Thomas sibuk mencari-cari sesuatu di rak buku, "mana sih. Perasaan kemarin masih ada deh," batin Thomas bingung. Sesuatu yang dicarinya tidak ada.Cristopher yang melihat Thomas seperti kebingungan, akhirnya langsung menegur dan bertanya apa yang sedang dicari Thomas."Apa yang sedang kamu cari, Tom?" tanya Cristopher."Itu, sepertinya saya kemarin menyimpan buku novel saya di sini. Setelah saya cari kok nggak ada ya, Pak. Padahal saya mau baca buku itu mumpung besok akhir pekan," jawab Thomas yang masih sibuk mencari buku novel miliknya yang tiba-tiba menghilang entah ke mana.Cristopher teringat akan novel yang ditemukan dan akhirnya dipinjam Yuki. Dia lantas bertanya judul buku novel yang di cari Thomas untuk memastikan."Apa judul buku novelmu?" tanya Cristopher."Boss Dingin dan Nona Manja," jawa Thomas."Ah, jadi benar buku itu," gumam Cristopher.Thomas menatap Cristopher, "apa maksud bapak?" tanyanya."Gini ... sebenarnya aku meminjamkan buku novel itu pada seseorang. Dan ses
Keesokan harinya, Amelia dan Yuki berangkat menuju rumah mama Amelia di luar kota. Sesampainya di rumah Mama Amelia, keduanya disambut dengan pelukan hangat dan hidangan makanan mewah beraneka macam."Tante nggak tau makanan kesuakaanmu karena nggak tanya ke Amelia. Jadi, tante buat aja semua yang bisa tante buat. Semoga ada cocok sama seleramu," kata Mama Amelia tersenyum cantik pada Yuki."Tante berlebihan. Ini terlalu banyak," kata Yuki."Udah sih, makan aja. Bungkus juga bawa pulang," sahut Amelia."Oh, ide bagus. Nanti pas mau pulang tante bungkusin ya," kata Mama Amelia."Nggak usah, tante. Malah ngerepotin. Saya aja enggak bawa apa-apa dateng kesini," kata Yuki merasa tidak enak."Nggak bawa apa-apa gimana? Itu buah sama roti yang kamu bawa tadi apa? Itukan juga buah tangan darimu," kata Mama Amelia.Mama Amelia meminta putrinya untuk mengajak Yuki segera makan siang. Amelia mengambilkan piring untuk Yuki, "ayo makan. Masakan mamaku enak-enak. Dijamin deh," ucapnya bangga mema
Yuki berpamitan pada Mama Amelia. Dia memeluk Mama dari temannya dengan begitu erat."Yuki pulang dulu, tante. Jaga kesehatan ya. Lain waktu kita bertemu lagi," ucap Yuki dengan senyum cantik."Ya, sayang. Kamu juga kesehatan. Titip Amelia ya," jawab Mama Amelia."Ok, siap. Aku bakalan jagain Amelia kok," jawab Yuki, langsung masuk ke dalam mobil. Tidak beberapa lama Amelia keluar dari dalam rumah dan berpamitan."Aku balik dulu, Ma," pamitmya. Masih dengan hati yang setengah kesal.Mama Amelia segera memeluk putri tercintanya dengan erat, "hati-hati di jalan, sayang. Kabari Mama kalau sudah sampai," katanya melepas pelukan."Ok," jawab Amelia singkat.Amelia juga segera masuk ke dalam mobil, dan mobil langsung pergi meninggalkan kediaman Mama Amelia. Terlihat Mama Amelia melambai, Yuki juga langsung membuka kaca mobil dan membalas lambaian tangan Mama Amelia.Yuki menutup kaca mobil, "sayang banget nggak bisa nginep. Kapan-kapan kalau dateng kita nginep yuk," ajak Yuki."Hm, ok," ja
Keesokan harinya ...Cristopher baru saja tiba di parkiran depan gedung apartemen Yuki. Segera setelah tiba, dia menghubungi Yuki. Dilihatnya jam yang melingkar di pergelagan tangan kirinya, jam sudah menunjukkan pukul 10.55 pagi waktu setempat.Beberapa saat kemudian ponsel Cristopher bergetar. Dia mendapat panggilan dadi Thomas."Ya, Tom?" tanya Cristopher. Segera setelah menerima panggilan."Pak, saya sudah siapkan semua keperluan anda. Apa perlu dokumennya saya kirim ke rumah? Atau anda hanya akan memakai data dalam file?""Aku butuh keduanya. Kalau kamu nggak sibuk dan sempat, kamu antarkan saja ke rumah. Kalau kamu sibuk nggak apa. Nanti aku bisa print sendiri di rumah," jawab Cristopher."Saya antar saja, Pak.""Ok, oh ya, kamu jangan lupa kirim semua jadwalku selama aku pergi ya. Aku akan pelajari nanti," kata Cristopher."Baik, Pak.""Jangan lupa makan siang. Aku tutup teleponmu," kata Cristopher. Yang langsung mengakhiri panggilan Thomas.Cristopher manatap layar ponselnya.
Selesai dari galeri seni, Cristopher mengajak Yuki makan siang ke tempat yang biasa dia datangi karena bagi Cristopher masakan di tempat tersebut cukup enak dan harganya juga murah."Capek ya? Kamu pasti lapar. Ayo, kita makan dulu," kata Cristopher. Mengajak Yuki untuk makan dulu sebelum lanjut pergi ke tempat lain.Yuki menganggukkan kepala, "Ya, Pak.""Kebetulan memang laper. Pak Boss ku memang super peka dan pengertian ya," batin Yuki yang mengikuti langkah kaki Cristopher masuk ke dalam sebuah restoran."Halo, selamat siang, selamat datang. Apakah anda sudah memesan layanan?" sapa seorang pelayan dilanjutkan dengan bertanya apakah Cristopher sudah memesan layana dari restorannya atau belum."Sudah. Atas nama Cristopher," jawab Cristopher. Yang langsung menunjukkan bukti pemesanan pada pelayan di ponselnya," Pelayan dengan segera memeriksa dan langsung mengantar Cristopher dan Yuki menuju ruangan yang sudah dipesan.Pelayan mempersilakan Cristopher dan Yuki melihat menu, "silaka
Di toko buku, Cristopher menemui pemilik toko dan bertanya tentang buku novel "Boss Dingin dan Nona Manja" padanya. Pemilik toko langsung mengantar Cdistopher dan Yuki ke tempat di mana buku novel tersebut dipajang. "Kamu tahu yang sedang tren ya, Nak. Buku ini sedang laris-larisnya," ucap penjua sembari tersenyum. "Ya, Pak. Terimakasih sudah mengantar saya," ucap Cristopher. "Ya, sama-sama. Silakan lihat-lihat dulu. Saya mau menata buku," ucap si pemilik toko yang langsung pergi. Yuki menatap Cristopher dan segera menarik tangan Cristopher agar memiringkan kepalanya. Segera Cristopher tahu maksudnya dan memiringkan kepalanya. Yuki berbisik, "Pak, untuk apa beli buku novel itu?" tanyanya. "Untukmu," jawab Cristopher berbisik lembut. Yuki kaget, "ya? Untuk saya? Ke-kenapa? Kan saya sudah membaca setengahnya," jawab Yuki lagi berbisik. Cristopher mengambil satu buu novel "Boss Dingin da Nona Manja" dan diberikannya pada Yuki. "Yang kamu pinjam besok kembalikan ke Thomas
Thomas meminta Cristopher melakukan video call. Cristopher menuruti dan menunjukkan seluruh varian yang ada di toko roti pada Thomas. Agar lebih mudah Cristopher menggumakan kamera belakang ponselnya."Yang itu, Pak."Cristopher mengambil satu roti pilihan Thomas, "yang ini?" tanyanya."Ya, Pak. Terus yang sebelahnya, Pak. Rasa keju dan sebelahnya lagi, lalu sebelahnya lagi yang rasa cokelat. Apa ada puding, Pak? Kalau ada belikan saya puding cokelat ya." "Ya, nanti aku tanyakan ke yang jual ada tidak puding cokelat. Seharusnya ada sih," jawab Cristopher."Ok, Pak. Saya mau memeriksa dokumen dulu. Bapak silakan bersenang-senang.Segera Cristopher mengakhiri panggilan dan mengambil apa yang sudah dipilih Thomas dan memasukannya ke dalam keranjangnya."Wah, bapak belikan pak Thomas ya?" goda Yuki."Iya nih. Mumpung saya inget," jawab Cristopher."Baiknya. Sampai inget segala," sahut Yuki."Begitu-begitu dia itu sudah lama kerja sama saya loh. Pokoknya dia orang yang paling bisa saya pe
Yuki mendekati Amelia dan langsung memeluk Amelia dengan erat."Mel," panggil Yuki dengan perasaan sedih.Amelia mendorong Yuki dan segera menadahkan kepala, "Yuki ... " panggilnya yang langsung menangis tersedu-sedu.Yuki memeluk Amelia lagi. Mencoba menenangka Amelia."Kenapa kamu di sini, huh?" tanya Yuki mengusap air mata teman baiknya."Maafin aku. Aku nggak mau dengerin nasihatmu atau mamaku. Aku bener-bener bodoh banget," ucap Amelia."Coba tenang dulu," kata Yuki."Minum dulu," kata Cristopher menyodorkan botol berisi air mineral pada Amelia.Amelia kaget, "Pak CEO," katanya melongo."Nggak apa-apa. Kamu bisa santai kalau di luar kantor. Minum dulu, baru kita pindah tempat. Enggak enak dilihatin banyak orang," kata Cristopher.Amelia menerima botol pemberian Cristopher dan segara minim. Setelah minum sedikit, Cristopher meminta Yuki memapah Amelia berjalan mengikutinya. Mereka singgah disebuah kafe. Di sana Cristopher memesankan Yuki dan Amelia minum. Setelah menunggu beberap
Thomas dan Amelia makan malam bersama. Thomas lebih dulu menghubungi Amelia dan mengajak makan malam dengan alasam tidak ingin makan sendirian."Ada apa, Pak?" tanya Amelia menatap Thomas."Apanya?" jawab Thomas menatap Amelia."Nggak perlu pura-pura. Bapak mau menyampaikan sesuatu, 'kan? atau mau tahu sesuatu?" tanya Amelia."Ya, begitulah. Saya suka kamu peka. Padahal saya sudah bingung mau memulai pembicaraan dari mana," jawab Thomas."Silakan bicara dengan nyaman, Pak. Jangan sungkan," sahut Amelia."Kamu baik-baik saja? Lukamu bagaimana?" tanya Thomas khawatir."Saya baik-baik saja," jawab Amelia."Saya antar ke rumah sakit, ya?" tawar Thomas."Nggak mau ah," jawab Amelia cepat."Kenapa? Memarmu harus diperiksa dokter, Amelia. Gimana kalau ada apa-apa kedepannya?" tanya Thomas."Saya takut diperiksa dokter. Saya pernah punya pengalaman nggak menyenangkan dengan dokter," jawab Amelia menjelaskan alasannya enggan ke dokter."Boleh saya tahu pengalaman apa itu?" tanya Thomas ingin t
Mendengar cerita Amelia, Yuki menjadi sedih. Tanpa sadar air matanya jatuh."His, ngapain juga kamu nangis sih. Kayak anak kecil aja," kata Amelia. Memberikan tisu kepada Yuki.Yuki menyeka air matanya, "kamu tuh ya. Kan sudah aku bilang nggak perlu hiraukan si Luna. Mulutnya memang pedas suka provokasi," katanya terisak."Nggak apa-apa. Aku puas kok sdh tarik rambutnya terus ngeremas mukanya. Hehe ... " sahut Amelia tersenyum.Meski demikian, Amelia tak menceritakan sedetail apa pertengarannya dengan Luna karena tak mau Yuki khawatir. Satu-satunya yang tahu bagaimana keadaan Amelia adalah Thomas. Thomas dan Cristopher bergabung di meja Yuki dan Amelia. Sebelumnya merek berdua izin kepada Yuki dan Amelia, dan dipersilakan."Ada apa ini? Kok suasana begitu serius?" tanya Cristopher."E-enggak apa-apa, Pak," jawab Yuki cepat-cepat menyeka bekas air matanya dengan tisu.Thomas menatap Yuki, lalu menatap Amelia. Ditatapnya cukup lama Amelia untuk melihat bagaimana keadaan seseorang di ha
Amelia dan Yuki makan siang bersama di kantin. Sembari makan, Amelia bercerita apa hal yang terjadi antara dirinya dan Luna.***Malam sebelumnya ..."Luna," panggil Amelia.Amelia mengikuti Luna. Saat di parkiran, Amelia memanggil Luna dan langsung menarik Luna untuk ikut bersamanya."Apaan sih. Lepas!" sentak Luna berontak."Ngapain Amelia di sini?" batin Luna.Amelia mendorong Luna, "mau sampai kapan kamu bertingkah kayak anak kecil? Dasar nggak tau malu," katanya kesal.Luna menatap Amelia, "ada apa denganmu? Kenapa kamu tiba-tiba narik tanganku sampai dorong-dorong aku sih? Nggak jelas banget," ucapnya kesal."Bodo amat. Aku nggak peduli mau kamu kesel kek, enggak kek. Nggak penting tahu," sahut Amelia.Luna mengertukan dahi, "kamu sudah gila, ya?" tanyanya."Dasar gila!" umpat Luna."Ya. Aku sudah gila. Puas?" jawab Amelia mengiakan pertanyaan Luna."Apa Yuki yang menyuruhmu seperti ini? Dibayar berapa sama dia? Mau-maunya kamu jadi budaknya," kata Luna mengejek Amelia."Yuki ng
Amelia berada di atap menikmati pemandangan sekitar. Seseorang menghampiri Amelia dan berdiri disebelahnya, lalu memberikan segelas es cappucino."Nih," kata seseorang itu.Amelia menatap seseorang di sampingnya dan menerima pemberiannya, "makasih," jawabnya."Kamu nggak apa-apa? Lukamu belum juga diobati," kata seseorang itu, yang tak lain adalah Thomas."Saya nggak apa-apa kok. Luka kecil gini nanti juga sembuh sendiri," jawab Amelia."Jangan sepelekan luka kecil. Kamu nggak pernah dengar kalau sesuatu hal besar terjadi karena hal kecil?" sahut Thomas.Amelia menatap Thomas, "bapak kenapa ke sini? Tadi bapak chat saya tanya di mana cuma mau ngikutin saya terus ngejek saya gitu?" tanyanya."Enggaklah. Ngapain juga saya ngejek kamu. Saya tuh khawatirin kamu," jawab Thomas."Bapak khawatir sama saya? Nggak perlu repot-repot, Pak. Saya nggak apa-apa kok," jawab Amelia lagi."Kenapa sih, kamu mesti bertengkar sama Luna? Coba saya nggak lewat tadi malam, kamu pasti sudah dirumah sakit sek
Keesokan harinya, Cristopher bangun awal dan mengajak Stevy jalan-jalan. Setelah berjalan cukup lama, Cristopher dan Stevy beristirahat.Cristopher memberi Stevy snack, "makan pelan-pelan," ucapnya. Terlihat Stevy makan dengan lahap, tapi tetap teratur. Stevy makan snacknya sampai habis. Setelah makan snack, Stevy menjilati kaki depannya dan membersihkan mulutnya."Stevy," panggil Cristopher.Stevy menatap Cristopher.Cristopher mengusap kepala Stevy, "apa kamu sudah merindukan rumah kita? Mungkin nanti kita kembali," ucapnya.Stevy mengedipkan mata, lalu mengusapkan kepalanya ke lengan Cristopher."Kenapa? Kamu nggak mau pulang?" tanya Cristopher.Cristopher mengangkat tubuh Stevy, "kita nggak bisa terus tinggal di rumah Yuki. Papamu ini sudah cukup banyak merepotkannya. Kamu juga sering merepotkannya, 'kan?" katanya meletakkan Stevy ke pangkuannya.Cristopher menatap gedung apartemen tempat Yuki tinggal dari jauh. Cukup lama gedung itu ditatapnya, sampai dia mengajak Stevy lanjut b
Setelah mengatakan apa yang diinginkan, Yuki lantas kembali ke mejanya. Siang itu dia tidak ingin melanjutkan lebih panjang lagi dan meminta dua orang yang menggosipkannya menyatakan permintaan maaf secara resmi.Saat Yuki kembali ke meja tempatnya makan, semua orang kembali dikejutkan oleh sosok yang ada disamping Yuki.Cristopher menatap Thomas seolah mengisyaratkan sesuatu. Tau apa kemauan atasannya, Thomas segera berdiri dari duduknya dan membubarkan orang yang berkerumun, ataupun orang yang memperhatikan. Dan akhirnya setelah beberapa menit, semua menjadi tenang kembali.Yuki melanjutkan makan dengan tenang, begitu juga Cristopher, Thomas dan Amelia. Tak ada satupun dari mereka yang membahas tentang kejadian sebelumnya sampai makan siang berakhir.***Sementara itu di tempat lain ...Dion dan Luna lagi-lagi berdebat. Dion menyalahkan Luna yang selalu membuat masalah dan membuatnya pusing."Jangan seperti ini lagi," kata Dion dengan nada suara rendah."Kenapa kamu nggak pernah be
Thomas melirik menatap ketiga orang yang bergosip. "Astaga, mereka berani sekali bergosip di depan orangnya langsung. Apa Yuki baik-baik saja? Rumor itu kan rumor yang sengaja dibuat Luna untuk menjatuhkan Yuki. Kenapa juga mereka percaya dengan rumor murahan seperti itu? Dasar penggosip," batin Thomas tidak senang. Thomas menatap Cristopher, " apa Pak Cris akan melakukan sesuatu? Aku rasa beliau tak akan diam saja mendengar wanita yang disukainya direndahkan didepannya," batin Thomas lagi. Thomas merasa khawatir hal besar akan terjadi jika ketiga orang yang membicarakan Yuki masih terus bergosip. Amelia mengepalkan tangan geram, "nggak tau malu banget ngomongin orang lain yang enggak-enggak. Sudah sinting ya mereka? aku akan beri mereka pelajaran. Beraninya kalian ngomongin Yuki," batin Amelia kesal. Amelia sudah bersiap ingin menghampiri ketiga orang yang menggosipkan Yuki. Cristopher mengerutkan dahi mendengar pembicaraan yang tak enak didengar. "Siapa mereka? Bisa-bis
10 menit sebelum jam makan siang. Luna tiba-tiba menghampiri meja Amelia dan meletakkan sesuatu di atas meja kerja Amelia. Dia lanjut ke meja Yuki dan meletakkan sesuatu yang sama di atas meja Yuki."Sebenarnya aku nggak mau ngundang kalian, tapi gimama lagi. Kalian berdua 'kan juga rekan satu divisiku. Nggak mungkin juga aku abaikan kalian," kata Luna dengan tatapan sinis dan ucapan yang pedas.Amelia memukul meja, "nggak mau ngundang ya nggak usah ngundang. Nggak usah pakai alesan terpaksa karena rekan kerja. Kelihatan banget kamu cuma mau dapat kesan baik di mata orang lain," katanya kesal."Ya udah sih, cuma gitu aja udah marah-marah nggak jelas. Dasar orang aneh," kata Luna."Apa? Kamu bilang apa? Dasar ja ... " kata Amelia berdiri dari duduknya, yang langsung mulutnya di bekap Yuki sehingga tak bisa melanjutkan ucapannya."Makasih undangannya. Kami pasti dateng kok. Kalau kamu sudah selesai, kamu bisa 'kan pergi? Ngga enak kalau sampai ini dilanjutkan. Kamu juga nggak mau 'kan n
Esok harinya ...Rapat telah usai dan semua orang keluar dari ruang rapat, kecuali dua divisi yang diminta tinggal oleh Cristopher. Dion dan Harris sedang berbincang dengan Cristopher. Dan setelah berbincang cukup lama, keduanya dipersilahkan keluar. Tak lupa Cristopher meminta Thomas mencatata ringksanan permbicaraan dirinya dengan dua orang dari divisi produksi.Cristopher kini beralih ke divisi pemasaran. Ruben dan Yuki menjawab dengan baik untuk setiap pertanyaan yang diajukan Cristopher. Sesekali pandangan Cristopher dan Yuki bertemu, tetapi keduanya kembali fokus pada pertemuan."Bolehkah saya minta dijelaskan tentang rencana anda, Nona Yuki?" tanya Cristopher menatap Yuki."Dengan senang hati, Pak. Saya akan je ... " jawab Yuki yang langsung di sela.Cristopher menatap Ruben, "Pak kepala divisi, jika anda sibuk anda boleh segera kembali. Namun, apakah saya boleh meminjam staf terbaik anda sebentar? Sepertinya perlu waktu bagi Nona Yuki menjelaskan. Apa tidak apa-apa?" tanya Cr