Warning 21+! Ketika kehidupan Serena dipenuhi kepahitan. Ia harus berhadapan lagi dengan Lucas, kakak tirinya yang menaruh dendam padanya atas kejadian di masa lalu. Lucas Evander Davies, CEO Living Group yang licik dan tak berbelas kasih. Ia Menjadikan Serena pelayan di mansionnya, serta penghangat ranjangnya. Sebagai bayaran atas dirinya yang sudah melunasi hutang yang ditinggalkan ibu Serena. "Diam dan nikmati saja permainan ini, Serena." Lucas mengulas senyum iblisnya sebelum ia menyerang Serena dan menggagahi gadis itu. Serena hanya bisa menangis dalam diam. Ia tidak bisa berkutik dan tidak bisa melawan. Ia tak pernah membayangkan jika pria yang akan merenggut kesuciannya adalah kakak tirinya sendiri yang pernah ia sukai! Tapi, apa perasaan yang tersisa itu masih layak dipertahankan setelah semua perlakuan buruk Lucas padanya?
View MoreRemaja laki-laki itu menggigil kedinginan di bawah pancuran kamar mandi. Darahnya yang mengalir dari kepalanya yang terluka bercampur dengan air, membuat lantai kamar mandi berwarna kemerahan.
Seorang gadis kecil yang melihat remaja itu dipukuli hanya bisa menangis. "Dad, jangan pukul Kakak lagi!" Remaja itu diam, tak melawan sama sekali saat tongkat kayu berukuran besar menghantam kepalanya. Satu kali, dua kali, dan untuk ketiga kalinya ia ambruk, terkapar di lantai kamar mandi yang dingin. Matanya berkabut, dan ia melihat ke arah ayahnya, lalu ke arah adik tirinya. Gadis kecil itu tercekat melihat sorot mata kakaknya yang tak biasa. Ia bisa melihatnya. Kemarahan, rasa terluka, dan kecewa, semuanya bercampur dan berkobar di sana. Tapi, di saat ia hendak membuka mulutnya untuk berucap, ayahnya sudah menyela. "Mulai sekarang jauhi bajingan ini, Serena." Ayahnya menggenggam tangan Serena erat, lalu menariknya pergi. Saat kedua orang yang paling ia benci sudah menghilang dari pandangan. Remaja itu bangkit dan memposisikan tubuhnya bersandar pada dinding. Ia sudah tak berdaya, untuk berdiri saja ia sudah tidak memiliki tenaga. Semua ini terjadi karena gadis kecil itu dan ibunya. Mereka telah merusak keluarga yang seharusnya bahagia. Karena mereka, ibunya menjadi gila dan memutuskan untuk bunuh diri. "Tunggu pembalasanku. Di saat itu, aku akan melihat penderitaan kalian," ucap si remaja penuh tekad. Pandangannya semakin berkabut, dan ia lupa apa yang terjadi setelahnya. Semuanya gelap dan kelam. *** Lima belas tahun kemudian. Di sebuah club malam. Di ruangan VIP. Lucas menarik napas panjang yang melegakan. Hari-harinya dipenuhi dengan kemenangan. Dan kini ia sedang merayakan salah satu kemenangannya. Ia baru saja mendapatkan kabar tentang kematian ayahnya karena sebuah penyakit kronis. Hidup Lucas telah berubah banyak. Dari hanya seorang remaja laki-laki yang tak memiliki kekuatan sama sekali, sekarang Lucas berubah menjadi seorang pria berkuasa. Lucas Evander Davies, CEO Living Group yang kini menduduki strata tertinggi dunia bisnis. Tidak ada yang tidak mengenalnya. Wajah tampannya selalu menghiasi halaman depan majalah bisnis di seluruh dunia. Semua telah ia capai di usianya yang menginjak tiga puluh tahun. Harta, kekuasaan, dan wanita. Tapi, itu tidak serta merta membuat Lucas bisa menikmati hidupnya. Ada satu yang kurang. Yaitu, ia harus membalaskan dendamnya pada pelakor yang sudah menghancurkan keluarganya, serta anak dari jalang itu. Lucas sangat ingin melihat kedua manusia menjijikkan itu menderita. Tepat di depan mata Lucas. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalaskan dendamnya. Ia sudah menunggu lama, dan sudah berkorban banyak hanya untuk melepaskan dendam yang menyiksanya selama ini. Tanpa sadar Lucas menorehkan senyum tipis saat memikirkan rencana balas dendamnya. Ia lalu menyesap sampanye yang membakar tenggorokannya, tapi begitu melegakan pikirannya. Tatapannya kemudian turun pada salah satu wanita sewaan yang hendak menarik turun resleting celananya. Tangan Lucas segera bergerak menghentikannya. Lucas menemukan sesuatu yang lebih menarik. "Buka juga pakaianmu seperti tiga temanmu yang lain," tukas Lucas pada si wanita dengan mata yang bersorot merendahkan, membuat si wanita sewaan tertantang. Si wanita melirik ketiga temannya yang sudah telanjang bulat. Ia lalu melucuti pakaiannya sendiri. Di waktu yang bersamaan, pengawal Lucas masuk tanpa permisi. "Maafkan saya, Tuan. Saya lancang masuk," ucap Slade, pengawal sekaligus sekretaris pribadinya dengan penuh penyesalan. Pria itu kemudian dengan cepat mengalihkan pandangan begitu matanya tidak sengaja melihat empat wanita telanjang di ruangan yang ditempati tuannya. "Ada apa, Slade?" Kerutan di dahi Lucas terbentuk. "Kau sudah menemukan keberadaan Serena?" tebaknya. Slade mengangguk membenarkan dengan menjaga sikap tetap tegap dan sopan. "Iya, Tuan. Dia sekarang bekerja di salah satu club di New York." Lucas mengangguk puas. "Siapkan penerbangan besok ke New York. Aku akan menemuinya. Mungkin, aku perlu sesuatu sebagai salam setelah lama tidak bertemu dengannya." Slade sekali lagi mengangguk. Lebih dalam dari sebelumnya. "Baik, Tuan." Tanpa mengindahkan empat wanita sewaan yang belum sempat ia sentuh. Lucas menyambar jasnya yang tersampir di punggung sofa. Ia kemudian bergegas keluar ruangan, meninggalkan empat wanita itu yang menatap kepergiannya dengan tak rela. Serena tunggu kedatanganku, desis Lucas dalam hati dengan tatapan menajam. -To Be Continued-Lucas mengerutkan kening melihat Serena sibuk membersihkan sofa, padahal sekarang sudah malam. Dan, seharusnya gadis itu beristirahat.Ide nakal melintas di kepala Lucas. Ia menghampiri Serena dengan langkah sepelan mungkin agar adik tirinya itu tak menyadarinya.Serena melonjak kaget saat tangan Lucas tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang. Ia refleks memutar tubuhnya dan membelalakkan mata. "Tuan, Anda sudah pulang?"Lucas menaikkan sebelah alisnya. "Menurutmu?"Serena membuang muka menahan malu. Jaraknya dengan Lucas sangat dekat, sampai ia bisa melihat sekilas bayangan dirinya di mata abu-abu pria itu."Tuan!" Serena memekik saat tangan Lucas menyusup ke dalam roknya, meraba bagian intimnya yang masih dilapisi celana dalam."Kenapa? Kau mau marah?" tanya Lucas di dekat telinga Serena. Napasnya yang berhembus pelan menggelitik leher jenjang Serena yang tampak polos karena rambut panjangnya digulung ke atas. "Tapi, tubuhmu menyukainya, Serena. Kau sudah basah di bawah sini."Se
Lucas tak bisa menahan hasrat saat ia melihat layar ponselnya yang menampakkan Serena sedang mandi. Sebelum berangkat kerja tadi, ia diam-diam menyuruh pelayan menaruh kamera CCTV di setiap pojok atas kamar Serena. Termasuk kamar mandinya.Gadis itu sedang membalurkan sabun ke seluruh tubuhnya. Tangannya berhenti di bagian kewanitaannya untuk menggosok bagian sana."Huh ... Serena." Lucas mengeluarkan kemaluannya, mengurut pelan seiring Serena menggesek kewanitaannya di sana. "Ahh ...."Lucas mengerang saat cairannya menyembur keluar. Ia terengah-engah dengan menatap sayu Serena yang beralih membilas tubuhnya.Sialan. Hanya dengan melihat Serena mandi saja, Lucas mencapai klimaksnya dengan mudah. Ia menyeringai tipis melihat telapak tangannya yang dipenuhi cairannya.Lucas kemudian mengambil tisu, membersihkan kejantannya dan meja kerjanya yang telah ia kotori. Ia menghela napas puas saat Slade baru datang menghadapnya.Ia sengaja menyuruh pengawal setianya itu pergi untuk membelikann
