Share

EP5 Tatap aku!

Penulis: Haasaanaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-12 04:00:55

Tangan Kinara ditarik oleh Enzo, ntah kemana pria itu mau membawa nya. Enzo terus membawa Kinara menuju kamar pribadi nya, tidak perduli dengan para pembantu yang melihat mereka. Kinara berusaha melepaskan tangannya, ia benci kala Enzo benar-benar menganggap nya selayaknya barang.

Enzo menyuruh Kinara untuk duduk di sofa kamar nya, Kinara pun patuh saja. Baru kali dirinya masuk ke kamar kakak nya, kamar nya lebih luas dari kamar nya. Dengan nuansa yang lebih kelihatan manly dan banyak foto kecil Enzo yang menggemaskan.

Kinara memerhatikan sekeliling nya, ia memikirkan Enzo yang sedang apa di ruang ganti pakaian. "Sedang apa dia? apa mau melakukan hal gila lagi?" batin Kinara.

Kinara bangkit, ia tidak tahu kenapa memiliki jiwa yang patuh kepada pria itu. Sekalipun Enzo adalah suaminya, atau lebih tepat kakak nya menurut Kinara tetap lah sama. Tidak seharusnya ia sepatuh ini, perlahan Kinara bangkit dan ingin pergi dari kamar Enzo.

"Mau kemana?" suara berat itu menghentikan langkah nya. Tapi, Kinara seakan tuli ia ingin pergi begitu saja.

"Berhenti Nara!" Perintah itu diabaikan oleh Kinara, ia membuka knop pintu dan langsung berlari menuju lantai bawah. Langkah kaki nya cepat hingga Kinara tidak memerhatikan jalan yang ia lewati, hanya mengikuti naluri hati untuk menjauh dari Enzo.

Enzo berdiri tegap menatap kepergian Kinara, pintu yang terbuka itu ia tetap dengan tajam. "Lagi-lagi dia selalu mengabaikan diriku, Lagi-lagi.."

Kinara berlari menuju Bi Surti yang kebetulan sedang memasak, ia berlindung dibelakang tubuh wanita separuh tua itu. Tentunya Bi Surti bingung, karna melihat Kinara yang terus memerhatikan arah tangga menuju lantai atas.

"Ada apa, Nona?" Tanya Bi Surti, ia melihat banyak keringat yang mengalir di pelipis Kinara.

Kinara menghela napas lega, "Eh tidak papa, Bi. Aku hanya berolahraga tadi, eh malah langsung lapar." Jelas nya yang tentu saja bohong. Bi Surti percaya saja, ia melanjutkan memasaknya.

Kinara membantu, ia mengambil kentang yang sudah dipotong oleh Bi Surti. "Eh ngga usah bantu Bibi, Non. Nanti Tuan besar marah sama Bibi lagi, seperti kemarin.."

Kinara tersenyum mendengar ucapan Bi Surti, ia ingat sekali seperti apa kasih sayang ayah tirinya pada nya. Dan itu sangat berbeda dengan perlakuan Enzo yang malah mencelakai nya, merebut mahkotanya secara paksa.

Mungkin karna terlalu memikirkan tentang Enzo, Kinara sampai tidak mmenyadari jika pisau yang ia pegang mengenai jari nya. Mengeluarkan darah yang banyak, sampai kentang itu terkena darah dari nya.

"Astaga Non, tangannya berdarah." Histeris Bi Surti, seketika Kinara langsung tersadar.

Tiba-tiba ada tangan yang menarik tangan Kinara, memasukkan jari Kinara yang terluka kedalama mulut nya. Mata bulat Kinara yang indah menatap ke orang itu, ia melihat Enzo yang menatap nya dengan khawatir.

Enzo membuat darah itu berhenti mengalir, ia membuang darah yang ia hisap di wastafel. Lalu mengambil plaster yang diberi Bi Surti, memasangkan nya ditangan Kinara. "Sakit.." lirih Kinara.

