Beranda / Romansa / Gairah Sang CEO Muda / Bahaya Sesungguhnya

Share

Bahaya Sesungguhnya

Penulis: Vianita
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-19 01:08:41

Keesokan paginya, sinar matahari menerobos masuk melalui celah gorden apartemen, namun suasana tidak lagi terasa seperti medan perang. Daniel terbangun lebih awal, memperhatikan wajah Alya yang tertidur pulas—sebuah pemandangan langka yang jauh lebih berharga daripada grafik saham mana pun.

Namun, ketenangan itu harus segera berganti dengan strategi. Arkana belum sepenuhnya aman.

Daniel bangkit perlahan, menuju ruang kerjanya yang kini terasa lebih "bersih" setelah pembersihan malware yang dilakukan Raka. Ia membuka laptopnya, bukan untuk mencari pengkhianat, melainkan untuk merancang struktur organisasi yang baru.

Pukul 10.00 pagi, Daniel, Alya, dan Raka berkumpul di ruang rapat utama Arkana. Ruangan itu telah disisir total dari alat penyadap. Daniel berdiri di depan layar besar yang menampilkan peta kekuatan Vortex Global.

"Hendrawan benar tentang satu hal," ujar Daniel tanpa emosi. "Fragmen Janus sudah tersebar. Tapi dia salah mengira itu adalah kiamat. Bagiku, it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Sang CEO Muda   Ingatan yang Kembali

    Alya dengan cepat menyembunyikan liontin itu ke dalam genggamannya, wajahnya kembali mengeras seperti batu."Anda salah, Tuan. Kalung ini milik saya. Inisial 'D' ini untuk mendiang adik saya," bohongnya tanpa berkedip. "Jangan biarkan adrenalin dan trauma membuat Anda berhalusinasi tentang masa lalu yang tidak ada."Daniel hendak mendebat, namun kata-katanya tertelan oleh guncangan hebat yang menghantam badan helikopter.DUARR!Sebuah ledakan dari peluncur roket (RPG) menghantam baling-baling ekor. Helikopter Arkana Corp itu berputar tak terkendali di udara malam Jakarta. Suara alarm peringatan memekakkan telinga."Tuan Daniel! Pegangan!" teriak Raka saat helikopter itu menukik tajam menuju kawasan hutan kota di pinggiran Jakarta yang gelap.Hantaman itu terjadi begitu cepat. Semuanya menjadi hitam bagi Alya.Beberapa jam kemudian, rintik hujan membangunkan Alya. Kepalanya berdenyut hebat, dan bau avtur (bahan bakar pesawat) yang menyengat memenuhi indra

  • Gairah Sang CEO Muda   Kecurigaan

    "Berhenti berakting, Lena... atau siapa pun namamu," desis Daniel dengan napas memburu.Cengkeraman tangan Daniel di pergelangan tangan Alya terasa menyakitkan. Matanya yang dingin kini memancarkan permusuhan yang nyata. Daniel menyudutkan Alya ke dinding beton tangga darurat yang remang-remang."Tuan Daniel, apa yang Anda lakukan? Kita harus evakuasi!" Alya mencoba tetap tenang, meski jantungnya berdegup kencang karena posisi mereka yang terlalu intim sekaligus mengancam."Evakuasi? Atau kau sedang menggiringku ke jebakan yang sebenarnya?" Daniel tertawa sinis, sebuah tawa yang belum pernah Alya dengar sebelumnya. "Aku sudah memperhatikanmu sejak hari pertama. Kau terlalu sempurna untuk seorang analis. Caramu bergerak, caramu mengawasi setiap detail... kau bukan bagian dari tim keamanan. Kau adalah 'pembersih' yang dikirim musuhku untuk memastikan aku tidak selamat kali ini, kan?"Alya tertegun. Di satu sisi, ia lega Daniel tidak mengingatnya karena itu berarti renc

  • Gairah Sang CEO Muda   Kenyataan yang Pahit

    Alya meremehkan keputusasaan musuh. Saat mereka bergerak keluar dari reruntuhan kafe, sebuah tembakan dari penembak runduk (sniper) yang bersembunyi di atap gedung seberang membelah udara dingin Zurich."Daniel, awas-!"Terlambat. Peluru itu menghantam dada bagian atas Daniel. Tubuh tegap itu tersentak ke belakang, menghantam tumpukan salju yang seketika berubah warna menjadi merah pekat."DANIEL!" jerit Alya. Ia melepaskan tembakan membabi buta ke arah atap untuk memaksa penembak itu mundur, lalu ia menjatuhkan dirinya di samping Daniel. Tangan Alya gemetar hebat saat mencoba menekan luka di dada Daniel. "Tetaplah sadar! Daniel, lihat aku! Jangan tutup matamu!"Daniel terbatuk, darah merembes dari sela bibirnya. Matanya yang biasanya tajam kini mulai meredup, menatap Alya dengan sisa-sisa kesadaran. "Al... kau... selamat..." bisiknya lemah sebelum kepalanya terkulai lemas.Tim medis dan tim keamanan Raka tiba beberapa menit kemudian setelah pertempuran reda. Aly

  • Gairah Sang CEO Muda   Menemukan Alya

    Alya perlahan melepaskan cengkeraman tangan Daniel di bahunya. Ia mundur satu langkah, menciptakan jarak yang terasa lebih lebar dari sekadar ruang di antara mereka. Tatapannya penuh luka, namun keputusannya sudah bulat."Daniel, justru karena aku mencintaimu, aku tidak bisa membiarkanmu menghancurkan dirimu sendiri demi aku," bisik Alya."Apa maksudmu, Al? Kita sudah mendapatkan buktinya! Aris sudah kalah!" Daniel mencoba meraih tangan Alya lagi, namun Alya menghindar."Aris hanyalah pion, Daniel. Foto-foto itu... itu hanya pembuka. Kau tidak tahu siapa yang sebenarnya berada di balik sisa-sisa Vortex. Jika aku tetap di sisimu, mereka akan terus menggali, terus menyerang, sampai mereka menemukan celah yang benar-benar bisa membubarkan Arkana Corp," Alya menatap cincin di jarinya dengan getir. "Selama aku ada di jangkauanmu, kau adalah sasaran empuk."Alya melepas cincin berlian biru itu dan meletakkannya di atas laptop yang berisi data kejahatan Aris. "Gunakan data

  • Gairah Sang CEO Muda   Pengorbanan Alya

    Di ruang kerja CEO yang kedap suara, ketegangan terasa begitu nyata hingga udara seolah sulit untuk dihirup. Daniel masih berdiri menatap jendela, sementara di layar televisi, analis ekonomi mulai mempertanyakan kredibilitas kepemimpinannya karena memilih tunangan yang dituduh sebagai agen ganda."Daniel, lihat aku," suara Alya memecah keheningan. Ia tidak lagi gemetar. Suaranya tenang, tipe ketenangan yang biasanya muncul sebelum badai besar.Daniel berbalik, matanya merah karena amarah yang tertahan. "Kita akan melawan mereka, Al. Aku sudah menyuruh Raka mengumpulkan bukti untuk konferensi pers.""Tidak akan sempat," potong Alya cepat. Ia berjalan menuju meja kerja Daniel dan meletakkan sebuah map hitam. "Itu surat pengunduran diriku. Bukan hanya sebagai COO, tapi juga sebagai asisten pribadimu. Secara efektif, mulai detik ini, aku bukan lagi bagian dari Arkana Corp."Daniel tertegun, lalu tertawa getir. "Kau bercanda? Aku baru saja memakaikan cincin ini di jarimu

  • Gairah Sang CEO Muda   Skandal di Media Sosial

    Daniel mengabaikan bayangan Aris yang baru saja diseret keluar. Ia melangkah mantap menuju podium di tengah ballroom, masih dengan tangan yang melingkar posesif di pinggang Alya. Sorot lampu mengikuti setiap gerakan mereka, menciptakan aura kekuasaan yang tak terbantahkan.Daniel meraih mikrofon. Ia tidak segera berbicara, melainkan menatap para tamu undangan-para taipan, pejabat, dan media-dengan tatapan tajam yang membuat ruangan itu seketika sunyi."Mungkin beberapa dari kalian baru saja menyaksikan sebuah gangguan kecil," Daniel memulai, suaranya berat dan penuh wibawa. "Seorang pria yang merasa kedewasaan diukur dari berapa lama ia hidup di dunia ini, bukan dari apa yang telah ia korbankan. Banyak yang meragukan saya karena usia saya baru dua puluh tahun. Banyak yang mengira saya hanyalah seorang 'anak kecil' yang bermain-main dengan warisan ayah saya."Daniel menoleh ke arah Alya, matanya melembut namun tetap tegas. "Tapi di samping saya berdiri wanita yang mengaja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status