kamu lakukan di apartemen suamiku?" suaranya terdengar tegas, datar, tapi tajam seperti pisau. Namun hal itu tak membuat Angel takut. Wanita ituhanya mengangkat bahunya santai, lalu mengibaskan rambutnya ke belakang. Tak lupa, dia tampilkan senyum sinis penuh ejekan."Aku hanya ke kamar kecil. Memangnya tidak boleh? Kamu tahu kan, setelah kita melakukan kegiatan intim, pastinya kita merasa tidak nyaman di bagian 'itu' kalau tidak segera mencucinya," jawab Angel sengaja menyelipkan provokasi dalam setiap katanya.Mahendra langsung tersentak, wajahnya pucat pasi.“Fadia, itu tidak benar!” serunya, sambil menggelengkan kepala. “Jangan percaya ucapannya. Kami tidak melakukan apa-apa. Dia hanya numpang ke kamar mandi tadi, aku bersumpah!”Fadia menoleh menatap suaminya, matanya mencari dan menggali—apakah ada kebohongan tersembunyi di wajah Mahendra. Tapi sejauh matanya menatap, dia hanya menemukan kejujuran … dan rasa bersalah. Tanpa berkata apa-apa, Fadia melangkah mendekat,

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 31

    “Mahendra, jangan sok setia. Fadia itu hanya memperalatmu!” Mahendra menunduk, menahan emosi. “Mungkin. Tapi aku akan tetap menepati janjiku.” Angel memicingkan mata saat Mahendra berdiri dari kursi dan bersiap pergi. Dalam satu gerakan cepat, dia meraih lengan pria itu dan menahannya. “Mahendra … jangan bodoh.” Suaranya terdengar pelan, tapi penuh tekanan. “Kau tahu dia hanya memperalatmu, kan?” Mahendra menatap Angel tajam, namun tak langsung menarik lengannya. Angel melangkah lebih dekat, mempersempit jarak di antara mereka. “Dia hanya ingin kamu menyembuhkan adiknya yang sekarat,” lanjut Angel. “Setelah itu, apa yang dia lakukan untukmu? Tidak ada, Mahendra. Bahkan adik tirimu, Reza—bisa menjual semua aset warisan ayahmu, dan dia … wanita yang kau bela itu, bahkan tidak berbuat apa-apa untuk menghentikannya.” “Cukup, Angel.” Mahendra menegakkan badan. Suaranya terdengar tegas. “Tunggu dulu,” Angel menarik napas dalam. “Apa dia pernah membantu mengungkap pengkhianata

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 30

    "Bisa kita bertemu? Kudengar, kamu sedang tersandung masalah hukum. Mungkin, aku bisa memberimu solusi. Tanpa syarat apa pun." Mahendra mengernyitkan dahinya saat ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Angel terlihat disana. Meski sebenarnya Mahendra malas menanggapinya, tapi, rasa penasaran akan maksud gadis itu membuat Mahendra membuka aplikasi berlogo hijau itu. Matanya menyipit saat membaca pesan itu. Tangannya bergerak, jari-jarinya mengetik jawaban tanpa berpikir panjang: "Di kafe Pemuda. Besok jam 9 pagi." Tak lama, di tempat lain, Angel tersenyum menyeringai saat membaca balasan itu. Duduk di depan meja riasnya, dia menatap bayangannya di cermin. “Akan aku pastikan, kamu menjadi milikku, Mahendra,” bisiknya penuh kemenangan. “Fadia takkan bisa memberimu apa-apa, selain cinta bodoh dan air mata. Sedangkan aku? Aku punya segalanya.” --- Esok paginya, pukul 09.00 di Kafe Pemuda Mahendra datang dengan setelan kasual abu-abu, wajahnya letih namun tetap tampak tegas. Angel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status