Enzo menatap nya tajam, "Apa yang kau lakukan? jangan sakiti dirimu seperti itu!" Hardik Enzo, Ia benar-benar marah kali ini. "Jangan pegang pisau sialan itu!" perintah nya, dengan ragu Kinara mengangguk.

Kinara melepaskan tangan nya dari genggaman Enzo, karna Bi Surti terus memerhatikan mereka. Kinara kembali membelakangi Enzo, ia tidak mau melihat wajah tampan itu. Enzo mengepal kan tangannya kala lagi-lagi Kinara selalu saja tidak mau menatap kearah nya.

Enzo memberi kode kepada para pelayan agar pergi saja, karna takut dengan Enzo membuat para pelayan langsung pergi. Bahkan Bi Surti, ia tidak mau bertanya lagi.

Enzo mengangkat tubuh kurus Kinara untuk duduk di Pantry, tentunya Kinara terkejut dengan semua perlakuan Enzo. Ia ingin protes, tapi Enzo sudah membungkam bibir nya dengan tautan bibir yang sedikit penuh menuntut.

Kinara enggan membalas nya, ini juga ciuman kali pertama nya yang telah direbut Enzo kemarin malam.

Enzo mengigit bibir bawah Kinara, hingga wanita itu membuka bibir nya. Sekalipun Kinara tidak membalasnya, Enzo tetap melakukan sesuai naluri hatinya.

Kinara memukul dada Enzo kala merasakan sesak didada nya, pasokan oksigen nya mulai menipis. Barulah Enzo melepaskan tautan bibir nya, ia melihat Kinara yang terengah-engah. Lagi-lagi wajah itu tidak mau menatap nya, bahkan lebih memilih menatap panci yang berisikan sayur sup.

Enzo geram sekali, ia langsung menjatuhkan panci itu tanpa beban sedikitpun. Hingga panci yang berisi sayur sup itu terbuang sia-sia di lantai, Kinara terkejut melihat nya. "Tatap aku! apa panci itu lebih menarik, ha?!"

Mata Kinara langsung terpejam mendengar bentakkan kakak tirinya, air mata nya jatuh seketika. "Untuk apa? untuk apa aku menatap mu?!" Sentak Kinara balik, ia menatap nanar sup yang tidak bersalah itu.

"Kau memang tidak pernah menghargai orang lain, pekerjaan orang lain. kau egois, kau hanya memikirkan tentang dirimu sendiri!" perkataan Kinara membuat tangan Enzo mengepal, ia melihat Kinara yang menangis.

"Simple, kau cukup tatap aku saja. jangan lakukan hal lain, tatap aku kala ada aku disekitar mu." Jelas Enzo, ia tidak mengerti kenapa Kinara sangat sulit melakukan itu.

Kinara perlahan turun dari pantry, ia tidak mendengar perintah gila dari Enzo. Kinara mengambil kain pel, ia mengutip sayur yang terbuang sia-sia itu.

Enzo menarik tangan Kinara untuk jangan lakukan hal kotor lagi, "Jangan lakukan itu." Ucap nya, Tapi Kinara tetap bersikukuh melakukan hal yang seharusnya ia lakukan sedari tadi.

Enzo memijat pelipis nya, sangat sulit membuat Kinara patuh. Ia langsung menarik tangan Kinara lalu menggendong nya bagaikan karung beras, Kinara sampai melotot melihat hal yang dilakukan Kakak nya.

Enzo tidak perduli dengan teriakan dari Kinara, ia terus membawa Kinara menuju ruangan kerja nya.

"Lepas, kak!"

"Diam!" Sentak Enzo balik, Kinara pun terdiam. Ia di turunkan oleh Enzo di ruangan kerja pria itu. Kinara ingin kabur, ia langsung berlari kearah pintu tapi, terlambat sudah. Enzo sudah mengunci pintu secara otomatis dengan remote di tangannya.

