LOGIN“Aku tidak melakukannya, Bree! Aku mohon dengarkan aku.”
Bree tidak mendengar apapun. Saat ini pikirannya terhempas oleh kenyataan mengerikan yang baru saja terjadi di hadapannya. Tidak hanya satu, tapi dua. Dua kematian yang kini mengesahkannya menjadi sebatang kara.
Rad tidak bisa menembus pikiran Bree yang telah penuh nestapa dan prasangka. Prasangka pada Rad yang sebenarnya tidak masuk akal lagi. Tapi Bree tidak peduli pada masuk akal saat ini. Dia hanya ingin melampiaskan duka, dan amarah, sedang yang tersisa hanya Rad.
Bree menyabetkan pedangnya pada Rad entah untuk kesekian kali. Terus menyerang, dan Rad terus menghindar. Tapi Rad tentu sadar jika dia tidak mungkin menghindar selamanya, dia harus membuat Bree berhenti.
Rad bertindak, pada ayunan pedang yang berikut, dengan mudah Rad menangkap tangan Bree, lalu merebut pedang dan melemparnya menjauh. Rad lebih khawatir Bree melukai dirinya sendiri saat ini. <
“Tidak berhenti padaku. Masih ada Valois yang menghuni kastil itu.” Gael menunjuk langit warna merah yang semakin terlihat jauh. Tempat dimana kira-kira kastil Marseilles berada. “Dan kau pikir kami bodoh?” Amory menyahut, sambil bergeser dan berdiri samping Gael, berkacak pinggang karena jengkel.“Ayah dan ibumu mungkin tidak mengatakan apapun, tapi kami tahu kau tidak menikah dengan siapapun, dan Valois yang ada di sana adalah palsu.” Amory ikut menunjuk kejauhan. “Aku menikah!” bantah Gael, tapi matanya dengan aktif menghindari tatapan tajam Amory. “Ya, aku tahu kau menikah, dan mungkin tidur dengan istrimu itu, tapi kau tidak punya anak. Kau pembohong yang buruk!” Amory separuh menegur, separuh mengejek. Dan memang benar seperti yang dituduhkan Amory. Sudah sejak beberapa generasi, penghuni kastil Marseilles bukanlah Valois. Valois terakhir menghuni kastil itu adalah Gael. Dan sebenarnya sangat jelas, tidak mungkin disembunyikan, karena semua Valois setelah Gael adalah manus
RIBUAN MALAM LAIN BERLALU “Sekarang!” Gael memberi aba-aba dalam bisikan, setelah memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. Lima sosok bertudung yang ada di belakangnya, berlari mengikuti Gael yang menaiki tangga kapal, dan mereka semua sampai di atas geladak kapal dengan hembusan napas lega. “Ini yang terakhir,” kata Gael, kepada Rad yang berdiri di samping geladak. Rad mengangguk, lalu berlari menuju kemudi kapal. “Tarik jembatan dan jangkar!” Rad berseru, saat dengan ringan melompat ke belakang kemudi kapal. Dan perintahnya terlaksana. Vampir—yang memang sudah ditugaskan untuk mengurusi itu, bergerak mengangkat jangkar, dan tentu saja Gael ikut bergerak mengangkat jembatan. “TUNGGU!” Lengkingan bernada tinggi terdengar, dan Gael menyumpah. Mereka sejak tadi bergerak dalam rahasia, agar penghuni pelabuhan yang lain tidak tertarik. Dan lengkingan itu tentu menarik perhatian. Pelabuhan Marseilles tidak pernah tidur. Tapi karena Rad sudah memilih area yang cukup terp
“Aku akan…” “Gael, sudahlah.” Bree tidak ingin mereka bertengkar hari ini. Dia menenangkan Gael, lalu berpaling pada Rad yang masih menampakkan wajah tidak bersalah. “Dan kau, cukup!” Rad mengangkat bahu dengan santai. “Aku hanya ingin dia melakukan tugasnya.” “Kau mulai terdengar seperti ibumu saat bertemu denganku dulu. Memastikan kau mempunyai keturunan!” Bree mendengus.“Oh? Benarkah?” Rad mendongak heran. Rad hanya bermaksud mengingatkan, tidak sampai harus menuntut. “Ya. Karena itu jangan membahasnya sekarang.” Rad akhirnya kembali diam, merenung apakah dia memang terdengar seperti ibunya. Bree biasanya tidak berkomentar tentang masalah menikah ini, karena sebenarnya juga ingin Gael cepat menikah. Tapi Bree tidak ingin memaksa. Bree ingin hubungan Gael terjadi lebih alami. “Kau boleh menikah kapan saja. Terserah kau. Tapi ingat tentang Valois dan Donovan.” Bree memberi kelonggaran, tapi tidak akan membiarkan Gael melupakan. Gael mengeluh dalam hati, tidak berani lagi
