Share

#025 Ayah yang Hidup

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-08-07 13:40:42

“Ayo, cepat!”

Bree menahan napas saat Aima dengan terburu-buru mengikat korset. Setelah beberapa minggu bebas, Bree akhirnya memakai korsetnya lagi, dan terasa menyebalkan. Karena napasnya sangat sesak. Bree tidak percaya dia dulu tahan memakai korset seperti ini.

Aima dengan kecepatan tinggi, memakaikan gaun Bree dan merapikan rambutnya. Mereka harus bergerak cepat.

“Apakah sudah?”

Bree mematut kepantasan sekali lagi di depan cermin, saat Aima memasang kalung di lehernya.

“Sudah, Duchess. Ini yang terakhir,” kata Aima.

Bree mengangguk. Cukup puas dengan penampilannya, meski dia lebih menyukai celana yang tadi. Penampilan ini membuatnya teringat pada Bree yang lemah, Bree yang lama.

Bree menarik napas panjang. Menyingkirkan semua suasana hati buruk, lalu berjalan keluar.

Bree nyaris berlari menuju teras kastil tempat penyambutan ayahnya. Tapi meski sudah terburu-buru, Bree sedikit terlambat. Ayahnya sudah turun dari kuda, dan disambut oleh Rad.

Langkah Bree terhenti sebelum mencapai p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
aisakurachan
^⁠_⁠^ mudah2an suka terus ya
goodnovel comment avatar
aisakurachan
udah nih :))
goodnovel comment avatar
carlotta
hidup lagi jd pintar sangat menyenangkan utk dibaca,ada novel yg hidup lagi mlh tetap bodoh hahaha...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 24 - Perasaan yang Sebenarnya

    “Kau tidak ingin menghilangkan rasa tidak enak itu?” tanya Bree, sambil duduk di samping Rad yang sedang melamun, di teras samping kastil. Sore musim panas hari ini cukup sejuk dan indah. Tapi Rad tidak ada di sana untuk menikmati pemandangan. Dia sedang memikirkan nasib ibunya. Rad berpaling, lalu menarik Bree mendekat sampai menempel, dengan senyum simpul. “Penawaran menggiurkan, tapi aku tak ingin membuatmu lemas.” “Hanya akan sebentar.” Bree memaksa, karena memang dia hanya akan lemas sebentar saja. Perubahan yang menurut Rad amat menggembirakan. Jika manusia biasa akan semakin merasakan candu pada bisa vampir, maka tidak dengan Bree. Dia justru seperti memupuk ketahanan diri. Bree masih terpengaruh oleh bisa Rad—merasa ringan, hangat dan lainnya, tapi terkadang tidak sampai pingsan, terutama saat Rad minum dalam jumlah sedikit. Bree tetap sadar selama Rad menggigitnya. Perubahan positif karena waktu Rad, dan dan Rad sangat berterima kasih untuk itu. Dia tak lagi perlu meng

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 23 - Kompromi yang Penuh Kemakluman

    “Rad?” Rome menyahut heran. “Ya. Maaf telah merepotkan.” Rad mencoba untuk terlihat tidak panik. “Apa…” Rome menatap Amory yang pingsan di tangan Rad, dan akhirnya mengenali siapa dia. “Itu ibumu?!” Rome terkejut. Dia tadi menyerang tanpa melihat, karena melihat Abel dalam bahaya. Rad mengangguk dengan wajah serius. “Dia kelaparan, jadi… Aku harap Hunter lain tidak ada yang menjadi korban.” “Tunggu.” Rome memegang kepala, dan memandang sekitar. Kebingungan. Tiga Hunter junior dan tentu Abel tergeletak. Tapi jelas semua hidup. Hunter selain Abel mengerang kesakitan, sedang Abel kini tampak mencoba duduk dengan memegangi tangannya yang jelas patah. “Ini sudah lebih dari sekadar kelaparan… Ini kacau.” “Tapi tidak ada yang mati, jadi ibuku masih bebas.” Rad langsung menyebut fakta yang sudah pasti. Rome terlihat mengeluh. “Memang tidak ada, tapi dia membuat banyak orang terluka.” “Memang, tapi perjanjian tetap mengatakan membunuh manusia, dan saat ini tidak ada yang mati.” Rad

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 22 - Bujukan yang Nyaris Berhasil

    Hanya untuk kali ini, serangannya tidak mudah berhasil. Amory yang telah bermata hitam, jauh berbeda dengan yang tadi. Bukan hanya sudah memasuki mode liar, sekarang dia tak lagi harus menahan napas Maka Amory telah menjadi Amory yang biasa, dan lebih ganas. Serangan Hunter Junior yang tadi terlihat begitu ampuh, dan bisa memenangkan pertarungan dengan mudah, kini tidak lagi berarti. Sekejap saja, mereka terlontar dan terlempar ke segala arah. Terpuruk sambil mengerang kesakitan akibat luka yang mengerikan pada tubuh mereka. Cakar Amory menyayat, meneteskan darah merah di rerumputan musim panas. Abel juga ikut menjadi sasaran, hanya saja dia lebih ahli dalam menghindar. Beberapa kali, Abel lolos dari cengkraman tangan bercakar Amory. Dan Abel terus memanggil nama Amory, ingin membuat Amory sadar. Tapi segala usahanya tidak menampakan hasil. Kini mereka hanya tinggal berdua, saling menyerang—Amory menyerang, sedang Abel bertahan dan menghindar. Hal yang semakin lama semakin sul

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 21 - Serangan yang Kedua

    “Kalian menjauh darinya!” Abel kini tak peduli lagi, dia mendekati Amory, tapi berhenti dan mengernyit heran, saat melihat Amory mundur menjauh. Abel ingin bertanya kenapa, tapi perhatiannya teralih karena jengkel. Melihat Hunter lain dengan terang-terangan menilai Amory dengan mata penuh nafsu, membuatnya kesal.Jelas saja air liur mereka menetes saat membayangkan bisa membayar Amory untuk menghangatkan ranjang. Amory tangkapan yang menakjubkan, dan bisa diraih dengan uang. “Pantas saja kau posesif. Aku juga akan bersikap sama jika punya teman tidur semolek ini. Berapa harganya? Pasti tidak murah jika wajahnya seperti ini.” “Aku sudah katakan, jangan bicara sembarangan!” bentak Abel. Dia jarang marah, tapi jelas sekarang amat marah saat ini. Abel menyesal membiarkan mereka berpikir Amory adalah wanita bayaran. “Hah? Aku hanya ingin tahu berapa harganya, tidak perlu sampai marah seperti itu!” Hunter yang berada di dekat Amory, kini mengulurkan tangan untuk menyentuh pipinya, tap

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 20 - Gadis yang Unik

    "Amory?" Abel melupakan kalau seharusnya dia tidak memanggil nama Amory di depan Hunter lain. "Kau mengenalnya?" Salah satu Hunter seketika bertanya padanya. “Eh? I…iya.” Abel tidak mungkin menghindar dengan tiba-tiba berkata tidak, karena jelas tadi dia sudah memanggil nama Amory. Tapi kemudian Abel kebingungan untuk menjelaskan soal bagaimana bisa dia mengenal seorang gadis yang berada di tengah hutan saat tengah malam seperti ini. “Apa dia gadis yang mengunjungimu kemarin?” Hunter yang lain menyahut. “Diam.” Abel menolak menjawab yang itu. Dan Abel kecewa setelah mendengar pertanyaan itu. Hunter yang baru itu memiliki kewaspadaan yang rendah. Mereka seharusnya sadar jika keadaan yang terjadi saat ini sungguh aneh. Ada seorang gadis muncul di kegelapan, dan mereka menganggap itu biasa. Mereka langsung merasa santai begitu Abel terlihat mengenal sosok yang mendekati mereka. Sikap yang amat salah. Hunter seharusnya curiga pada hal aneh, sekecil apapun itu. “Kau benar-benar

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 19 - Tugas yang Berganti

    “Halo! Apa ada orang di rumah?” Abel mengedipkan mata, saat Rome menjentikkan jari di depan wajahnya. “Oh ya? Ada apa?” Abel kaget, lalu memandang sekitar. Saat itu, Abel baru menyadari kalau seluruh Hunter yang ada di ruangan pertemuan itu sedang menatapnya. Rome baru saja bicara padanya, dan jelas sekali, Abel tidak mendengar karena melamun. Rome melipat tangannya yang kekar di depan dada, lalu menatap Abel. “Apa kau baru saja mengabaikan semua kata-kataku?” tanyanya. “Tidak! Tentu tidak!” Abel menggeleng dengan panik. “Aku mendengar semuanya.” Abel menambahkan, saat Rome menatapnya tak percaya. “Coba ulangi apa yang aku katakan kalau begitu.” Rome menopang kepala dengan tangan, menunggu Abel bicara sambil tersenyum. “Itu… Kau ke sini karena ingin mengumumkan rotasi pergantian Hunter yang bertugas di sini,” kata Abel. “Benar. Itu tujuanku datang ke sini. Tapi bukan itu isi dari penjabaran yang kau abaikan tadi,” balas Rome. Abel menunduk sambil menggaruk kepalanya yang tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status