Beranda / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 114. Nyosor Mulu

Share

114. Nyosor Mulu

Penulis: OTHOR CENTIL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-22 09:15:59

"Kami memang sudah bertemu sejak 3 hari yang lalu, Diana. Jadi, jangan kaget kalau Shanum sudah tahu semuanya." seloroh Damar yang membuat Diana tersenyum kecut.

Padahal sejak 3 hari yang lalu Damar sudah ingin menemui Diana. Tapi, ia tak mau gegabah.

Ia ingin melihat bagaimana Diana bersedih saat kehilangannya, maka ia tidak berani mengusik lebih dulu.

Yudha pun menyarankan jika Damar harus bertemu dengan Diana di kantor kepolisian saja setelah Caroline mengakui semuanya.

Itu akan terasa lebih afdol dan aktingnya akan terlihat sangat sempurna. Dan ternyata benar, Damar bisa melihat betapa amarah Diana meledak saat melihat Carol yang mengakui semua kejahatan itu.

"Ha? Apa? Jadi kalian membohongi aku?" tanya Diana yang sangat kesal melihat wajah anak dan ayah yang sangat menyebalkan itu.

Bagaimana bisa dia dibohongi seperti ini? Astaga! Dia merasa seperti orang bodoh! Menangisi orang yang jelas-jelas masih hidup dan saat i
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ENAK, PAK DOSEN!   134. Tebar Pesona

    "Damar! Ini benar-benar kamu? Astaga, kamu..." Suara itu terhenti, sarat akan keterkejutan yang bercampur nostalgia."Kamu Yola, kan? Sejak kapan kamu keluar dari penjara?" tanya Damar, matanya tanpa sadar melirik sekilas ke arah wanita di sampingnya, seorang wanita yang memancarkan aura sensual yang kuat.Pertemuan tak terduga ini terjadi di sebuah lorong rumah sakit. Sebuah ironi, mengingat mereka terakhir kali bertatap muka dalam suasana suram rumah tahanan, tempat Damar menyaksikan pengakuan Carol, dan Yola menerima konsekuensi dari perbuatan buruknya.Yola tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak menutupi masa lalunya yang kelam."Mungkin sekitar sebulan yang lalu. Kau rupanya sudah menikah? Wow, cepat sekali. Selamat, ya," gurau Yola, tawa kecilnya terdengar meremehkan sekaligus jenaka.Damar menarik napas, berusaha mengendalikan suasana yang tiba-tiba tegang. "Oh, ya, kenalkan. Ini Diana, istriku."Damar memperkenalk

  • ENAK, PAK DOSEN!   133. Mas, Aku Telat

    Sudah tiga purnama berlalu, dan badai masalah pelik yang mereka hadapi telah mereda hingga ke akarnya. Status perceraian Damar telah resmi berakhir, dan beberapa hari setelah akta cerai keluar, pria berusia tiga puluh lima tahun itu segera mengesahkan pernikahannya dengan Diana.Siang itu, Diana menatap paras rupawan suaminya yang terlelap. Ini adalah akhir pekan, waktu ideal bagi Damar untuk quality time bersama keluarga. Namun, karena lelah luar biasa akibat urusan pekerjaan yang sangat menyita waktu, Damar memilih untuk berdiam di rumah dan terlelap sejak pukul satu siang.Liburan terpaksa ditunda. Tumpukan pekerjaan dosen dan urusan kantor masih menanti untuk diselesaikan."Aku sayang kamu, Mas. Jangan tinggalkan aku lagi," bisik Diana lembut, suaranya mengalun merdu tepat di telinga kiri Damar.Rasa cinta yang bergejolak pada pria di hadapannya sudah tak terbendung. Hati Diana bergetar setiap kali kulit mereka saling berse

  • ENAK, PAK DOSEN!   132. Siap Hamil Sekarang?

    Setelah keluar dari ruangan dokter, Damar segera mempercepat langkahnya, seolah ada magnet kuat yang menariknya menuju kamar perawatan sang istri. Pintu dibuka tanpa mengetuk, menampilkan sosok Diana yang sedang bersandar anggun."Mas, dari mana saja kamu? Katanya cuma sebentar mau kasih uang ke anak-anak? Kenapa lama sekali?" Diana memberondongnya dengan pertanyaan, nada suaranya memancarkan campuran rasa rindu dan keraguan.Tangannya yang lentik terus mengupas buah jeruk, sementara ia menyandarkan punggungnya pada hospital bed yang telah diatur meninggi."Itu... Tadi aku bertemu seseorang di sana," jawab Damar. Ia mencoba menjaga intonasi suaranya tetap tenang, walau tahu konsekuensi dari kalimat singkat itu."Siapa? Wanita? Mantan kekasihmu? Atau mantan teman kencanmu di masa lalu?" Raut wajah Diana seketika berubah, dipenuhi kecemburuan yang membakar. Ia selalu sensitif pada kehadiran wanita lain di sekitar Damar."Iya, wanita. Dan se

  • ENAK, PAK DOSEN!   131. Rencana Licik Damar

    Damar melangkah mantap kembali ke koridor Rumah Sakit, rasa lega menjalari tubuhnya setelah berhasil menuntaskan segala kekacauan yang ditimbulkan oleh sekelompok penjahat.Begitu membuka pintu kamar perawatan VIP yang mewah, ia disambut oleh kehangatan dan kekhawatiran yang terpancar dari suara istrinya."Mas, kamu dari mana saja? Kenapa lama sekali?" tanya Diana, sedikit tergesa, seolah menunggu kepastian.Di dalam kamar itu, suasana terasa akrab. Ada Halima dan Yanti, dua karyawan andalan Diana, yang duduk rapi bersama putri tunggal mereka, Shanum.Kedua wanita itu mengangguk hormat. Mereka diperintahkan untuk menutup toko laundry lebih awal dan fokus menemani Diana, sementara Damar menyelesaikan masalah di luar."Ada urusan mendesak yang harus kuselesaikan dengan cepat. Tapi tolong jangan khawatir, Sayang, semuanya sudah beres dan aman terkendali," jawab Damar dengan tenang.Ia segera mendekati ranjang, tatapannya beralih lem

  • ENAK, PAK DOSEN!   130. Rahasia Perselingkuhan

    Satria terkesiap, membeku saat dua laras panjang teracung di depan wajahnya. Hanya berbekal senjata api genggam biasa, ia hanya bisa terdiam tanpa suara."Apa kalian ke sini untuk mengantar nyawa?" tanya pria bertato itu, wajahnya penuh ancaman.Satria melihat mata laki-laki itu menghitam pekat. Seketika, nyalinya menciut, melenyapkan segala tujuan kedatangannya."Ada apa, Don?" tanya salah satu orang dari dalam ruangan."Ada tikus kecil yang ingin menyerahkan diri ke sarang. Mungkin ini suami dari tikus betina itu," jawab laki-laki yang dipanggil Don itu.Don menyeringai sinis, maju selangkah, membuat Satria refleks mundur dan menaiki anak tangga."Aku tidak ingin berbuat macam-macam. Aku hanya ingin menemui istriku. Tolong, jangan sentuh dia. Citra masih punya anak kecil yang butuh ASI. Kalian tidak melakukan apa-apa padanya, kan?" Pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari mulut Satria di hadapan para mafia."Aku

  • ENAK, PAK DOSEN!   129. Kau Cari Mati Rupanya

    "Mau apa dia menghubungiku?"Damar menyimpan ponselnya sambil melangkah menuju kendaraannya sendiri. Kemudian, ia terdiam sesaat setelah masuk ke dalam mobil, duduk nyaman di belakang kursi kemudi.Setelahnya, ia menginjak pedal gas pelan, meninggalkan tempat tersebut.Sekitar kurang lebih 2 km, ia meraih ponselnya yang tak henti-hentinya berdering.Lagi-lagi, pelakunya adalah Satria. "Apa aku harus memberitahunya kelakuan Citra?”Ia tampak berpikir sejenak sebelum mengangkat telepon tersebut.Setelah menepikan mobil ke bahu jalan, laki-laki itu langsung menarik rem tangan dan mengangkat panggilan telepon tersebut."Ada apa kamu menghubungi ku, Bang?" tanyanya tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.Damar terlalu benci dengan keluarga Satria. Bisa-bisanya, sang sahabat — Citra alias Anya malah bekerjasama dengan Maxim untuk mencelakai Diana "Kamu kemanakan istriku, Mar? Orang-orang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status