Malam yang mulai larut tak juga menghentikan aktivitas pria dan wanita yang tengah dilanda gairah membara. Aroma percintaan kental memenuhi kamar dengan pencahayaan minim.Helen yang telanjang duduk di kursi merah beludru dengan kedua kakinya mengangkang lebar. Bagian kewanitaannya telah basah oleh cairan lengketnya sendiri."Come on, Grady! Tunjukkan betapa perkasanya kau!" tandas Helen mencambuk Grady yang berlutut di depannya dengan tubuh telanjang juga. Tangannya tertali di belakang badan. Dan matanya tertutup kain hitam."Ahh ...." Grady mendesah saat cambuk itu mengenai pahanya. Kejantanannya mulai bangkit. Helen tertawa puas melihat pemandangan yang ada di depannya.Dengan kaki, Helen menyentuh kejantanan Grady. "Apa katamu tadi? Lucas punya gadis simpanan di mansionnya?"Sambil menahan hasrat yang minta dipuaskan, Grady mengangguk. "Dia salah satu pelayan di mansion Tuan Muda Lucas. Siapapun akan paham kalau gadis itu spesial. Tuan Muda Lucas bahkan sampai menyuruhku untuk me
Serena keluar dari kamar Lucas bertepatan dengan kedatangan Slade. Mereka berpapasan saat hendak melewati lorong mansion."Siang, Slade." Serena menyapa dengan menunduk singkat. Tanpa menunggu balasan Slade, ia melanjutkan langkah ke kamarnya sendiri.Sementara Slade terpaku menatap punggung Serena yang perlahan menjauh dari pandangannya.Serena perempuan yang cantik dan sederhana. Selain itu, tubuhnya sangat indah. Sekuat apapun Slade menghilangkan perasaannya pada gadis itu, ia tetap saja gagal.Sepertinya Slade semakin jatuh cinta pada Serena. Tapi, ia harus memendam perasaan itu dalam-dalam. Karena sampai kapanpun ia tak akan bisa memiliki Serena. ***Setelah Lucas diperiksa dan lukanya sudah diobati oleh Grady, Serena berinisiatif membuatkan bubur untuk Lucas, dan mengantarkannya ke kamar kakak tirinya itu.Serena mengangkat sebelah tangan untuk mengetuk pintu kamar Lucas. Di tangan satunya ia membawa nampan berisi semangkuk bubur daging yang masih mengepulkan asap dan segelas a
Pagi ini Lucas dengan sengaja memundurkan semua jadwal pertemuannya dengan pemegang saham. Karena hari ini adalah hari peringatan kematian ibunya, dan ia ingin menghabiskan waktunya di makam wanita itu.Felicity Brown. Wanita yang kuat dan penuh kasih sayang itu meninggal setelah menabrakkan mobilnya sendiri ke pohon.Kematiannya delapan belas tahun yang lalu telah memberikan luka mendalam pada diri Lucas. Apalagi sebelum peristiwa tragis itu terjadi, ayahnya tanpa merasa bersalah sedikit pun membawa wanita lain dan bermesraan secara terang-terangan di depannya dan ibunya."Mom ...." Lucas berlutut di samping makam ibunya. Tak ia pedulikan celananya yang kotor oleh tanah yang lembab.Disentuhnya batu nisan yang tertutupi lumut itu pelan. Ia meringis pedih. Tanpa ia sadari—karena terlalu sibuk bekerja—sudah lama ia tak mengunjungi ibunya. Wanita itu pasti merindukan Lucas, sampai memberikan tanda dengan sesekali mampir dalam mimpinya."Lucas rindu Mommy." Lucas menunduk. Beberapa tetes
Setelah membalikkan meja, Lucas menyuruh semuanya keluar termasuk Slade."Keluar!" teriak Lucas membanting benda-benda yang bisa ia jangkau dengan membabi buta. Persetan dengan semua ini. Lucas ingin melampiaskan emosinya sampai puas.Wanita sewaan lari terbirit-birit, begitu juga tiga pria itu. Mereka sangat ketakutan. Apalagi mereka pernah mendengar rumor Lucas yang tak segan-segan membunuh siapa saja yang berani menyulut emosinya.Slade turut meninggalkan ruangan dalam diam. Tak ingin memperparah kemarahan Lucas."Huh ...." Lucas menjatuhkan tubuhnya ke sofa dengan napas masih memburu. Ia tak peduli lagi dengan kekacauan yang ia buat. Lagi pula tidak ada yang berani menyinggung seorang Lucas. Pemilik club mewah ini pun tidak.Pandangannya kemudian terpaku pada Serena yang kepalanya tertunduk, dengan tubuh hanya dilapisi pakaian dalam. Gadis itu tak menyadari tatapan buas Lucas yang bersorot hendak menelannya bulat-bulat. Ia terlalu mabuk untuk sekadar membuka matanya.Lucas meramb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments