Jessika Oliver adalah seorang gadis berusia 21 tahun yang dijadikan ladang uang oleh kedua orang tuanya. Wanita cantik itu dipertemukan dengan seorang pria yang bernama Sean Wirabrata, pria kaya raya dan arogan. Pertemuan mereka terakhir di kamar hotel dengan bayaran 1 miliar rupiah. Setelah mendapat uang 1 miliar, Jessika melarikan diri. Lima tahun kemudian dia kembali bertemu.
View More"Menikah denganku!"
Kalimat itu terlontar dari bibir seorang pria bertubuh tegap dengan rahang keras, menatap tajam pada sosok gadis berusia 18 tahun yang berdiri dengan ekspresi pias di hadapannya.
"Jika kamu ingin hutang kedua orang tuamu bayar lunas, bawalah akta kelahiramu dan temui aku di kantor catatan sipil besok pagi jam 8 pagi."
Pria bernama Sean Wirabrata itu menatap gadis itu dengan kedua tangan yang dia lipat di depan dada bidangnya.
Gadis 21 satu tahun itu hanya diam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa pada pria itu.
Sean berjalan lenggang meninggal gadis bernama Jessika oliver, gadis yang menawarkan diri dengan harga 1 miliar rupiah.
Sean masuk ke dalam mobilnya lalu meminta sang sopir meninggalkan cafe tersebut.
"Apa Tuan yakin akan menikahi gadis itu?" tanya Pak sopir.
"Kamu tahu sendiri aku lakuin ini semua untuk menenangkan kedua orang tuaku dan tentunya akan mendapatkan saham terbesar dari Kakek," jawab Sean dengan suara datar.
Kedua pria itu kembali fokus dengan pikiran mereka masing-masing.
"Atur jadwal malam untuk untuk bertemu kedua orang tua gadis itu." Sean berkata pada sopirnya yang sekaligus menjadi asisten pribadinya.
"Baik, Tuan,"
Pria dingin dan arogan itu adalah seorang CEO kaya raya nomor satu di Asia tenggara.
Sikapnya yang dingin membuat orang segan untuk berurusan dengannya. Karena Sean tidak pernah main-main dengan ucapannya. Dia juga akan bertindak kasar jika seseorang berani berkhianat dan buat masalah dengannya.
★★★
"Apa kamu sudah atur pertemuan malam ini?" tanya Sean dengan suara datar.
"Sudah Tuan," jawab asisten Sean.
Sean yang sudah berpenampilan gagah dia keluar deri rumah bersama asistennya malam ini mereka akan bertemu kedua orang tua Jessika.
Saat sampai di salah tempat di mana di tempat itu sudah ada kedua orang tua Jessika yang sudah menunggu kedatangan Sean Wurabrata.
"Selamat malam, Tuan." Seorang pria mengucap salam dengan menundukkan kepala.
Tanpa menjawab salam dari pria bernama Akbar, Ayah dari Jessika, Sean menduduki kursinya dan menyampaikan niatkan untuk menyewa Jessika dengan harga satu miliar.
"Saya ingin menyewa anak gadis Anda dengan harga satu miliar." Dengan suara dingin Sean berkata pada Akbar.
Mendengar nominal yang disebut oleh Sean kedua orang tua Jessika tercengang dan mereka saling menatap. Mereka tidak percaya kalau anak.gadis mereka bisa menghasilkan uang dengan nominal yang sangat amat besar.
Jordan mengeluarkan kertas cek dari dalam tas menulis nominal uang sesuai yang di sebutkan oleh atasannya yaitu satu miliar rupiah.
Pertemuan Sean dengan kedua orang tua Sean, tentunya diketahui oleh Jessika. Karena sebelum Sean bertemu orang tua gadis itu Sean sudah lebih dulu bertemu Jessika di mana pertemuan mereka kala itu Jessika menceritakan pada Sean jikalau dirinya membutuhkan uang untuk melunasi hutang kedua orang tuanya.
Uang satu miliar rupiah itu tidak di beri cuma-cuma oleh Sean, tetapi pria itu memberikan syarat pada Jessika untuk menikah dengannya.
Usai pertemuan dengan kedua orang tua Jessika, Sean dan asistennya kembali ke istana Sean Wirabrata.
Di satu sisi saat ini Jessika berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Gadis itu mempertimbangkan syarat yang di berikan oleh Sean padanya.
"Haa." Jessika menghela nafas. Dia bingung dengan keadaannya saat ini.
Sebelum dia tidur gadis cantik berambut panjang itu berjalan ke arah meja mengambil akta kelahirannya dari dalam laci meja.
"Apakah aku harus menikah dengan pria itu?"
"Tapi aku belum kenal dengannya, bagaimana kalau nanti dia bersikap kasar padaku?" Jessika terus saja berbicara sendiri mempertimbangkan untuk.menikah dengan lelaki yang baru dia kenal dan tentunya lelaki itu usianya lebih tua darinya.
Lagi dan lagi Jessika menghela nafas panjang. Dia segera naik ke atas tempat tidurnya dan memejamkan matanya.
"Dunia sungguh kejam padaku," ujar Jessika lirih.
"Apa-apaan kamu?!" bentak Sean dan kembali bangun. Dengan raut wajah takut, Jessika turun dari tempat tidur dan berlari ke arah pintu. Dia ingin kabur dari hadapan Sean. Tetapi sangat disayangkan sekali pintu tersebut sudah dikunci oleh Sean dan tentunya kuncinya ada di Sean.Dengan raut wajah merah padam Sean mendekati Jessika mengapit rahang wanita itu keras."Mau keman? Hm? Kabur? Silakan!" seru Sean lantang."Silakan kamu pergi, tapi jangan pernah berharap kamu bisa bawa darah daging saya!" ujar Sean murka. Plak!"Dia anak saya! Bukan anak kamu!" seru Jessika setelah melayangkan tamparan pada wajah tampan Sean."Kamu tidak berhak atas Lea!" seru Jessika lagi."Ha? Apa? Anak kamu? Kalau bukan saya yang meniduri kamu mana mungkin dia bisa ada di dunia ini! Oh, iya, saya tahu sekarang, kamu itu kan wanita murahan yang bisa jual diri pada lelaki di luar sana!" Sean juga tidak kalah sengit hingga dia mengatai Jessika wanita murahan.Jessika, menatap lekat nanar hitam lelaki di depann
"Tidak! Biarkan Lea di sini sama saya!" Jessika tetap kekeh menahan Lea dibawa oleh Stella."Lea, sama Aunty dulu, Ayah mau bicara sama Ibu," ujar Sean dan mengambil Lea dari Jessika. Dengan berat hati Jessika membiarkan putri kecilnya di bawa oleh Stella."Nanti pulang sama Ibu, ya," ucap Jessika sebelum Alea dibawa oleh Stella masuk ke dalam kamar."Iya, Ibu,"Stella dan Alea masuk ke dalam kamar dan bermain.Jessika menghela nafas saat matanya tak melihat putrinya lagi."Ke kamar saya," ujar Sean dan melangkah menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.Jessika mengikuti langkah pria itu menuju kamar. Dengan perasaan tak gelisah sekaligus takut, Jessika masuk ke dalam kamar.Sean menduduki sofa yang ada di kamar itu dan menatap wanita di depannya. Dia mengambil bungkus rokok, mengeluarkan sebatang rokok lalu dia bakar dan dihisapnya sehingga asap rokok itu memenuhi ruangan kamar."Untuk apa datang jam segini?" tanya Sean memulai p"Saya minta kamu datang jam 7 bukan sekarang!" uj
"Jessi, pulang, yuk!" ajak Stella."Kamu duluan saja, aku ada yang jemput," jawab Jessika jujur, karena Leon akan menjemputnya."Oh, ya, sudah aku duluan," pamit Stella dan berlalu pergi meninggalkan sahabatnya. Karena sudah jam pulang, Jessika merapikan meja kerjanya dan memasukan barang-barangnya ke dalam tas. Sesudah itu Ibu anak satu itu sudah lalu keluar meninggalkan ruangannya. Jessika membuka pintu ruangan dan dia terkejut saat mendapati Sean yang berdiri di depan ruangannya dengan kedua tangan yang lipat di depan dada."Pe--permisi, Tuan," ucap Jessika gugup.Tidak menjawab, Sean memundurkan langkahnya dan tetap menghadang jalan Jessika."Saya tunggu di rumah jam 7." Sean berucap datar. Tanpa menunggu jawaban dari Jessika, Sean, melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jessika. Jessika menghela nafas lega setelah Sean pergi. Dia juga ikut pergi.Leon sudah menunggunya di depan perusahaan."Enggak usah lihat kayak gitu kali!" seru Stella yang mengangetkan Sean yang tengah me
Pagi-pagi sekali Stella sudah bersiap diri, dia mendapat tugas baru dari Sean untuk menjemput dan mengantar Aurora kerja.Stella memacu mobil menuju kediaman sahabatnya dengan kecepatan tinggi. Sehingga hanya memerlukan waktu singkat untuk sampai ke kontrakan Jessika. Melihat ke datangan sahabatnya, Jessika mengerutkan keningnya. "Selamat pagi, cantik," ucap Stella dan menghampiri sahabatnya yang berdiri mematung dengan raut wajah bingung. "Kenapa lihatin aku kayak gitu?" tanya Stella dan menepuk pundak Jessika."Kamu ngapain ke sini pagi-pagi?" tanya Jessika."Ya, jemput kamu dong. Mulai sekarang sahabatmu yang cantik ini akan menjemput dan mengantarmu," jawab Stella dengan senyum manisnya. Jessika menghela nafas berat, dia sudah tahu kalau ini atas perintah Sean. "Ayo, buruan siap-siap kita berangkat kerja. Nanti kalau kita terlambat nanti di marahin sama Pak bos," ujar Stella. Jessika kembali masuk ke dalam dan tidak berapa lama dia kembali keluar dengan menenteng tas kerjan
Sudah dua hari Alea di kediaman Ayahnya. Gadis kecil itu merasa nyaman saat berada di dekat Sean. Ya, walaupun dia juga merindukan sang Ibu"Ayah?" panggil Alea dengan suara pelan."Iya, sayang, ada apa?" jawab Sean dan tersenyum pada Alea. Saat ini Ayah dan anak itu duduk bermain di dalam kamar. Sean yang sedari tadi menyusun mainan putrinya kini matanya menatap sang putri dan mengusap lembut pucuk kepala gadis kecilnya."Apa Lea boleh ajak ibu ke sini?" tanya Lea."Boleh, sayang, kalau ibu mau bisa tinggal di sama Ayah," jawab Sean."Ayah, Lea mau pulang ketemu ibu," ujar Alea. Dia sudah merindukan sosok ibunya."Iya, besok pagi Ayah antar Alea pulang," kata Sean.Saat Ayah dan anak itu tengah berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Masuk!" seru Sean."Permisi, Tuan, di depan ada tamu," ucap seorang wanita pada Sean.Tanpa menjawab Sean langsung keluar dan meminta ART itu untuk menjaga dan bermain bersama Alea.Sean berdiri diam di ruang tamu dan menatap wanita yang
"Ibu, kasih tahu siapa nama ayah, Lea?" tanya Stella.Mendengar pertanyaan Stella, Sean hanya menatap sepupunya itu dari spion kecil. "Tidak. Ibu tidak kasih tahu," jawab Alea.Gadis kecil itu terus saja bercerita tentang ibunya pada Sean dan Stella. Stella, yang merasa lucu dengan cerita Alea, dia tertawa dan merasa gemas pada gadis kecil itu. Sedangkan Sean, pria itu tetap fokus menyetir.Tidak berapa lama mereka sampai di salah satu restoran. Sean, mengendong tubuh mungil putrinya masuk ke dalam restoran.Mereka pun langsung memesan makan siang dan menyantapnya saat makan sudah dihidangkan di atas meja.★★★"Lain kali tidak perlu repot-repot seperti ini. Aku bisa membeli makanan di kantin," kata Jessika."Sama sekali tidak merepotkan," jawab Leon."Aku jadi tidak enak sama kamu. Kamu selalu bantuin aku dan Alea," ujar Jessika.Pria bertubuh jangkung itu sedikit bergeser untuk lebih dekat dengan Jessika, lalu dia meletakkan tangannya di kepala Aurora dan mengusap pucuk kepala wa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments