공유

Hanya Kau Milikku
Hanya Kau Milikku
작가: RKT

Pendahuluan

작가: RKT
last update 최신 업데이트: 2021-02-20 16:16:31

"Hei, Alia," suara yang tidak asing di telinga Alia. Alia malas menengoknya. Ia berjalan terus tanpa menghiraukan panggilan tersebut.

"Alia, sombong sekali dirimu!" Kesal sang pria. Ia menatap Alia dengan perasaan jengkel.

Alia menunjukkan wajahnya yang dingin. Pria tersebut menarik Alia dengan kasar. Sang pria mengukir sebuah pohon dan membuat angka.

"Aku pastikan aku akan menikah denganmu," ucapnya sombong. Ia berteriak keras ketika Alia berjalan melewati dirinya.

"Oh ya?" tanya Alia meremehkan sambil membalikkan tubuhnya mengarah sang pria itu.

"Itu akan terjadi," katanya dengan keras hingga Alia yang berjarak 1 meter dengannya dapat mendengar dengan jelas.

Lima tahun kemudian

Usia Alia sudah 25 tahun. Ia tinggal bersama ayahnya yang sangat kaya bernama Menir sedangkan ibunya sudah lama meninggal dunia. Alia mendapat tekanan dari sang ayah.  Menir ingin Alia segera menikah. Akan tetapi, Alia masih sibuk dengan menjalankan hobi dan tidak tertarik sama sekali dengan sebuah pernikahan. Alasan berikutnya, ia belum menemukan pria yang cocok untuk kareterianya.  Akhirnya Menir mengalah dengan alasan-alasan Alia yang masih dianggap logis untuknya.

Menir bertemu dengan Joko temannya. Ketika Joko memperkenalkan putrinya yang  bernama Sonia serta kedua anak dari Sonia yang lucu, yang tidak lain adalah cucu dari Joko. Terbersit rasa iri dipikiran Menir. Kapan ia akan punya cucu dari putri kesayangannya atau anak satu-satunya itu.

Tekanan demi tekanan Menir lakukan agar Alia mau menikah dan akhirnya Alia setuju dengan permintaan Menir. Ia sudah tak sanggup untuk menerima tekanan dari ayahnya.

"Alia," panggil Menir, Menir masih berada di luar rumah. Alia dan  Tina saling pandang. Menir masuk dengan wajah sumringah seperti mendapatkan Jack pot.

"Alia, ada berita baik," suara Menir terdengar hangat akan tetapi Alia menaruh curiga. Tak biasanya ayahnya yang memiliki sifat dingin bisa tersenyum sehangat itu. Mata Alia melihat penuh selidik. 

"Apa ayah?" Alia mengernyitkan dahinya.

"Ayah akan menjodohkanmu dengan Hendri, anak teman ayah."

Bom waktu seketika meledak tanpa terdengar bunyi menitnya. Tina memberanikan diri menentang Menir demi kebaikan sahabat baiknya.

"Paman, Alia masih terlalu muda untuk menikah," untuk pertama kalinya Tina memberanikan diri berbicara dengan Menir yang dingin.

"Lalu kenapa? Tunggu dia sepertimu," Menir melihat tidak suka terhadap Tina. Alia mencoba mencegah ayahnya untuk tidak berbicara sembarangan kepada sahabatnya akan tetapi Menir tak memperdulikannya. "Lihat usiamu sudah 30 tahun tapi belum menikah."

Menir menunjuk Alia dengan telapak tangannya. "Lihat putriku dia begitu cantik, banyak pria yang suka padanya." Kemudian Menir menunjuk Tina dari atas kepala sampai kaki dengan telapak tangan besarnya. "Lihat dirimu begitu gendut, mana ada pria yang suka padamu." ucap Menir meremehkan.

Tina merasakan sedikit sakit hati atas perkataan Menir yang menyingung fisiknya. "Kau diskriminasi, Paman!" kesal Tina.

"Aku bukan diskriminasi tapi itu faktanya, bukan?" 

"Cukup, ayah!" Alia berjalan masuk ke kamarnya sedangkan Tina pulang ke rumahnya.

Menir mengetuk pintu kamar putrinya beberapa kali.

"Ayah bisa tidak sih menghargai perasaanku?" Alia berteriak dari kamarnya.

"Ayah hanya ingin kau bahagia, hanya itu. Lihat ayah! Ayah sudah tua dan ayah tidak tahu umur ayah sampai kapan akan bertahan." Menir mengetuk lagi pintu kamar Alia dengan lembut.

Alia membuka pintu dengan perlahan. Menir melihat Alia penuh harap akan tetapi wajah Alia sangat dingin seperti musim salju di bulan Desember.

"Ayah," Alia tanpa ekspresi memanggil.

"Iya,"

"Aku setuju menikah dengan Hendri," 

Senyum kebahagiaan terukir pada bibir Menir. Ia memeluk putrinya yang munggil itu. Suasana sedikit mencair dan hangat.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Hanya Kau Milikku   Masih Bertarung

    Franz sempoyongan akibat pukulan Reno. Sedangkan Reno tersenyum puas, ia merasa sudah menang.Teng Teng TengRonde pertama usai, Darma langsung membersihkan darah dari tubuh Franz. Sebenarnya di dalam lubuk hatinya, Darma tidak tega melihat anaknya terluka akan tetapi ambisiusnya untuk menjadikan anaknya sebagai pria tanguh membuatnya pasrah dan rela melihat Franz terluka."Franz, lihat ayah!" ucap Darma dengan nada tinggi."Iya Ayah," nafas Franz tersengal sesekali ia meringis kesakitan."Fokus Franz, lihat dimana letak kelemahannya." ucap Darma memberi instruksi."Dimana letak kelemahannya, Ayah?" Franz membersihkan luka pada bibirnya."Kau cari tahu sendiri. Kekuatan ada pada dirimu. Kau tak boleh kalah. Lihatlah wanita di sana! Ia sangat cemas bukan? Ia ingin sekali memelukmu, dan menyemangatimu seperti ketika kau latihan tapi dia tak bisa melakukannya sekarang," Darma menunjuk Dilah yang

  • Hanya Kau Milikku   Pertarungan

    "Wah... Kak Franz tubuhmu sudah sedikit berotot," mata Laura terbelalak melihat Franz yang berlatih bela diri tanpa mengenakan baju tetapi masih mengenakan celana.Franz menghentikan latihannya, " Doa kan saja kakak menang," Franz tersenyum kemudian ia mengambil sebotol air mineral."Aku pasti berdoa untuk kakak, asalkan.." Laura mengusap-usap tangannya."Apa maumu?" tanya Franz serius."Tidak ada Kak, tadi aku bercanda." Laura menggelengkan kepalanya dan tersenyum."Mana Dilah?" tanya Franz celingak celinguk, matanya terus mencari keberadaan Dilah."Dia masak bersama Ibu, mereka terlihat sangat akrab, kekasihmu itu sudah sangat akrab dengan Ibu,""Hmm... Aku tak salah pilih calon istri, seba

  • Hanya Kau Milikku   Latihan

    Franz membuka bajunya, ia.hanya memakai celana olahraga. Ia memukul samsak dengan semangat."Lihatlah tubuhmu Franz, tak ada otot sama sekali. Ini semua karena cita-citamu yang ingin menjadi manageman bukan jadi mafia. Kau lebih suka berhadapan dengan angka-angka dibandingkan dengan alat-alat latihan ini." Darma duduk sambil memperhatikan anaknya yang sedang berlatih."Sudah lah ayah, jangan meremehkanku," ujar Franz sambil memukul samsak.Nafas Franz tersengal, ia menghentikan latihannya. Ia melirik ke kiri melihat Dilah yang membawa handuk kecil dan sebotol air minum. Dilah langsung membersihkan rambut, tubuh, dan wajah Franz dari keringat."Ini minumannya," Dilah membuka botol minuman tersebut dan memberikannya pada Franz. Franz duduk dan meminum air tersebut.Mereka cocok sekali, Batin Darma yang melihat Franz dan Dilah sedang mengobrol."Setelah lelahmu hilang, kita lanjut lagi latihannya," Darma pergi meninggalkan Dilah dan Franz."Kau

  • Hanya Kau Milikku   Apa Yang Kau Mau?

    "Apa yang kau mau?" bentak Darma, wajahnya merah padam melihat putri kesayangannya dikawal ketat oleh para pengawal."Anakku Franz mencintai putrimu, aku ingin menikahkan putrimu dengan putraku," ucap Darma enteng tak memperrdulikan Menir yang terlihat tak setuju."Jadi penculik itu putramu?" Reno bertanya dengan nada tinggi."Iya, putraku selicik diriku bukan?" tanya Darma menyeringai."Aku tidak akan pernah sudi menikahkan putri kesayanganku dengan putramu yang gila itu," Mata Menir melotot tajam, ia meremas tangan sangkin kesalnya."Pengawal hukum pancung Dilah sebagai hukuman karena ayahnya tak merestuinya menikah dengan putraku," Darma melakukan gertakan agar Menir pasrah.Para pengawal hati-hati membawa Dilah ke lokasi hukum pancung. Dilah juga melakukan akting seolah-olah dia ketakutan."Tunggu!" Menir mengambil pedang Reno dan menodong Darma dengan pedang tersebut."Hahaha, jika aku mati kau tak akan melihat jasad anakmu," gela

  • Hanya Kau Milikku   Belum Merestui

    "Bolehkah aku jujur Ali," mereka melihat tak suka mendengar Dilah menyebut nama Ali. "Eh, bukan-bukan maksudku Franz," ucap Dilah gugup."Katakan saja, walaupun akan menyakitiku," ujar Franz pasrah, hatinya sudah siap menerima penolakan."Sebenarnya aku mencintaimu, Franz." ucap Dilah tulus. Franz dan Dilah ingin berpelukan namun Darma melotot tajam."Jangan lakukan dulu!" bentak Darma membuat semua orang tersentak kaget."Iya Ayah." ucap Dilah dan Franz menunduk."Keluarlah, lihat rumah megah atau istana ini. Aku ingin rapat bersama sekretarisku,"Dilah dan Franz keluar untuk ke taman.***"Tuan, ini tidak bisa dibenarkan. Kau biarkan anakmu mendekati Dilah, anak rival abadimu," ucap sekretaris Roni kesal."Kau pikir aku bodoh! Jika aku punya menantu seperti Dilah justru akan menguntungkanku, dia pemberani dan hebat. Aku juga punya rencana bagus," Darma tersenyum menyeringai."Apa?" tanya Roni dengan wajah malas."Ak

  • Hanya Kau Milikku   Kau Franz?

    "Mungkin Nona salah dengar," ucap Ali berkilah, ia melirik pak tua tersebut dan memberi kode dari matanya agar pak tua itu segera pergi. Pak tua tersebut mengangguk paham dan langsung pergi.Dilah masih saja heran, setiap kali orang melihat dirinya dan Ali (Franz) semua orang menunduk hormat. Sampai akhirnya mereka menuju rumah besar dan mewah. Ada banyak penjaga berpakaian rapi seperti pekerja kantor hanya saja mereka bukan bekerja di sebuah kantor tapi sebagai penjaga rumah. Melihat ada Franz mereka menunduk hormat, agar Dilah tak penasaran Franz ikut-ikutan menunduk. Dilah juga melakukan hal yang sama dengan Franz.Tak biasanya Tuan Franz menunduk hormat? Batin penjaga bingung."Orang disini sopan sekali ya, padahal kita orang baru disini." Dilah merasa takjub, ia belum menyadari orang yang bersama dirinya adalah Franz."Ayo kita masuk!" Franz menggengam tangan Dilah untuk masuk ke rumah yang terbilang mewah. Rumah ini sangat menonjol di bandingkan rumah-r

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status