RIBUAN MALAM BERIKUTNYA Pelabuhan Marseilles ramai seperti biasa. Selama beberapa tahun ini, pelabuhan itu tidak pernah sepi, selalu ramai oleh pedagang dari seberang, serta pembeli pastinya. Dan hal itu juga berarti kemakmuran. Tidak ada yang mengalahkan Marseilles dalam hal perdagangan. Kekuatan ekonomi kokoh yang dihasilkan oleh disiplin dan keputusan yang tepat dari Radford Valois selama berkuasa. Beberapa dari penghuni pelabuhan yang biasa, tentu merasa khawatir saat kekuasaannya berganti, tapi sejauh ini—setelah tiga tahun kekuasaan Duke Valois berganti, tidak ada hal buruk terjadi. Hanya saja Duke yang baru sangat jarang turun sendiri ke lapangan. Sebagai ganti dia mengirim anak buah—orang pilihan yang ditunjuk untuk mengawasi dan melaporkan apa yang terjadi. Tapi absennya Duke Valois yang baru itu bisa dimaklumi, karena dia tidak hanya mengurus Marseilles. Ada wilayah Le Mans yang sekarang juga sudah resmi menjadi wilayah kekuasaannya. Maka absennya Duke Gael Valois sanga
“Yang aku maksudkan adalah, kalian tidak lebih tenang daripada Elf, demikian juga Gael, karena dia tetap meminum darah. Karena itu, aku ingin meminta tolong kepada kalian.” Bree dan Rad sekarang mengernyit. Mereka mengira Sorrel akan mengatakan sesuatu hal yang menegur atau apa, bukan meminta tolong. “Aku ingin kalian menjaga Gael—bukan menjaga secara fisik, tapi menjaga sifat dan ketenangannya, agar dia tidak terlalu oleng pada sisi liar vampire. Dan aku harus mengatakan ini karena kekuatan elemen waktu bisa sangat berbahaya. Kalian tentu melihat buktinya seperti apa.” Amory terlihat ingin bicara, tapi Sorrel menghentikannya. “Iya, aku tahu kalian sudah jauh lebih tenang, melebihi vampir manapun di dunia ini, karena sudah tidak membunuh ketika makan. Tetapi itu belum cukup. Seorang pemilik elemen waktu harus bisa berpikir tenang dan bijak. Aku tidak tahu apakah nanti Gael akan memiliki kekuatan yang mirip dengan Ara atau tidak, karena bagaimanapun dia bukan Elf murni. Tapi jika m
Dan tentu saja Gael meraih bunga itu dengan kedua tangan, bahkan sebelum Rad maupun Bree bisa mencegah. Mereka tidak tahu apakah bunga itu boleh dipegang. Tapi tangan Gael tidak bisa menyentuh bunga itu. Bunga itu seolah dilindungi kekuatan bulat yang tidak nampak, dan Gael hanya bisa menyentuh bagian luarnya. Bocah itu tentu merasa kesal. Dia ingin menyentuh, tapi pukulan tangan tidak bisa meraih bunga itu. Sampai Sorrel berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Gael.. “Jangan terlalu kasar, kau tak akan bisa menyentuhnya.” Sorrel mengusap kepala Gael sambil tersenyum. “Apa kau menyukainya?” tanya Sorrel. Gael mengangguk. “Indah… Grand-mère Ara…” Gael sedikit kebingungan dengan apa yang dilihat, tapi paham bunga itu berhubungan dengan Ara. “Benar. Aku senang kau mengerti.” Sorrel berdiri, menatap Gael dengan senyum jahil. “Karena kau menyukainya, maka kau akan memilikinya… Ha.. Aku bercanda. Sebenarnya ini bukan pilihan, kau akan tetap memilikinya.” Sampai disitu Gael suda







