Share

15. Titipan

Sully menatap seember penuh air yang sangat jernih. Permukaan ember terlihat jelas saking jernihnya. Saat itu ia bisa merasakan dingin air di desa kaki gunung bakal sedingin apa. Sully berjongkok menarik sebuah bangku kecil kayu yang tersandar ke dinding kamar mandi. Sedikit menerawang ia mencelupkan satu jarinya. Seperti disetrum, ia seketika mengangkat jarinya lagi.

“Kenapa enggak ada suara mandinya, Mbak?” seru Wira dari luar.

“Perempuan mandi itu enggak langsung jebar-jebur aja. Pasti ada step-stepnya. Kalau mau lanjut nelfon, ya nelfon aja,” sahut Sully dari dalam.

“Ya enggak mungkin. Nanti malah ada suara-suara aneh,” jawab Wira pelan. Ia melirik layar ponselnya yang baru saja menerima notifikasi pesan. Nama Ira muncul di atas layar mengatakan, “Yang tadi siapa, Mas? Bukannya Mbak Ajeng enggak tinggal di situ? Masih pagi sekali. Lagipula Mbak Ajeng sepertinya enggak mungkin ngomong dengan Mas Wira begitu.”

Wira berdecak pelan. Kepalanya menoleh ke dinding kamar mandi dengan raut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (19)
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
...... sabaaaarr ini ujian.. hamilnya nanti pak.. belum mulai proses pembuatannya
goodnovel comment avatar
Nur Hikmah Fadhillah
sabarr ya suly, itu pilihan kamu juga nyetujuin rencana mas wirr
goodnovel comment avatar
Aqoe Imay
............hamil lagi gak sabar amat pak gagah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status