Share

16. Tugas Mengintai

****

"Jadi, tugas kita apa nih, Bang?" tanya Kamal saat keduanya sudah duduk di warung kopi.

"Kok tugas sih? Kita bukan disuruh sekolah, Mal, tapi kerjaan! Lu tahu kerjaan gak? Ck, payah nih! Lu sekolah apa kaga sih?" omel Imron dengan wajah kesal. Dilemparkannya puntung rokok yang sedikit lagi habis, ke atas tanah, lalu ia injak kuat.

"Ha ha ha ... Ya salam, salah mulu gue ngomong sama dia." Kamal tergelak hingga menggelengkan kepala.

"Iya, Abang ganteng. Maksud saya, kerjaan kita apaan? Kalau gak membahayakan saya mau, Bang," ujar Kamal serius. Lumayan bayaran dua puluh juta untuk kehilangan satu kaki. Ia bisa buka warung sarapan di rumahnya nanti. Asal tu kaki sebelah yang diputusin gak menuntut balas. Kamal bermonolog.

"Kita cuma ikuti aktifitas itu orang. Nah, kalau ada kesempatan, baru kita hajar. Lu duluan maju. Nah, begitu lu kalah, gue masuk. Pan dia udah keburu capek tuh, baru sekali tebas. Hilang deh kakinya sebelah. Ingat, kaki ya! Awas kalau cuma kena jempol kakinya doang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status