Home / Romansa / Gairah Tersembunyi Suami Dinginku / 8. Jangan Kabur Dariku!

Share

8. Jangan Kabur Dariku!

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2023-08-21 09:36:02

Melissa memang mengatakan tidak masalah untuk pulang sendiri, meski tak tahu di mana alamat rumah Darren berada, tapi dengan black card yang diberikan padanya, itu tidak menjadi masalah besar karena Melissa bisa dengan mudah menginap di hotel bintang lima di kota ini.

Masalah kenapa tentang dia tidak pulang ke rumah setelah diturunkan Darren di pinggir jalan, dia akan menjelaskan dengan tenang dan mengatakan bahwa Melissa tidak hapal alamat rumah mereka.

Melissa mulai bersiap, sementara mobil Darren sudah berhenti di pinggir jalan, pikirannya sibuk mengingat-ingat nama hotel yang ada di novel ini agar bisa dia gunakan untuk bermalam.

Dia sampai lupa tidak menanyakan keadaan Rania.

"Kamu sungguh tidak apa-apa?"

Darren, anehnya bertanya sekali lagi.

Melissa menatap pria itu dengan bingung, dia yang berinisiatif menurunkan di pinggir jalan dan dia yang ragu sendiri? Benar-benar pria aneh!

"No problem."

Melissa menjawab sambil mengulas senyum terbaiknya.

Dia benar-benar tak masalah, justru sudah tak sabar merasakan bagaimana pengalaman menginap di hotel berbintang, yang selama ini hanya bisa dia saksikan di sekitar gadis itu tanpa pernah mampu mencicipinya.

Tiba-tiba Darren melepaskan jas yang dia pakai.

"Pakai ini juga agar kamu tidak kedinginan, kamu tidak tahan dingin dan sekarang sedang hujan, Alice."

Penuh perhatian, Darren menyampirkan jas yang tadi dia lepaskan di pundak Melissa, gara-gara tindakannya ini Melissa sempat berpikir kalau dia sebenarnya pria yang penuh perhatian, tapi tentu saja segera dia tepis pikiran menggelikan tersebut.

Darren mungkin hanya bertindak sebagai suami yang baik, tapi tentang dia yang menaruh perhatian pada Melissa, itu adalah hal paling mustahil di dunia ini!

Bukankah dalam novel disebut dengan jelas kalau pria ini sangat membenci Alice sampai-sampai dengan tanpa hati menendang wanita itu keluar begitu kontrak mereka habis?

Hah. Melissa menertawakan dirinya sendiri yang hampir terbawa perasaan akan sikap Darren beberapa waktu lalu itu.

"Terima kasih, Darren. Sampai bertemu kembali di rumah," ucap Melissa, seraya membuka pintu mobil dan keluar dari sana, meninggalkan Darren di belakang kemudi yang menatap dirinya dengan ekspresi rumit.

"Kamu sungguh tidak apa-apa aku turunkan di pinggir jalan seperti ini, Alice?"

Pertanyaan yang dia lontarkan dengan wajah bersalah tersebut dijawab Melissa dengan senyuman disertai gelengan ringan.

"Hey, memangnya di mana letak salahnya? Ini cara paling efektif agar kamu bisa segera sampai di rumah sakit, Suamiku," jawab Melissa dengan tenang.

Bukankah Rania saat ini membutuhkan dirinya? Cepat pergi sana dan biarkan dia menikmati kemewahan menginap di hotel bintang lima.

Batin Melissa melanjutkan.

Darren tampak tercenung sebentar mendengar jawaban ringan dari Melissa tersebut, mungki mengira bahwa sang istri tengah menyindir dirinya karena lebih memikirkan pacar daripada istri sah,

tapi dia memilih tidak mengatakan apa pun.

"Sudah, pergi sana," ucap Melissa pada Darren yang belum juga menjalankan mobilnya padahal Melissa kini sudah berdiri di pinggir jalan dengan aman.

"Sampai bertemu di rumah, Istriku. Hati-hati," pesannya.

Melissa menganggukkan kepala seraya membuka payung besar pemberian suaminya tersebut dan berdiri di pinggir jalan menunggu taksi lewat, sementara mobil mewah milik Darren mulai berjalan menjauh.

Melissa memandang mobil hitam yang dikendarai oleh Darren tersebut sambil mulai berjalan pelan, menunggu taksi sekaligus berpikir ke hotel mana malam ini dia akan menginap.

Dia sudah tak sabar untuk ber istirahat dengan tenang malam ini, tiba-tiba merasa sangat antusias karena sama sekali tak menyangka akan mendapatkan kesempatan seperti ini, di mana untuk pertama kalinya, dia bisa sendirian tanpa diganggu oleh siapa pun.

Melissa tersenyum sendiri, terus berjalan dengan semangat saat dia membayangkan kemewahan yang akan dia dapat malam ini.

Dia mana memilih hotel paling baik dan mahal untuk memanjakan diri, Darren tidak akan marah jika pundi-pundi uangnya tersebut berkurang sedikit karena dia gunakan untuk menyewa kamar hotel, bukan?

Di bawah guyuran hujan, Melissa terus berjalan dan berbicara sendiri dalam hati.

Apakah dia perlu sedikit minum anggur malam ini? Ah, bukankah itu ide bagus? Hotel mewah dan segelas anggur, perpaduan yang hebat dan sempurna!

Dua hal yang tak akan bisa dia lakukan, saat menjadi Melissa, akan dia realisasikan malam ini.

Langkah semakin cepat saat memikirkan hal menyenangkan seperti di atas, hidup di sini ternyata tidaklah seburuk yang dia duga.

Melissa akan menikmati semuanya, sebelum terbangun dan kembali ke tubuh aslinya dan bekerja sebagai office girl lagi.

Melissa sudah mempunyai tujuan di hotel mana dia menginap.

Dalam novel disebut bahwa ada satu hotel yang sangat terkenal di kota ini, hotel itu merupakan jenis hotel bintang lima bernama Zeus.

Fasilitasnya luar biasa dan pasti sangat mewah.

Melissa membuka tas untuk mengambil ponsel, mencari tahu apakah ingatan tentang nama hotel tersebut tidak salah sehingga saat menyebut alamatnya nanti, dia tidak akan tersesat, baru saja jemari mengetik nama hotel tersebut dan menekan tombol pencarian, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di samping tempat Melissa yang sedang berdiri.

Gerakan tangan Melissa spontan terhenti di atas layar karena menatap sosok yang baru keluar dari mobil tersebut.

Seseorang yang keluar dari dalam mobil dengan memakai kemeja putih tersebut tampak tergesa-gesa dan berjalan mendatangi dirinya dengan langkah cepat.

Belum sempat Melissa bereaksi dengan kedatangannya yang tiba-tiba, pria itu sudah merebut ponsel dari tangan Melissa.

Wajahnya terlihat sangat terganggu dengan kening berkerut dalam.

"Hendak menghubungi siapa, Istriku?" tanyanya dengan nada tajam, menahan amarah.

"K-kamu ... kenapa kembali ke sini, Ren?" tanya Melissa dengan ekspresi bingung menatap suaminya yang kini berdiri di depan Melissa.

Tubuh suaminya tersebut saat ini sedikit basah karena air hujan, karena itu relfeks Melissa pun memayungi dirinya.

"Apakah ada sesuatu yang ketinggalan sampai kau kembali ke sini, Suamiku?"

Darren tak segera menjawab, malah mengantongi ponsel milik Melissa di saku celananya.

"Rumahku bukan ke arah sini, kenapa kamu berjalan ke arah sini, Sayang? Apakah kamu berencana melarikan diri?"

Dia menatap tajam padaku dengan kening yang terus berkerut dan bibir sedikit cemberut.

"Eh, itu ... itu ...."

Bagaimana menjelaskan padanya kalau Melissa asal berjalan saja tadi? Dia bahkan tak tahu di mana arah rumah Darren!

"Kamu hendak menelepon siapa tadi? Mau mencari bantuan pada siapa, Alice? Apakah itu Bastian?" tanyanya penuh selidik.

"Bastian?"

Melissa benar-benar tak mengerti kenapa nama Bastian dibawa-bawa dalam masalah ini sementara Melissa sama sekali tidak mengenal adik iparnya itu.

"Tidak, aku tak sedang menelepon siapa pun, Ren. Dan kenapa dengan Bastian?"

"Aku tidak percaya, ponselmu aku sita dulu untuk membuktikannya," tukas Darren dengan gelengan tajam.

"Baiklah. Lalu kenapa kamu kembali?" tanya Melissa dengan keheranan.

Sedikit kasar, Darren malah meraih pergelangan tangan Melissa dan menyeretnya tanpa menjawab pertanyaan dari istrinya tersebut.

"Ikut aku!"

Pasrah, Melissa menuruti dirinya yang membawa Melissa kembali ke mobil dan segera masuk ke sana saat dia membukakan pintu tanpa banyak bicara, meski tak mengerti kenapa dia berpikir bahwa Melissa akan melarikan diri.

Darren menutup payung yang dibawanya dan melempar payung tersebut ke kursi belakang sebelum kemudian mengemudikan mobilnya dengan cepat, kemeja putih yang dipakainya sedikit basah oleh air hujan, tapi sepertinya Darren sedang fokus dengan hal lain sampai tak memikirkan hal itu.

Apakah mood-nya kacau karena Melissa telah menunda kepergiannya menemui Rania?

Melissa melirik takut-takut kepada Darren yang kini mengemudi mobilnya.

Suasana terasa canggung, entah kenapa Melissa merasa telah mengganggu pertemuan antara suami dan pacarnya tersebut.

Dia ingin meminta maaf, tapi ... bagaimana memulai pembicaraan?

Wajah Darren menatap lurus ke depan dengan kedua tangan menggenggam erat kemudi, Melissa yang benar-benar tak tahu kenapa dia berubah seperti ini, hanya diam dan ikut menatap ke depan sambil mengeratkan jas Darren yang membungkus tubuhnya.

Mobil mereka meluncur mulus di jalanan yang basah, hujan mulai reda hanya tinggal rintik kecil sehingga suasana di depan terlihat mulai cerah dengan lampu-lampu jalanan yang berkelap-kelip indah.

Melissa melirik Darren sekali lagi, tapi pria itu tak ada tanda-tanda akan berbicara.

Haruskah dia bertanya apa alasan suaminya tersebut kembali alih-alih segera menemui Rania? Bukankah dia sedang mengalami suatu yang gawat darurat di rumah sakit?

Melissa teringat black card di tasnya, merasa kecewa karena tidak jadi membelanjakan uang suaminya tersebut.

Padahal dia ingin bersenang-senang sedikit sebagai istri orang kaya.

Sudahlah.

"Alice."

Panggilan Darren membuat Melissa tersadar dari lamunan, menoleh ke arah pria yang pandangannya lurus ke depan dengan ekspresi kusut tersebut.

Entah kenapa, dia dari tadi seperti sedang memendam kemarahan, hal itu membuat Melissa sedikit bersungut-sungut dalam hati.

Kalau dia marah dan terganggu karena menjemput Melissa, kenapa dia kembali?

Pria yang aneh.

"Ada apa, Ren?"

Melissa memberanikan diri bertanya karena suaminya tak kunjung angkat bicara.

Darren melirik sekilas ke arah Melissa, lalu menarik napas panjang.

"Kamu tadi mau ke mana, Istriku?"

Nada tajam dan curiga memenuhi suara Darren, entah kenapa tiba-tiba Melissa menjadi gugup.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
klo udh pnya istri jga prsaan istri wlpon cuma kontrak ntk stlh abiss kontrak nya trserah dech mau ama siapa aja , pnya harga diri donk sbg laki2 jgn jdi brengsek pki nurunkan istri di jalanan dlm keadaan hujan gk mikir akibatnya apa , begok bgt jdi lakai
goodnovel comment avatar
Sugi Tono
aneh sekali karakternya .....jadi ingin baca lanjut
goodnovel comment avatar
Ara Ara
menarik ceritanya..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   141. Tinggal Bersama Damian (TAMAT)

    Dia bahkan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membuat Damian nyaman dengan dirinya."Sudah terlalu banyak rasa sakit, aku ingin melupakan semuanya dan bahagia hidup sendiri-sendiri," tutup Melissa.Dia benar-benar ingin melupakan segala hal tentang ibunya."Jadi? Kau pilih mana?""Tentu saja aku akan di sini, bersamamu. Bahkan jika tidak menjadi istrimu di masa depan, aku tetap akan memilih tinggal di sini."Melissa menjawab tanpa ragu, dalam hati, dia sudah mendedikasikan diri sebagai pembantu Damian yang paling setia, untuk membalas kebaikannya ini.Damian langsung memeluk dan mencium Melissa saat mendengar jawaban gadis tersebut."Terima kasih, aku benar-benar mengharapkan jawaban ini darimu, Melly."Kata-katanya terdengar begitu tulus. Damian lega karena Melissa lebih memilih berada di sisinya daripada pergi ke ibunya yang kini menjadi istri orang kaya setelah menjadi pelakor."Aku justru senang bisa mendapat tempat tinggal gratis, jangan khawatir, aku tidak akan merepotka

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   140. Orang Tua Damian Bercerai

    "T-tolong maafkan aku."Melissa segera menjatuhkan tubuhnya dan duduk bersimpuh di hadapan Damian, dia menunduk dalam menunjukkan bahwa sedang sangat menyesal atas nama ibunya.Namun, reaksi Damian di luar dugaan Melissa, dia yang tadi marah kini malah tertawa terbahak-bahak."Astaga, ekspresimu lucu sekali, Melly!" serunya dengan tatapan geli, membuat Melissa segera mendongak dengan pandangan bertanya.Tentu saja dia semakin kebingungan. Padahal beberapa detik lalu Damian terlihat marah, kenapa sekarang dia malah tertawa terbahak-bahak?"A-apa maksudmu? Kau sedang menculik dan menyekapku karena kesalahan yang dilakukan ibu, 'kan? Jadi, kumohon, beri aku keringanan atas hukuman ini," ucap Melissa dengan ekspresi memohon.Damian mengulurkan tangannya, meminta Melissa menyambut uluran tangan tersebut dan membuat Melissa bangkit dari duduknya di lantai.Kini Damian duduk dan Melissa berdiri, mereka saling berpegangan tangan."Hmmm, bagaimana, ya? Kalau aku tidak mau, kau akan melakukan a

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   139. Disekap Di Tempat Asing

    Melissa menutup wajah Damian yang begitu tampan memesona dengan kedua tangan, agar dia tak semakin tenggelam dalam jerat ketampanan majikannya tersebut."Sudahlah. Jangan lanjutkan lagi omong kosong ini, ayo kita tidur," ucap Melissa mengalihkan pembicaraan.Damian tertawa dengan suara rendah, meraih tangan Melissa di mukanya dan menaruh tangan gadis itu di pinggang Damian."Baiklah ayo kita tidur, calon istriku."Kini gantian Melissa yang tertawa mendengar ucapan Damian, lalu mengikuti pria itu untuk memejamkan mata.Setelah badai yang terjadi tadi malam, ini adalah saat terbaik semasa hidupnya.Berpelukan dengan Damian adalah hal yang membuat dirinya tenang sehingga bisa tidur dengan nyenyak tanpa teringat lagi ketakutan akan peristiwa beberapa jam lalu.Hari ini ditutup dengan sebuah kebahagiaan. Melissa merasa seperti ada beban besar yang terangkat dari tubuhnya.Dia bukan bayang-bayang Bu Yuna. Di mata Damian, dia adalah Melissa, seseorang yang begitu istimewa.'Kalau ini mimpi,

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   138. Membayarnya Dengan Hidupku

    "Damian, apa yang kau lakukan?"Melissa bertanya dengan tenggorokan tercekat saat Damian membelai lembut bagian sensitifnya tersebut.Meskipun rasanya sedikit nyaman saat telapak tangan yang besar itu membelai bulu-bulu halus di vagina Melissa, karena baru saja dicukur, bulu-bulu yang baru tumbuh itu rasanya gatal bukan main sehingga kadang-kadang Melissa diam-diam menggaruknya."Omong-omong ... gatal tidak rasanya?"Pertanyaan Damian, yang menggesek jari-jarinya di sana, membuat Melissa seketika kena mental."A-apanya?"Melissa masih tak mau mengakui bahwa rasanya nyaman sekali saat Damian menggaruk tempat yang ditumbuhi bulu-bulu halus tersebut.Damian menepuk bagian sensitif Melissa tersebut sebagai isyarat."Ini, kau baru mencukurnya beberapa hari lalu, 'kan? Biasanya selesai dicukur akan sangat gatal saat sedang tumbuh seperti ini. Bukankah begitu?"Melissa memejamkan mata, menyembunyikan debar yang menggila saat Damian dengan lembut menggaruk bagian tubuhnya yang memang terasa s

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   137. Panas Dingin Karena Sentuhanmu

    Damian melakukan sesuatu yang tak terduga di tengah situasi menegangkan tersebut.Dia tiba-tiba menyingkir dari atas tubuh Melissa dan mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri."Aku sudah cukup puas dengan caramu berterima kasih, sekarang, ayo kita beristirahat."Damian mengatakan itu sambil berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan tubuh di sana, meninggalkan Melissa yang terbengong-bengong dengan sikap Damian yang berubah-ubah dalam sekejap tersebut.Baru saja, baru beberapa menit, Melissa melihat dengan jelas hasrat yang begitu membara dari mata Damian saat tengah menatap dirinya.Remaja lelaki itu seakan bersiap untuk melahap tubuh Melissa sampai habis.Melissa begitu berdebar melihat tatapan penuh nafsu dari remaja tampan tersebut, entah kenapa ada sebuah kebanggaan saat tatapan tajamnya hanya tertuju pada Melissa.Namun, Melissa merasa seketika linglung saat menghadapi sikap Damian ini, dia tiba-tiba kembali dingin dan menjauh dari Melissa.Setelah terbengong-bengon

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   136. Jatuh Ke Perangkap Damian

    "Aku langsung datang mencarimu karena melihat postingan itu, tapi kau waktu itu sudah tak ada sehingga aku melakukan berbagai cara untuk menemukanmu. Kalau kau mau berpikir dengan kepala dingin, bukankah kemarahanku ini wajar?"Melissa mendongak dari layar ponsel, menatap Damian yang masih tanpa ekspresi dengan tatapan penuh permintaan maaf.Jika saja sebelum Damian menghukumnya tadi malam dia sudah menjelaskan apa saja yang sebenarnya terjadi, Melissa tak akan semarah tadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur.Dia terlanjur memarahi seseorang yang telah menolong hidupnya.Melissa tak tahu bagaimana hancurnya dia seandainya tadi malam dia benar-benar diperkosa tiga pria itu.Dan dia juga tidak tahu apakah itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya jika sana Damian tidak datang menolong, karena Melissa mungkin akan terus dijual oleh Julia."Siapa yang akan rela seseorang yang dekat dengannya disentuh pria lain?"Pertanyaan Damian seperti palu besar yang memukul kepala Melissa, gad

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   135. Menggenggam Hati Melissa

    Melissa nekat meraih pergelangan tangan remaja tampan dengan rambut warna caramell yang mirip cokelat madu tersebut dengan jemari gemetar.Dia adalah gadis yang begitu takut ditinggalkan seseorang, sejak kecil, ibunya terus mengatakan bahwa ayahnya pergi karena Melissa yang nakal dan tak menjadi anak yang penurut.Itulah kenapa selama ini, meski sering dimarahi atau dipukuli, Melissa lebih memilih menjadi anak yang penurut agar sang ibu tak meninggalkan dirinya.Dan saat ini, perasaan itu muncul lagi, perasaan ketakutan karena ditinggalkan oleh seseorang yang begitu istimewa di hatinya.Ini pertama kali Melissa mengalami hal seperti ini selain kepada ayah dan ibunya.Dia tak menyangka bahwa akan begitu ketakutan saat Damian mengatakan bahwa dia boleh pergi dari kamar Damian.Melissa takut Damian membuangnya."Maafkan aku, jangan-jangan menyuruh aku pergi, Tuan Muda," ucapnya dengan nekat, berusaha menahan Damian agar tak pergi dan tak menyuruh dia keluar dari kamar ini."Kenapa memang

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   134. Keluar Dari Kamarku!

    Melissa menampik obat penurun panas yang diberikan Damian padanya dengan kening berkerut tak suka."Lalu bagaimana setelah aku meminum obat ini? Apakah setelah aku sembuh kau akan tetap menyiksa aku lagi? Kau tahu? Kemarahanmu tadi malam itu sangat tidak wajar."Melissa kembali mengungkit tentang kejadian tadi malam."Bagiku wajar, minum obatnya."Damian menggeleng tak peduli, dia kembali mengulurkan obat ke arah Melissa."Tidak mau. Lebih baik aku demam dan sakit daripada mematuhimu," tolak Melissa sambil membuang obat yang diberikan Damian padanya.Damian menatap butiran pil yang berceceran di lantai karena sikap Melissa tersebut, menghela napas panjang dan menatap Melissa dengan mata menyipit."Kenapa kau berubah keras kepala sekarang? Aku tak suka kau yang begini, Mel," ucap Damian dengan suara dingin.Melissa membalas tatapan tajam Damian dengan kening berkerut tak suka."Kenapa? Kau tanya kenapa, Tuan Muda? Itu karena aku lelah dengan sikapmu. Kau bilang datang ke kamar itu tida

  • Gairah Tersembunyi Suami Dinginku   135. Dihukum Berendam Di Kamar Mandi

    "T-Tuan Muda, bolehkah aku keluar dari bak mandi sekarang?"Melissa yang bibirnya sudah sedikit membiru dan telapak tangan keriput karena ber jam-jam disuruh Damian berendam dalam bak mandi setelah kepulangan mereka dari motel itu, bertanya dengan badan gemetar menahan dingin.Damian yang duduk di luar kamar mandi, hanya mengangkat dagunya tanpa menjawab."Kumohon, izinkan aku keluar, aku sangat kedinginan."Melissa memeluk tubuhnya sendiri sambil menahan dingin, tatapan begitu memelas untuk menarik simpati Damian.Damian memandang gadis yang sedang berendam di bathtub kamar mandi berisi air dingin atas perintahnya, dengan ekspresi yang sama sekali tak berubah.Dingin dan menakutkan.Dia merasa belum puas menghukum Melissa dengan berendam di bak mandi penuh air dingin tanpa sehelai benang pun, untuk menyingkirkan sentuhan para berengsek itu dari tubuhnya.Namun, melihat wajahnya yang pucat dengan bibir sedikit membiru membuat Damian lama-lama kasihan juga.Merendamnya di bak mandi sel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status