Home / Romansa / Eternal Love For Keyra / Mengambil Keputusan

Share

Mengambil Keputusan

Author: Nona_El
last update Last Updated: 2022-07-22 11:12:25

Nomor WhatsAppku telah diblokir oleh Kak Irene. Entah apa alasannya. Pesan terakhirnya begitu menyayat hati kecilku. Apakah hubungan kita sebenarnya tidak direstui keluargamu, Elgin? Di sana, kakakmu menuliskan,

"Lupakan dia. Akan jauh lebih baik, kalau kamu sama Elgin nggak sama-sama. Mamah setuju banget sama Rossa. Kakak rasa, El bakal nikah sama Si Rossa. Bukannya kenapa, Dek. Kakak juga nggak mau kamu tersiksa lagi ke depannya. Menikahlah dengan pria lain, yang jelas bukan adikku."

Sebenarnya, kamu bener-benar menginginkan atau hanya mempermainkan? Jangan membohongi hati yang tulus, Elgin! Aku tidak suka permainan, dan membenci setiap kalimat palsu.

Tidak usah berucap janji, jika hanya ada kehampaan setelahnya. Hubungan kita bukan sehari atau dua hari. Lama. Aku menghabiskan banyak waktu, untuk menjadi satu-satunya di hatimu.

Aku sepertinya memang harus melupakan semuanya. Menjalani hidup tanpa senyuman lagi, mungkin sudah takdirku begitu. Usahaku mencari uang untuk tiket pesawat ke Kalteng, kukubur sementara waktu. Aku didesak oleh pilihan dari orang tuaku. Meski, aku tidak mencintai Dean tapi harus kulakukan.

Migrainku kambuh. Mood menulisku menghilang, sejak beberapa hari belakangan. Seminggu setelah kepulangan ibu dari rumah sakit, aku tidak pernah tenang. Bukannya membaik, hubungan keluargaku semakin kacau. Batinku ingin berbagi cerita.

Akan tetapi, aku tidak mempunyai siapa-siapa. Adikku masih terlalu muda untuk mengerti apa itu artinya luka. Yang dia tahu mungkin hanya bermain, dan menghabiskan waktu dengan bersantai.

"Kamu nggak kerja, Mas! Kamu pikir uang seratus ribu cukup?" Ibu yang baru sembuh dari sakitnya berucap dengan nada lirih.

Aku kasihan, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Sebagai seorang anak, aku hanya bisa pasrah. Pernah trauma di masa lalu, membuatku takut untuk mendekati dua orang yang sedang bertengkar hebat.

"Kamu pikir aku kerja enak apa? Aku cuma kuli bangunan, Bu! Kamu ngertiinlah suami kamu! Masa uang seratus ribu nggak cukup buat seminggu?" Ayah berlalu pergi, meninggalkan ibu seorang diri, di ruang tengah.

Aku dan kedua adikku menghampiri malaikat tanpa sayap itu. Air matanya yang berlinang membasahi pipi, menjadikanku dendam pada sosok ayah. Kudekap tubuhnya dengan hangat, sambil mengelus pelan punggung ibu.

Yang kulakukan memang tidak ada apa-apanya. Setidaknya, aku berusaha untuk selalu ada. Aku tahu, ibu mungkin mempertahankan pernikahan, karena sayang dengan kami.

"Keyra, Ibu mau ngomong sebentar bisa?" Ibu melepaskan dekapanku. Sorot mata sayu itu memandang lemah. Tangan yang mulai mengeriput memegang erat jemari mungilku.

"Dek Wita, ajak Sifa main hp ke kamar dulu, ya?!" Aku merogoh saku celana kanan, lalu mengambil benda pipih di dalam sana. Setelahnya, kuberikan ponselku pada Sifa.

Adikku hanya mengangguk. Dia mungkin mengerti, betapa sakitnya perasaan ibu. Tidak lama kemudian, mereka berdua menghilang dari balik pintu.

"Kenapa, Bu? Kita duduk di sofa dulu. Di sini dingin, nanti ibu sakit." Aku mengajak wanita paruh baya itu berdiri. Tanganku menopang tubuhnya.

"Keyra, usiamu, kan, sudah genap dua puluh satu tahun. Ibu pengen banget kamu cari kebahagiaan. Kalau kamu terus-menerus di rumah ini, ibu takut mental kamu bakalan keganggu."

"Ta tapi, Bu ...."

"Menikahlah dengan Dean. Ibu yakin, dia pria yang baik buat kamu, Keyra. Entah kenapa, ibu ngerasa, nyawa ibu udah nggak lama lagi," ibu berkata yang tidak-tidak.

Sontak aku pun menutup mulut ibu, dengan telapak tangan. Mataku berkaca-kaca. Tangisan deras pun membasahi pipiku. "Ibu nggak boleh ngomong kayak gitu. Kalau ibu ninggalin kami, siapa yang bakalan sayang dengan kami lagi?"

Kami berpelukan erat. Aku tidak ingin menyangkal pernyataan bahwa, seorang ibu pasti mempunyai insting baik, ketika bertemu dengan calon menantu yang baik pula. Namun, kenapa di luar sana, ada yang menikah tapi tidak bahagia? Padahal, pasangannya merupakan pilihan dari orang tuanya? Kenapa? Apa yang salah?

Aku menatap nanar pada cincin perak di jari manisku. Aku teringat akan tawaran Dean yang telah disepakati. Bagaimana pun, mau tak mau, aku harus menepati janji. Mungkin membalas budi dengan cara itu adalah opsi terakhir.

*

(Flashback)

"Apa yang harus kulakukan?" timpalku.

Dean—pria tampan di depanku, memberikan sebuah cincin perak polos. Dia memasangkan cincin itu di jari manisku. Matanya fokus memandangi jemari lentik milikku, seakan sedang teringat sesuatu. "Menikahlah denganku, Keyra. Aku ingin menjadi lebih baik, dan ...."

"Dan? Dan apa?" Aku penasaran dengan kalimat selanjutnya. Namun, pria itu justru menjawab dengan sebuah gelengan. Pertanda tidak ingin melanjutkan perkataannya.

Saat itu, pilihan berat menjerat hatiku. Andai saja kamu ada di sana, kamu pasti akan mengerti keadaanku, Elgin. Dean adalah visualisasi lelaki sempurna. Tidak, apa yang pernah kamu dengar soal, wanita akan lebih memilih yang lebih baik adalah salah. Menurutku, kamulah yang terbaik dengan versi kamu sendiri. Kisah kita tidak bisa dikalahkan hanya karena kedatangan Dean.

Aku berharap takdir masih bisa diubah. Aku masih ingin mewujudkan masa depan dengan kamu. Ingatkah kamu tentang janji kita? Ya, kamu bilang mau mengajakku pergi ke Kalsel, untuk melihat pasar terapung, kan? Atau, mendatangi makan ayahmu di desa? Bagaimana dengan janji itu? Apa kabar dengan semua bullshit yang pada akhirnya menggores luka?

Terlepas dari siapa yang salah. Aku sendiri tidak tahu. Kamu yang lebih dulu pergi. Lantas, kenapa ketika aku ingin mengkhianati malah tidak bisa? Sesusah itu ya, hati perempuan melupakan seorang lelaki yang benar-benar ia cintai? Andai dulu, aku tidak menaruh hati pada orang yang salah.

"Kamu ngelamunin apa, Ra? Kepincut kegantenganku, ya? Huh, sudah kuduga!" Dean menyentuh pipi kiriku. Sontak, aku memundurkan langkah. Tangan kanannya menahanku, agar tidak jatuh dari lantai yang licin. Memperhatikan wajah rupawannya dari jarak yang dekat, membuat hatiku berdebar kencang. Perasaan aneh timbul secara tiba-tiba.

"Nggak papa kok, Dean. Ma makasih, ya?" Gugup rasanya, ketika memandang kesempurnaan pria itu. Sudah kaya-raya, romantis, dan ganteng lagi. Wanita mana yang tidak menyukainya? Huh! Aku sangat merasa bersalah, karena dekat dengan pria lain selain kamu.

Dean menggandeng tanganku, mengarahkan menuju pintu. Kami menuju ke luar rumah megah, dengan lampu gantung berbentuk kristal di atasnya.

Pekarangan kediaman Keluarga Argantara memang patut diberi bintang seratus dari per sepuluh. Kemegahan dunia serasa nyata, tatkala aku ke sana.

Sedan hitam yang selaras dengan rambut, celana, dan sepatu mahal Dean, dibuka oleh seorang supir kekar. Dua orang bodyguard membungkuk hormat, kepada tuan muda pewaris Perusahaan Arzo itu.

"Naiklah, Nona Keyra." Dean mempersilahkanku untuk masuk lebih dulu.

"Eum, baiklah. Terima kasih."

Perubahan sifatnya yang kadang penuh amarah, dan kadang sangat manis membuatku bingung. Dean adalah lelaki yang tak terduga. Sebenarnya, dia itu berkepribadian ganda, atau memang hanya terbawa suasana saja? Yang jelas, hipotesis pertamaku menyimpulkan bahwa, dia adalah lelaki yang terlalu protektif, serta posesif pada pasangannya; miliknya.

Saat duduk di bangku depan–samping kemudi, aku tersipu malu, lantaran sabuk pengamanku dipasangkan oleh Dean. Dia membantuku sambil mencuri-curi pandang.

Kenapa rasanya aku mulai jatuh cinta? Ke mana cintaku yang setia padamu, Elgin? Apakah semuanya akan berakhir dengan orang baru yang masuk ke hidupku?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Eternal Love For Keyra   Menyusul

    Sudah terjatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa itu cocok disandangkan padamu, Elgin. Setelah lima belas hari ibumu berpulang, ayahmu juga ikut kembali ke langit.Banyak tetangga yang mencibir, jikalau keluarga Zoidern terkena covid. Ya meksi, ayahmu sempat panas tinggi, Dokter Farhat tidak membenarkan itu adalah gejala covid 19.Penghujung tahun yang mengenaskan. Siapa yang dapat memperhitungkan kematian secara akurat? Tanda-tanda mungkin saja bisa disadari. Namun, apakah bisa ditentukan?Batu nisan yang ada di sana, kamu peluk erat seakan tak ingin lepas lagi. Mata yang paling indah di semesta tak kunjung berhenti mengeluarkan permata indahnya. Kamu terlihat sangat rapuh, ketika menangis.Payung-payung hitam yang ada di atas kepala, satu per satu mulai bepergian. Masker yang kita kenakan basah terkena derasnya musim hujan. Saat itu, hanya tersisa aku, kamu, dan Rossa. Gadis cantik di sampingku masih setia memayungimu. Ketulusannya berbahaya untuk hubungan kita. Aku akui, ra

  • Eternal Love For Keyra   Surat Wasiat

    "Kau pikir ini bukan kesalahanmu? Kau lihat sendiri surat ini baik-baik!" Kak Lintang meletakkan kertas yang sebelumnya kamu remukan di atas meja."Kalau saja mamah nulis nama kamu sebagai alasan dia bunuh diri, kamu mungkin udah beneran masuk penjara, El." Kak Meri yang baru datang malah memanaskan emosi.Kita berempat berkumpul di gudang belakang, setelah pemakaman selesai dilakukan. Dalam suasana duka, kedua kakak tirimu itu masih saja menaruh dendam.Ayahmu memanggil, mungkin tak keenakan karena pertengkaran itu terdengar hingga ke luar, "Elgin, Keyra, Meri, Lintang, kalian di dalam, kan?"Kak Meri meletakkan jari telunjuk ke bibirnya. "Sttt! Awas aja ada yang ngomong!"Aku sedikit menundukkan kepala, takut pada wajah bengis kakak perempuanmu. Tidak lama setelahnya, ayahmu tak lagi berteriak memanggil nama kita. Tampaknya dia sudah cukup bosan berdiri di depan pintu yang masih saja tertutup itu. Karena tak ingin ayahmu menguping, Kak Lintang memastikan, apakah dia pergi atau mas

  • Eternal Love For Keyra   Kita Gagal Menikah

    "Aku punya kabar baik untukmu, Ra." Kamu berjingkrak-jingkrak, seperti orang yang menang undian seratus milyar."Apa?" Aku antusias mendengarkan apa yang ingin kamu sampaikan, di kala senja itu. Rinai hujan yang mengguyur kita, tak kugubris.Kamu mendekat, memegangi kedua bahuku. "Kita akan segera menikah."Aku bahagia bukan kepalang. Rasanya, hanya aku yang paling beruntung. Sayap-sayap cinta kita yang selalu gagal terbang, akhirnya melebar jua."Kamu seneng, kan? Sama, aku juga." Kamu memelukku dengan sangat erat. "Aku nggak bakalan nyakitin kamu lagi, Ra."Aku menyadari sesuatu yang aneh. Tiba-tiba mataku membulat, lebar seperti lingkaran sempurna. "Elgin?" aku memanggilmu seraya membuat jarak di antara kita.Kamu bertanya dengan keterkejutan di wajah, "Kamu kenapa kayak nggak senang gitu, Ra? Kamu nggak suka ya kalo kita nikah? Atau jangan-jangan kamu masih mikirin Si Ganta?"Tuduhan yang kamu layangkan, kubalas dengan satu pertanyaan, "Apakah kita mendapatkan restu dari keduanya?

  • Eternal Love For Keyra   Lukamu

    Satria membuatkan mie celor yang sangat lezat. Kurasa dia lebih cocok jadi chef. Pria itu memberikan sejumput bunga kol sebagai hiasan. Makan siang telah siap, tinggal menyantapnya saja."Jadi, kamu terima tawarannya?" dia bertanya, "kalo misal tidak, itu mungkin jauh lebih baik.""Apa rasanya mencintai orang yang memiliki banyak drama di dalam hidupnya, Sat?" aku balik bertanya pada pria yang memakai apron biru, di depan kompor.Tangan kanannya memutar pengatur besar-kecil api, menjadi off. Kemudian, berbalik ke arahku. Mata hitam pekat itu menatap khawatir, seakan ingin menyerahkan bahagianya untuk melindungi perasaanku.Aku benci situasi konyol seperti itu. Lagi pula, hidupku bukan untuk dikasihani. Kuhentakkan meja, terdengar keras sekali."Itu bukan tingkah laku yang baik, Keyra," Satria memperingatkan, tetap dengan nada lembut. Mungkin dia tak ingin menyakiti perasaanku yang hancur, karena kamu ingin menjadikanku istri sirih, Elgin.Kita bertemu, tetapi tak kunjung bersatu juga.

  • Eternal Love For Keyra   Nikah Sirih

    Kamu meminum banyak air putih. Itu merupakan ke-lima belas kali kamu menuangkan air di dalam teko. Wajahmu merana, ingin cepat keluar dari masalah."Aku nggak pengen mamah kecewa sama aku, Ra. Berbakti pada orang tua itu memang sulit. Lihatlah aku, hancur." Kamu menyandarkan tubuh ke kursi kayu.Mungkinkah aku meminta pada ibumu, agar kita bisa bersatu? Ataukah perlu mengemis, menangis, memohon tanpa jeda, untuk mendapatkan restunya? Kenapa dia tak menyukai hubungan kita?Aku mungkin bisa saja memilih Ganta sebagai pendamping hidup; merahasiakan segalanya tentangmu, setelah pulang dari Kalimantan Tengah. Namun, sosokmu, ya, hanyalah dirimu, Elgin. Aku merasa tak bisa mendapatkan orang yang sama, dalam raga berbeda.Yang paling sulit itu adalah menghancurkan kenangan, yang kita lalui selama ini. Mengapa masih ada sesak, ketika aku ingin berkata ikhlas? Nyatanya, sebaik apa pun Ganta, sampai detik itu pun, dia belum bisa menggeserkanmu sepenuhnya.Dua lelaki yang berbeda, tetapi seperti

  • Eternal Love For Keyra   Alasan Rossa

    Tri Muryani adalah adik angkat Rossa. Dia adalah gadis berusia dua puluh tahunan. Kami pernah tak sengaja bertemu di sebuah antrian Boba. Saat itu, aku mana tahu, kalau Tri–yang pakaiannya tertumpah Boba Hana, adalah adiknya Rossa."Maaf, Mbak, nanti saya ganti rugi, deh." Hana melepaskan jaket Dilannya, lalu memberikannya pada Tri.Dia hanya mengangguk, mungkin tak enakan jika ingin marah pada orang berada. "Ra, kasih uang seratus ribu buat dia, besok aku ganti," ujar Hana meminta padaku.Aku membuka dompet, dan memberikan selembar uang berwarna merah kepada Tri. Gadis yang mempunyai rambut pendek sebahu dengan potongan bob itu menerimanya, tanpa berkata apa-apa.Kupikir di hari itu adalah pertemuan terakhir kami. Namun nyatanya, kami bertemu lagi, saat kita mengunjungi rumah Rossa."Dia bukan gadis miskin seperti perkiraan Hana," gumamku sambil melihat-lihat pagar setinggi empat meteran itu."Rumahnya punya banyak keamanan tingkat tinggi. Wajar sih, orang yang punya rumah aja harga

  • Eternal Love For Keyra   Permintaan Ayahmu

    Kita mampir ke sebuah rumah yang dihuni oleh keluargamu. Tempat tinggal yang tergolong minimalis, tetapi cukup lengkap perabotnya itu menggetarkan benak. Apakah kamu tidak merasa sesak berada di dalamnya?Sofa yang terlihat usang, dan warnanya sudah berubah itu kududuki dengan sedikit ketidaknyamanan. Aku menatapmu, mengode ingin cepat-cepat pulang saja.Bukannya tidak betah. Aku justru ketakutan karena mungkin akan bertemu dengan ibumu. Apa yang harus kulakukan, ketika bersalaman dengan ibumu? Argh! Otakku hampir meledak memikirkannya.Kamu meletakkan dua cangkir teh hangat, di depanku. Makanan ringan yang kamu bawa tak lupa juga ditaruh. Kamu berlaku sopan, dan nampak baik."Harus ya mengunjungi rumah kamu, El? Bukannya kita bakalan ke rumah Rossa, ya?" Aku memulai obrolan, tidak ingin terlibat kecanggungan.Kamu mengernyitkan dahi. "Loh, kok nggak mau? Ini, kan, bakalan jadi rumah kamu juga, Ra. Masa nggak mau sih ketemu sama camer sendiri."Aku memandang ke sebuah potret pernikaha

  • Eternal Love For Keyra   Menjauhimu

    Cincin Semanggi Empat yang pernah kita bicarakan, sebelum bertemu. Sebelumnya, aku begitu menginginkan benda melingkar kecil, khusus hiasan jemari itu."Kenapa Semanggi, By? Bukannya bisa motif yang lain? Misalnya kayak bentuk yang lain kayak kucing, bunga, naga," saranmu, saat itu.Bagi mereka yang tak mengerti makna, mungkin tak bisa memahami secara detail. Daun semanggi empat adalah variasi langka dari daun semanggi tiga yang umum. Perbandingan dengan daun semanggi berhelai tiga adalah 1:10.000. Itu sebabnya, ada legenda yang mengatakan bahwa, daun semanggi berhelai empat membawa keberuntungan.Aku memang tak terlalu percaya pada hal seperti itu. Namun, keinginan memilikinya sudah menjadi bagian dari impian. Rumit, kan? Ya, salah sendiri resiko mencintai seorang gadis tukang khayal.Pernikahan bukanlah ajang permainan, ataupun lomba agar tak terus dihujat tetangga, karena belum juga mendapatkan pasangan hidup. Kata ibu, hubungan sehidup semati pun bisa putus–cerai atau talak. Oleh

  • Eternal Love For Keyra   Cincin Semanggi Empat

    Kain penutup mataku dilepaskan olehmu. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. Ada banyak lilin yang menyala, di pinggiran jalan setapak kecil. Taman kecil itu dipenuhi dengan bunga-bunga mawar berwarna merah muda, merah terang, dan putih. "Aku ingin kamu menjadi orang yang kusebut sebagai istri. Kamu tahu, aku nggak bisa romantis-romantis kayak di film Dilan. Tapi aku selalu punya cara untuk mencintaimu, lebih dari kamu mencintaiku, Ra." Kamu yang mengenakan toxedo memasangkan sebuah cincin di jari manisku.Kamu sangat sempurna, meksi tak bisa menjadi pria romantis, Elgin. Aku jatuh cinta bukan pada caramu memperlakukan, tetapi karena hati. Ketulusan yang kulihat dari matamu yang indah. Aku jatuh hati padamu, dan akan selalu begitu.Dritt!Nada ponselku mengacaukan suasana bahagia kita. Masih malu-malu, aku pun meminta izin, untuk mengangkat telepon sebentar. Kamu mengiyakan.Aku berjalan sekitar lima belas langkah darimu. Buru-buru kuangkat panggilan dari Ganta. Kenapa dia? Apakah ad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status