Alexa menatap kearah mertuanya dengan pandangan sedikit menyelidik. Dia yakin kalau ibunya Sang Jian tahu sesuatu tentang dirinya. "Kenapa kamu keliatan panik, apa kamu takut kadua orangtuamu akan marah kalau aku memberitahu semuanya.""Memangnya Mamah kenal dengan kedua orangtuaku?""Kalau aku bilang kenal, memangnya kamu mau apa?"Deg Alexa menatap kearah Mei, rasanya tidak mungkin kalau ibunya kenal dengan ibunya Sang Jian. Apalagi ibunya berada di luar negeri dan ibunya Sang Jian ada di Indonesia. "Tidak mungkin," ujar Alexa. Mei langsung tertawa ketika melihat ekspresi wajah dari Alexa. Mungkin ini saatnya dia memberitahu rahasia besar tentang orang yang akan dijodohkan pada anaknya. "Percaya atau tidak, aku kenal dengan kedua orangtuamu. Mereka sebentar lagi akan datang ke Indonesia."Alexa menatap tajam kearah Mei. "Mamah pasti bohong."Mei Linda lalu mengeluarkan sebuah foto lama dirinya dengan teman lamanya. "Kamu lihat ini."Alexa melihat foto tersebut dengan seksama da
Alexa tiba di apartemen bersama dengan Sang Jian. Ketika mereka membuka pintu rumahnya, seketika langsung terkejut dan melihat lampu menyala. "Kami lupa mematikan lampu tadi?" tanya Sang Jian. "Sudah aku matikan kok sebelum keluar tadi," jawab Alexa dan dia berusaha untuk mengingat semuanya. Alexa berjalan lebih dahulu untuk memastikan sesuatu. Khawatir kalau sampai ada maling ke sini. Apalagi dia sedikit curiga. Sampai di ruangan tamu, dia melihat sosok wanita tengah duduk tenang di kursi. Ada rasa khawatir dan curiga yang tidak bisa dia jelaskan sekarang. "Tante ke sini?" ujar Alexa. "Berapa kali aku bilang, panggil aku mamah mulai sekarang, kamu lupa kalau sudah menjadi menantuku sekarang," kata Mei Linda.Alexa menundukkan kepalanya, dia menyadari kesalahannya. "Maaf mah."Jian menyadari kalau memang ada ibunya di rumah ini, bahkan ibunya bisa masuk dengan begitu saja. Padahal dia sudah mengganti password apartemennya. "Mamah kok datang ke sini?" tanya Sang Jian. "Memangny
Alexa baru saja selesai ganti baju dan dia sudah menggunakan kostum biasa. Dia memikirkan sesuatu yang harus dia lakukan selanjutnya. "Di mana Sang Jian?" batin Alexa ketika tidak menemukan laki-laki itu. Alexa berjalan menuju kearah parkiran dan memastikan mobil milik Sang Jian masih terparkir di sana. Artinya laki-laki itu belum benaran pergi. Ketika Alexa berjalan menuju kearah sana, matanya tidak sengaja melihat seseorang yang memang tengah dia cari. "Amira," panggil Alexa ketika dia melihat sosok Amira. Alexa yakin kalau memang Amira tahu tentang kejadian di mana dirinya tidur dengan Sang Jian. Semoga saja wanita itu bisa menjelaskan semuanya pada Sang Jian kalau dia hanya korban saja. "Amira tunggu."Alexa berusaha untuk mengejar Amira, wanita yang dia lihat tempo hari juga Alexa yakin kalau itu adalah Amira. Tetapi mengapa wanita itu terus saja menghindar dari dirinya.Seolah wanita itu tengah menyembunyikan sesuatu dari dirinya.Amira terkejut ketika melihat Alexa yang m
Sang Jian merutuki dirinya sendiri, karena terlalu fokus pada pemotretan tadi, membuat dia jadi tidak bisa menyadari Alexa. Apalagi dia jadi tidak bisa mengendalikan dirinya. "Sialan!" umpatnya. Akhirnya Sang Jian berusaha untuk mengejar Alexa kembali. Melihat wanita itu yang hendak akan pergi, langsung saja Jian mencekal lengannya. "Tunggu Alexa.""Kenapa lagi sih?" tanya Alexa jadi malas. "Kamu tidak lupa dengan status kamu bukan, jangan berusaha untuk kabur mulai sekarang," ancam Jian. "Memangnya siapa yang mau kabur, sana syuting lagi sama mantan kamu," kata Alexa yang membuat Jian terkejut. "Dari mana kamu mendapatkan gosip murahan itu hah? Apa Junay yang menceritakan semuanya?" ujar Jian yang sepertinya tidak suka dengan pembahasan yang satu ini. Alexa nampak cuek dan menatap kearah Jian kembali. "Apa penting ini semuanya?"Jian memojokkan Alexa ke tembok membuat wanita itu tidak bisa bergerak sama sekali. "Katakan padaku, siapa yang memberitahumu hal itu, Alexa?" suara
Alexa sudah diajak oleh Sang Jian datang ke lokasi syuting pria tersebut. Dia hanya mengamati orang-orang baru yang ada di sini. Junay sibuk bolak-balik entah Alexa juga tidak tahu, dia hanya duduk diam sambil memperhatikan orang-orang baru di sini. Lampu-lampu sorot yang terang membuat area itu terasa panas, dan suara sutradara yang sesekali berteriak membuat suasana semakin ramai."Hai, kamu Alexa yah?"Alexa menoleh. Seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Tubuhnya tinggi semampai, lekuk tubuhnya tegas, dan balutan gaun yang ia kenakan membuatnya terlihat menonjol di antara para kru. Aroma parfum mewahnya bahkan sempat tercium oleh Alexa, lembut tapi menusuk.Alexa menatap kearah seorang wanita cantik dengan tubuh yang begitu sangat ramping dan terlihat sangat seksi. Benar-benar ciri khas seorang model sekali."Ah iya," jawab Alexa sedikit canggung. Terlihat orang itu sudah tahu namanya.Sekarang nama Alexa sedikit terkenal karena pernikahan dirinya dengan Sang Jian, seorang
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Sang Jian. Junay menoleh kearah Jian ketika laki-laki itu datang menghampiri dirinya. "Kami hanya berbincang bisa saja," jawab Junay yang tidak mau membuat Jian khawatir. "Iya, kalau begitu aku ke kamar dulu."Alexa hendak akan pergi ke dalam kamarnya. Tetapi Sang Jian sudah lebih dulu menahan tangan Alexa seolah menyuruh dia untuk tetap di sini sekarang. "Kenapa?" tanya Alexa. "Di sini saja," suruh Sang Jian. Alexa hanya mengangguk saja, dia lalu menuruti keinginan dari Sang Jian. Junay diam-diam memperhatikan kedua manusia tersebut. Apalagi setelah melihat Jian yang sepertinya memberikan perhatian lebih untuk Alexa. "Hubungan kalian jadi semakin dekat yah, padahal kalian menikah kontrak saja," ledek Junay. "Diam Junay!" ancam Jian. Junay langsung menutup mulutnya kembali. "Maaf.""Itu muka kenapa dan apa alasan kamu tidak datang ke acara pernikahan kemarin?" tanya Jian dengan sorot mata tajam. "Banyak hal yang terjadi kemarin, ka