Warning 21+! Ketika kehidupan Serena dipenuhi kepahitan. Ia harus berhadapan lagi dengan Lucas, kakak tirinya yang menaruh dendam padanya atas kejadian di masa lalu. Lucas Evander Davies, CEO Living Group yang licik dan tak berbelas kasih. Ia Menjadikan Serena pelayan di mansionnya, serta penghangat ranjangnya. Sebagai bayaran atas dirinya yang sudah melunasi hutang yang ditinggalkan ibu Serena. "Diam dan nikmati saja permainan ini, Serena." Lucas mengulas senyum iblisnya sebelum ia menyerang Serena dan menggagahi gadis itu. Serena hanya bisa menangis dalam diam. Ia tidak bisa berkutik dan tidak bisa melawan. Ia tak pernah membayangkan jika pria yang akan merenggut kesuciannya adalah kakak tirinya sendiri yang pernah ia sukai! Tapi, apa perasaan yang tersisa itu masih layak dipertahankan setelah semua perlakuan buruk Lucas padanya?
View MoreMrs. Pandora Preston hadn’t had a moment to herself in almost a month. She had pulled a twelve-hour shift at work already and when she got home, she would have to clean the house, do shopping, make dinner, and take care of all the bills. By the end of the month, Pandora didn’t know how much longer she could hold on.
A jerk at work didn’t think a petite five-foot-one and twenty-eight-year-old woman should be the creative director. Being the nice ‘gentleman’ that he was, he had decided to let his opinion known… in front of all her coworkers and clients. His ideas were from the middle ages, but what bothered her was that nobody stood up for her in front of the smelly, balding man.
To add on top of that, when she stood outside the restaurant for their weekly ‘date’, she found that her husband had not arrived, and he wasn’t even picking up his phone like he was supposed to.
Pandora sighed, remembering that he had also not mowed the lawn like she had asked him to and the Karens in the neighborhood were going to knock on their doors soon. Now, you might be wondering why her husband Derrik was being shown in such a bad light, but you will be appalled to know that he was not working and never picking up his weight in the household.
It had been six months since he was fired from his last job and he hadn’t attended even one interview. Pandora was beginning to doubt that he was even looking for work. All Derrik did when she broached the subject of getting him into her company was that he would look like a fool and less of a man because his ‘little woman’ would be his superior at work.
Mind you, Derrik was six-foot-five inches and towered over everyone. He was the last person who should feel emasculated.
The restaurant Derrik had chosen for their date was situated on top of someone’s house. It overlooked a few apartments and Pandora wondered how Derrik had found such a cozy place. She was seated near the window and stared out after looking at her watch again. Her husband was fifteen minutes late.
The blinds of the apartment she could see were wide open. Throw them, she could see directly into the kitchen and some woman was surely using her kitchen. She was awash with lust, oblivious to the eyes on her while a huge man stood in front of her, his ass bared to the world as he thrust into her.
Pandora was jealous for a quick second, remembering the lack of action in her marriage bed.
Pandora’s stomach dropped when the woman stared in horror through the window, realizing she had forgotten to close the blinds. Her lover followed her horrified gaze, looking over his shoulder.
The first words Pandora uttered through half-formed thoughts were: “These assholes.”
A woman gasped and turned to her. “Miss, please watch your language. My son just heard you.”
Pandora ignored them and cursed under her breath as she raised her phone and started taking pictures. She snapped photographs constantly, thanking god that she had invested in a phone with a camera that could pass off as a telescope.
The woman and Pandora’s husband scurried out of the kitchen, scrambling to dress. Her vision tunneled and she got out of her seat, ignoring the scandalized woman. She raced down the stairs and to the next building where she knew her husband and his mistress were. No guard was stopping her and Pandora grinned as she burst into the building.
The elevator door opened, revealing the hastily dressed woman and her husband, stepping out. Pandora stopped short.
“Caught you.”
Pandora vaguely noticed the presence of a handful of people in the lobby leaving and entering the building, taking their mail. They stopped their mundane activities to watch.
The woman froze, but Derrik took two steps towards her, palms up. “Pandora, calm down.”
“You’re a bastard,” Pandora growled. “And you, do you know he has a wife and he is trying for a child with her? Me?” she addressed the other woman.
“Pandora…” the woman said shakily.
There were gaps around them as Pandora spoke, “So you did know he was married and still fucked him.”
“This is my apartment building and you are embarrassing me,” the woman hissed.
Pandora jerked back. “Oh, I am embarrassing you? You should have remembered that when you were screwing my husband with the windows open, making sure I saw you two… because you guys knew for damn sure that I was going to be there.”
“Mackenna, please…” Derrik said. “Step back.” He sighed and turned to Pandora. “This is your own fault. You were a nag and I got sick of you.”
Pandora swallowed the agonizing tightness in her throat, pushing back the sting in her eyes and the mortification his words caused her. She refused to cry in front of the cheating pair.
“Is that so? Am I a nag because I asked you to contribute to the house?” she asked.
“It’s not a big deal,” Derrik started but Mackenna cut him off.
“It wasn’t a mistake. Why do you think you two stopped having sex? He doesn’t want you! What’s more, I know all about how you climbed to the top of your company. You have no talent and you can’t even have children. Years of trying and you can’t even give him a baby? Meanwhile, he and I have been together for three months, and I am two months—”
“You should stop talking while I am still calm. The last thing you want is to be handed your pregnant ass by the woman you called barren. And that sick jerk you claim to love? He is going to be on the market and single very soon. I hope you enjoy having a bum hanging around all day.”
With a final glare, Pandora turned and put the phone to her ear. “Do you know a lawyer who can help me get divorced?”
Lucas mengerutkan kening melihat Serena sibuk membersihkan sofa, padahal sekarang sudah malam. Dan, seharusnya gadis itu beristirahat.Ide nakal melintas di kepala Lucas. Ia menghampiri Serena dengan langkah sepelan mungkin agar adik tirinya itu tak menyadarinya.Serena melonjak kaget saat tangan Lucas tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang. Ia refleks memutar tubuhnya dan membelalakkan mata. "Tuan, Anda sudah pulang?"Lucas menaikkan sebelah alisnya. "Menurutmu?"Serena membuang muka menahan malu. Jaraknya dengan Lucas sangat dekat, sampai ia bisa melihat sekilas bayangan dirinya di mata abu-abu pria itu."Tuan!" Serena memekik saat tangan Lucas menyusup ke dalam roknya, meraba bagian intimnya yang masih dilapisi celana dalam."Kenapa? Kau mau marah?" tanya Lucas di dekat telinga Serena. Napasnya yang berhembus pelan menggelitik leher jenjang Serena yang tampak polos karena rambut panjangnya digulung ke atas. "Tapi, tubuhmu menyukainya, Serena. Kau sudah basah di bawah sini."Se
Lucas tak bisa menahan hasrat saat ia melihat layar ponselnya yang menampakkan Serena sedang mandi. Sebelum berangkat kerja tadi, ia diam-diam menyuruh pelayan menaruh kamera CCTV di setiap pojok atas kamar Serena. Termasuk kamar mandinya.Gadis itu sedang membalurkan sabun ke seluruh tubuhnya. Tangannya berhenti di bagian kewanitaannya untuk menggosok bagian sana."Huh ... Serena." Lucas mengeluarkan kemaluannya, mengurut pelan seiring Serena menggesek kewanitaannya di sana. "Ahh ...."Lucas mengerang saat cairannya menyembur keluar. Ia terengah-engah dengan menatap sayu Serena yang beralih membilas tubuhnya.Sialan. Hanya dengan melihat Serena mandi saja, Lucas mencapai klimaksnya dengan mudah. Ia menyeringai tipis melihat telapak tangannya yang dipenuhi cairannya.Lucas kemudian mengambil tisu, membersihkan kejantannya dan meja kerjanya yang telah ia kotori. Ia menghela napas puas saat Slade baru datang menghadapnya.Ia sengaja menyuruh pengawal setianya itu pergi untuk membelikann
Malam yang mulai larut tak juga menghentikan aktivitas pria dan wanita yang tengah dilanda gairah membara. Aroma percintaan kental memenuhi kamar dengan pencahayaan minim.Helen yang telanjang duduk di kursi merah beludru dengan kedua kakinya mengangkang lebar. Bagian kewanitaannya telah basah oleh cairan lengketnya sendiri."Come on, Grady! Tunjukkan betapa perkasanya kau!" tandas Helen mencambuk Grady yang berlutut di depannya dengan tubuh telanjang juga. Tangannya tertali di belakang badan. Dan matanya tertutup kain hitam."Ahh ...." Grady mendesah saat cambuk itu mengenai pahanya. Kejantanannya mulai bangkit. Helen tertawa puas melihat pemandangan yang ada di depannya.Dengan kaki, Helen menyentuh kejantanan Grady. "Apa katamu tadi? Lucas punya gadis simpanan di mansionnya?"Sambil menahan hasrat yang minta dipuaskan, Grady mengangguk. "Dia salah satu pelayan di mansion Tuan Muda Lucas. Siapapun akan paham kalau gadis itu spesial. Tuan Muda Lucas bahkan sampai menyuruhku untuk me
Serena keluar dari kamar Lucas bertepatan dengan kedatangan Slade. Mereka berpapasan saat hendak melewati lorong mansion."Siang, Slade." Serena menyapa dengan menunduk singkat. Tanpa menunggu balasan Slade, ia melanjutkan langkah ke kamarnya sendiri.Sementara Slade terpaku menatap punggung Serena yang perlahan menjauh dari pandangannya.Serena perempuan yang cantik dan sederhana. Selain itu, tubuhnya sangat indah. Sekuat apapun Slade menghilangkan perasaannya pada gadis itu, ia tetap saja gagal.Sepertinya Slade semakin jatuh cinta pada Serena. Tapi, ia harus memendam perasaan itu dalam-dalam. Karena sampai kapanpun ia tak akan bisa memiliki Serena. ***Setelah Lucas diperiksa dan lukanya sudah diobati oleh Grady, Serena berinisiatif membuatkan bubur untuk Lucas, dan mengantarkannya ke kamar kakak tirinya itu.Serena mengangkat sebelah tangan untuk mengetuk pintu kamar Lucas. Di tangan satunya ia membawa nampan berisi semangkuk bubur daging yang masih mengepulkan asap dan segelas a
Pagi ini Lucas dengan sengaja memundurkan semua jadwal pertemuannya dengan pemegang saham. Karena hari ini adalah hari peringatan kematian ibunya, dan ia ingin menghabiskan waktunya di makam wanita itu.Felicity Brown. Wanita yang kuat dan penuh kasih sayang itu meninggal setelah menabrakkan mobilnya sendiri ke pohon.Kematiannya delapan belas tahun yang lalu telah memberikan luka mendalam pada diri Lucas. Apalagi sebelum peristiwa tragis itu terjadi, ayahnya tanpa merasa bersalah sedikit pun membawa wanita lain dan bermesraan secara terang-terangan di depannya dan ibunya."Mom ...." Lucas berlutut di samping makam ibunya. Tak ia pedulikan celananya yang kotor oleh tanah yang lembab.Disentuhnya batu nisan yang tertutupi lumut itu pelan. Ia meringis pedih. Tanpa ia sadari—karena terlalu sibuk bekerja—sudah lama ia tak mengunjungi ibunya. Wanita itu pasti merindukan Lucas, sampai memberikan tanda dengan sesekali mampir dalam mimpinya."Lucas rindu Mommy." Lucas menunduk. Beberapa tetes
Setelah membalikkan meja, Lucas menyuruh semuanya keluar termasuk Slade."Keluar!" teriak Lucas membanting benda-benda yang bisa ia jangkau dengan membabi buta. Persetan dengan semua ini. Lucas ingin melampiaskan emosinya sampai puas.Wanita sewaan lari terbirit-birit, begitu juga tiga pria itu. Mereka sangat ketakutan. Apalagi mereka pernah mendengar rumor Lucas yang tak segan-segan membunuh siapa saja yang berani menyulut emosinya.Slade turut meninggalkan ruangan dalam diam. Tak ingin memperparah kemarahan Lucas."Huh ...." Lucas menjatuhkan tubuhnya ke sofa dengan napas masih memburu. Ia tak peduli lagi dengan kekacauan yang ia buat. Lagi pula tidak ada yang berani menyinggung seorang Lucas. Pemilik club mewah ini pun tidak.Pandangannya kemudian terpaku pada Serena yang kepalanya tertunduk, dengan tubuh hanya dilapisi pakaian dalam. Gadis itu tak menyadari tatapan buas Lucas yang bersorot hendak menelannya bulat-bulat. Ia terlalu mabuk untuk sekadar membuka matanya.Lucas meramb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments