LOGINKarena hari sudah larut, Naura pun pulang ke rumah Gilbert lagipula orangtuanya pasti mengetahui jika Naura tidak pulang ke rumah dia pasti menginap di rumah Gilbert.
Keduanya baru saja tiba di rumah lalu berjalan masuk, Gilbert berpikir malam begini Sabia pasti sudah tidur sehingga dia tidak akan memergokinya tengah malam begini baru sampai di rumah apalagi bersama dengan Naura. "Dad!" Naura dan Gilbert pun menengok kearah sumber suara, rupanya Sabia belum tidur dan dia baru saja selesai berenang! Setelah memakai handuk kimono Sabia pun menghampiri Gilbert dan Naura yang sama-sama terlihat tegang. "Dady tau saja kalau aku kesepian, apa Dady sengaja baru pulang bekerja dan langsung menjemput Nola di rumahnya untuk menemani ku?" "Emm iya mungkin Nola akan sering menginap disini karena Dady sangat menyayangi mu dan tidak ingin kau sampai kesepian!" "Asik Nau, harusnya memang kau disini saja kita kan jadi bisa sama-sama terus, ayo ke kamarku!" ditariknya tangan Naura oleh Sabia untuk ikut ke kamarnya. Sementara Gilbert pun bisa bernafas lega karena Sabia ternyata tidak menaruh curiga sama sekali, sejujurnya Gilbert ingin sekali memberitahu hubungannya dengan Naura pada Sabia, tapi tidak bisa terburu-buru juga. Mungkin dalam waktu dekat ini siap ataupun tidak, Gilbert sudah harus memberitahukan tentang hubungannya dengan Naura pada Sabia, semoga anaknya itu bisa mengerti bahwa ayahnya masih dalam usia produktif dan hal yang wajar jika menjalin hubungan dengan wanita. Keesokan harinya, Naura yang sudah berpakaian rapih pagi-pagi sekali sementara Sabia sedang berada didalam kamar mandi, ingin menyambangi kamar tidur Gilbert untuk melihat apakah Gilbert sudah bersiap-siap untuk mengantarnya ke kampus. Mumpung Sabia sedang berada didalam kamar mandi, jadi bisa dipastikan aman jika Naura diam-diam menyelinap kedalam kamar mandi. Tok. Tok. Tok. Naura mengetuk pintu kamar Gilbert, tetapi karena lama mendapatkan respon Naura pun langsung saja membuka pintu kamar tersebut. Sepertinya Gilbert masih berada didalam kamar mandi, dengan santainya Naura berbaring diatas ranjang Gilbert dan beberapa saat kemudian Gilbert pun keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya dan rambut yang masih basah. Melihat Naura ada didalam kamarnya apalagi sambil berbaring dengan pose seksi seperti itu, Gilbert takut jika Sabia tiba-tiba masuk kedalam kamarnya. "Nola, kenapa kau kesini?" dihampirinya Naura lalu Gilbert duduk dibibir ranjang. "Memangnya kenapa si Dad?" Naura tersenyum. "Nanti kalau Bia lihat bagaimana?" "Aman ko, Bia baru mandi tadi dia kan lama Dad kalau mandi!" "Kau mengunci pintu kamarnya?" "Tidak usah dikunci Dad," Naura malah terlentang dan membuka lebar kedua pangkal pahanya. Seperti mengerti jika lobak Gilbert akan mengeras dipagi hari apalagi jika kedinginan seperti sekarang, Naura langsung memberikan kode pada Gilbert. Tentu saja Gilbert yang sudah merasakan betapa nikmatnya tubuh Naura segera melompat keatas tubuh gadis muda itu. Di lu matnya bibir Naura dengan sangat rakus oleh Gilbert, sambil langsung digigitnya bibir bagian bawah Naura oleh Gilbert. "Kau mau lagi kelinci kecilku?" Dirabanya kedua tulang pipi Gilbert oleh Naura, lalu Naura pun tersenyum sambil membuka kancing kemeja yang dia kenakan. Kebetulan Gilbert yang sedang merasa haus akan hasratt setiap kali berada didekat Naura segera meraih pengait b r a milik Naura. Kedua melon import segar dipagi hari itu menyembul sempurna dihadapan Gilbert, dengan membuka mulut lebar-lebar Gilbert melahap melon import milik Naura. "Ah, sssthhh bisa-bisa keluar a s i Dad," Naura sangat menikmati setiap.kali Gilbert melahap melon importnya karena rasanya sungguh geli, dingin dan mengg a i rah kan, ditekannya kepala Gilbert agar Gilbert semakin semangat lagi meng hi sap melon import miliknya. Sementara satu tangan Naura sudah berselancar mencari-cari keberadaan lobak import milik Gilbert, hingga satu tangan Naura pun berhasil menjangkau lobak import milik Gilbert setelah menaikkan handuk yang dikenakan oleh Gilbert Terasa hangat ditangan ketika lobak import milik Gilbert digenggamnya, dimainkannya oleh tangan Naura hingga membuat Gilbert men de sah disela-sela aktivitasnya meng hi sap. "Ahh Nola oughttt," Melihat mulut Gilbert yang sedang semangat meng hi sap melon importnya dengan sangat kencang, Naura semakin terus menekan kepala Gilbert meremat rambut Gilbert dan hal itu membuat Gilbert sangat kencang menye sap melon import Naura hingga Naura pun sedikit kesakitan. "Ah Dad," Klek... Sepasang sejoli yang sedang dimabuk oleh nikmatnya duniawi itu terus menyuarakan melalui de sah an-de sahan yang memenuhi seisi kamar Gilbert, sampai-sampai keduanya tidak menyadari ada seseorang yang saat ini sudah membuka pintu kamar Gilbert dan melihat bagaimana liarnya Gilbert meng hi sap melon import Naura, dan Naura sangat menikmati apa yang dilakukan oleh Gilbert. Kedua mata Gilbert dan Naura terpejam menikmati aktivitas pagi hari yang bisa memberikan semangat bagi tubuh keduanya, Sabia yang sejak tadi hanya shock dan berdiri mematung dengan apa yang dia lihat pagi-pagi begini. Sampai-sampai Sabia menampar pipinya sendiri untuk meyakinkan bahwa apa yang dia lihat ini bukanlah mimpi, memang biasanya Sabia mandi lama sekali tapi badanya merasa hangat setelah berenang malam-malam, makanya pagi ini Sabia tidak mandi dan hanya sikat gigi dan mencuci muka saja. Sabia masuk kedalam kamar Gilbert karena dia pikir Naura sudah berada dimeja makan dan menunggu dirinya dan Gilbert untuk sarapan, tapi yang terjadi saat ini adalah jauh diluar nalar. Untuk beberapa saat Sabia terkesan menikmati adegan live streaming dihadapannya itu, padahal otaknya masih belum bisa menerima dan belum sadar bahwa itu nyata. "Kalian!" Deg.. Mendengar ada suara, membuat Naura langsung mendorong tubuh kekar Gilbert begitu juga dengan Gilbert yang langsung beringsut turun dari ranjang melepaskan melon import Naura begitu mendengar ada suara lain didalam kamar ini. Kedua bola mata Naura dan Gilbert terbelalak, padahal keduanya berharap suara itu adalah suara pelayan! Nyatanya Sabia lah orang yang berdiri dihadapan mereka saat ini. Buru-buru Gilbert membenahi handuk yang sudah hampir merosot itu sementara Naura segera memasang kembali pengait branya. Keduanya sama-sama gelagapan dan langsung memberikan penjelasan pada Sabia. "Bi, aku bisa jelaskan sebenarnya ini tidak seperti yang kau lihat," "Bia, Dady minta maaf sebenarnya Dady ingin memberitahukan hal ini lebih awal padamu tapi Dady sendang menunggu waktu yang tepat, tidak menyangka kau akan mengetahui hal ini dengan cara seperti sekarang Dady benar-benar menyesal!" "Iya Bi, kami tidak sengaja karena kami saling mencintai tolong kau jangan marah Bi! Aku menyayangi Dady Gilbert sebagai laki-laki dewasa!" "Iya Bia, ini bukan salah Nola tapi ini salah Dady jadi jika kau ingin marah, maka marahlah pada Dady!" Tinggal Dady Nick yang belum tau, semoga cepet ketahuan biar gak main kucing-kucingan lagi😁Dengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu.Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert."Wow, Nola,""Aku merindukanmu Dad,""Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura.Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan."Nola!" keluar pintu rumah.Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah."Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey."Am hanya menge
Jika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu."Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut.Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang.Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi.
Sore harinya jam perkuliahan Sabia selesai lebih cepat, dia berpikir untuk mengerjai Naura yang saat ini masih berada didalam kelasnya. Sabia pun menunggu didepan kelas Naura.Hingga Dosen dikelas Naura pun sudah mengakhiri kelas hari ini dan keluar dari dalam kelas, Naura dan teman-teman dikelasnya langsung buru-buru keluar dari dalam kelas karena sudah ingin menghirup udara segara setelah tadi didalam kelas dicekoki oleh mata kuliah yang cukup menguras otak dan energi."Hai little momy ku!" teriak Sabia sambil memeluk Naura sengaja dengan suara kencang."Ha little momy?" serempak teman-teman sekelas Naura."Ya, Naura adalah momy baru untukku karena sebentar lagi dia akan menikah dengan my dad, dan emtththhh!!!"Belum selesai Sabia berbicara didepan teman-teman Naura, mulut Sabia sudah dibekap lebih dulu oleh satu tangan Naura."Bia sedang mabuk jadi bicaranya ngawur, jangan dengarkan!" Naura langsung membawa Sabia menjauh dari teman-temannya.Barulah setelah berada ditempat sepi Nau
Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju
Karena hari sudah larut, Naura pun pulang ke rumah Gilbert lagipula orangtuanya pasti mengetahui jika Naura tidak pulang ke rumah dia pasti menginap di rumah Gilbert.Keduanya baru saja tiba di rumah lalu berjalan masuk, Gilbert berpikir malam begini Sabia pasti sudah tidur sehingga dia tidak akan memergokinya tengah malam begini baru sampai di rumah apalagi bersama dengan Naura."Dad!"Naura dan Gilbert pun menengok kearah sumber suara, rupanya Sabia belum tidur dan dia baru saja selesai berenang! Setelah memakai handuk kimono Sabia pun menghampiri Gilbert dan Naura yang sama-sama terlihat tegang."Dady tau saja kalau aku kesepian, apa Dady sengaja baru pulang bekerja dan langsung menjemput Nola di rumahnya untuk menemani ku?""Emm iya mungkin Nola akan sering menginap disini karena Dady sangat menyayangi mu dan tidak ingin kau sampai kesepian!""Asik Nau, harusnya memang kau disini saja kita kan jadi bisa sama-sama terus, ayo ke kamarku!" ditariknya tangan Naura oleh Sabia untuk iku
Untuk beberapa saat keduanya bersandar pada kontainer besar dibelakangnya, sambil memakai kembali apa yang keduanya lepaskan tadi!"Nola, kau tunggu disini Dady harus segera mengecek barang-barang dulu!""Iya Dad, memangnya Dady tidak mau menambah lagi?" Naura malah kembali menggoda Gilbert.Dirabanya dada bidang Gilbert oleh satu tangan Naura, tapi segera Gilbert raih satu tangan Naura yang bisa memancing ronde berikutnya itu terjadi."Jika kau terus seperti ini, maka pekerjaan Dady tidak akan selsai sayang!""Hmm, iya iya aku tidak akan menggangu Dady lagi,"Mencoba mengerti karena Gilbert memang harus menyelesaikan pekerjaannya, Naura pun mendampingi Gilbert menemani apa yang sedang Gilbert kerjakan.Sembari menemani Gilbert mengecek barang, Naura pun menanyakan hal yang ingin dia ketahui pada Gilbert."Dad, jika nanti Dady Nick mengetahui tentang hubungan kita dan dia marah besar apa yang akan Dady lakukan?"Mendengar pertanyaan Naura, Gilbert pun menghembuskan nafas panjangnya se







