Share

56. Uring-uringan

Sejenak Wira berdiri mematung di depan pintu belakang. Memandang Sully yang berjalan lurus ke depan dan berbelok ke kamar dan langsung keluar dengan handuk di tangannya. Sully hanya melewatinya begitu saja. Wira lalu berjongkok memperbaiki kayu bakar di tungku.

“Sulis mana? Sudah pergi?” Pak Gagah tiba kembali di halaman belakang.

“Bapak dari mana?” tanya Wira.

“Nganter radio tape buat diperbaiki.”

“Bapak minta Sulis masak pakai tungku?” tanya Wira.

“Iya, kenapa? Bapak ajarin dia manut, kok. Sekarang Sulis-nya mana?”

“Aku suruh mandi. Sudah mau siang. Sulis enggak ada ngomong apa-apa?” tanya Wira. Rasanya memang tak mungkin ia mengatakan kalau Sully baru menangis hanya perihal tungku.

“Enggak ada ngomong apa-apa. Bapak malah heran. Dari pagi beresin rumah, cuci piring enggak ada ngomong. Bapak ajarin masak pakai kayu, biar enggak ngelamun aja. Memangnya dia kenapa? Berantem sama kamu?”

“Enggak berantem …,” jawab Wira. Pikirannya mengingat Sully yang menangis usai bicara dengann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (36)
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
woooaaahh kenapa bisa dibonceng pria.. bisa keluar tanduk nih si wira
goodnovel comment avatar
Siti Julian
sapa yg boncengin sulis tukng ojek kah atau si duda fariz ... duh mas wira jgn kaku2 donk sama sully
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
semangat kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status