Kinara hanya diam berdiri menatap pintu yang besar itu, tangannya mengepal. "Kenapa dia seperti obsesi kepada ku? kenapa?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP22 Suami Rahasia Sakit

    Menurut Kinara Enzo sangat ngawur, jika memanggil nya sayang didepan orang tua pasti akan terjadi masalah besar. Dan Nara tidak mau itu terjadi, ia masih ingin hidup. “Jangan aneh-aneh deh, Kak. Manggil sayang didepan ibu dan ayah..”“Siapa yang mengatakan kalau manggil sayang nya didepan mereka, hmm?” Tanya Enzo dengan kedua alis naik turun, ia gemas sekali melihat Nara yang salah tanggap itu. “Ah atau kau mau segera aku panggil sayang didepan umum, begitu?” Tanya Enzo lagi, kali ini sambil menarik gemas hidung mancung Nara. “Ihhh apaan si?! Ngeselin amat!”Nara memukul lengan Enzo, membuat pria itu tertawa. Bahkan Enzo tertawa kencang, baru kali ini Nara melihat nya. Ternyata Enzo sangat tampan kala tertawa, Nara baru menyadari itu. Tangan Enzo meraih tangan Nara untuk duduk dipangkuan nya, kali ini Nara mode pasrah saja. Mood Enzo yang marah-marah tadi telah hilang, dan Nara tidak mau memancing nya lagi. Enzo memeluk Nara erat, mencium aroma Nara yang membuat nya tenang. “Kak

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP21 Enzo~Panggil sayang atau Enzo!

    Nara langsung menyingkirkan tangan Enzo dari wajahnya, ia benci sekali dengan pria yang telah berani menguasai hidupnya. “Aku benci pada mu!” Teriak Nara, ia menatap nyalang Enzo yang hanya tersenyum saja dengan cacian nya. Malah Enzo menarik tengkuk Nara, melakukan lumatan bibir ya sekalipun Nara tidak mau membuka bibirnya sedikitpun. Enzo menggigit bibir bagian bawah Nara, hingga terbukalah bibir itu. Enzo mengesap bibir Nara bagaikan mesin penyedot debu, dihisap terus menerus hingga suara pintu terdengar terbuka. Barulah Enzo menyudahi kelakuan nya, ia tersenyum saja kala melihat Nara yang meneteskan air mata sambil menatap nya. “Sayang, maaf ya lama..” Ucap Bella, ia tidak menyadari apapun yang baru saja terjadi. Didalam kediaman nya, Nara menatap Enzo yang hanya diam mendengar kan celotehan Bella. Ia tahu, pria itu hanya menjadikan nya budak nafsu saja. Tapi, bahkan Nara tidak tahu harus melakukan apa sekarang. ~~Diperjalanan pulang, Nara hanya diam menatap jalanan yang me

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP20 Enzo~Aku bisa melakukan apapun

    Masih di posisi yang sama, bahkan tangan Enzo kini sudah berlalih menuju perut Nara. mengelus nya dengan lembut, membuat Nara langsung menatap nya tajam. "Kak, hentikan.." Nara menjauhkan tangan Enzo dari perut nya. "Malu tahu, nanti ada orang lihat!"Enzo tertawa saja, ia memerhatikan sekeliling nya, semua pada sibuk dengan kekasih mereka. Bahkan ada yang sedang berciuman, Enzo harus melakukan hal yang sama bukan? iya dong! Enzo mendekatkan diri kepada Nara, menatap Nara intens dan penuh kekaguman. Mata bulat itu yang selalu saja berkilau kala menatap nya, Enzo benar-benar mengagumi nya. Perlahan-lahan bibir Enzo mendekat pada bibir Nara, bukannya marah atau apa.. Nara hanya pasrah saja. Ia malah memejamkan mata seolah tahu hal apa yang akan terjadi sebentar lagi. Enzo melakukan lumatan bibir dengan gerakan lembut membuat Nara merasa kan kenikmatan dalam ciuman itu. Terus bertukar saliva dan menikmati serangan bibir satu sama lain, kali ini Nara sudah lihai membalasnya. Karna Enz

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP19 Sudah Mulai Terbiasa

    Bukannya panik atau apa, Enzo kelihatan tenang dan tidak berekspresi apapun. Terkadang Nara bingung, kenapa Enzo mudah sekali bersikap seperti itu. "Kebetulan tadi bertemu dengan Nara dijalan, Ayah. Apa salah nya kami jalan bersama, hemat waktu." Jelas Enzo. Relga mengangguk saja mendengar nya, ia tidak curiga sedikitpun. Nara melirik kearah Enzo yang berjalan terlebih dahulu bersama dengan Relga, dari bekalang seperti ini.. mereka benar-benar sangat mirip. Nara mengikuti mereka dari belakang, bahkan Relga baru menyadari satu hal. Ia menghentikan langkah nya, berbalik arah untuk melihat Nara. "Sayang, kemarilah.." panggil nya, Nara menatap Enzo yang juga menatap nya dengan datar. Nara berjalan menghampiri Relga, mereka berjalan bersama-sama dengan Nara ditengah di antara Enzo dan Relga. Enzo mendengar kan saja cerita Nara pada ayah nya, ia tersenyum tipis kala Nara menceritakan hal yang lucu. Hingga mereka sampai di ruangan VVIP, ruangan yang telah di reservasi oleh Relga sedari

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP18 Sifat Hangat Enzo

    Enzo menarik tangan Nara hingga kini berdiri berhadapan dengannya, tanpa banyak berkata lagi.. Enzo menggendong Nara bagaikan karung beras. Membawa Nara menuju ruang istirahat yang ada di ruang kerja nya, hanya orang tertentu yang tahu tempat itu. Nara memberontak, dalam posisi itu ia terus memukul punggung Enzo sekuat tenaga. Berharap agar pria itu kesakitan, karna Nara tidak mau hal itu terjadi lagi. Tapi, Enzo tidak merasakan sakit sedikitpun. Ia malah merebahkan Nara di atas kasur. Menatap Nara dengan tatapan yang penuh kabut gairah, dengan susah payah Nara melindungi dirinya dari tatapan itu. Enzo merangkak naik keatas kasur, Nara berusaha menghindar. Ia terus mundur kala Enzo ingin mendekati nya, hingga mentok dikepala ranjang. "Mau kemana, hmm?" Suara deep voice itu membuat Nara semakin gugup. "Kak, jangan lakukan ini lagi.""Kenapa? apa salah seorang suami meminta itu dengan istri nya?" Pertanyaan Enzo membuat Nara kebingungan harus menjawab apa. Memang secara logika merek

  • Istri Tersembunyi Kakak Tiriku   EP17 Harus Cemburu!

    "Kenapa kau tidak menjaga dengan baik milikku ini, hmm?" Perkataan itu membuat Nara mengerjap pelan, semua hal yang ada dalam dirinya selalu dikatakan milik pria itu. Nara semakin membenarkan satu hal, bahwa Enzo adalah pria yang paling egois yang pernah ia temui. "Apa kakak tidak lihat kemesraan orang tua kita tadi?" Tanya Nara, siapa tahu Enzo akan sadar. Tapi, Enzo malah menjawab nya dengan senyuman manis nya. "Lihat, hanya saja itu tidak urusan ku. Kita ya kita, mereka ya mereka. " Penjelasan yang sangat logis, tapi tidak masuk akal untuk Nara. Lengan kekar Enzo masih memenjarakan Nara, ia terus menatap bibir Nara yang masih menggigit bibir nya sendiri. Tangan Enzo menyentuh pipi Nara yang tirus, lalu beralih menarik tengkuknya hingga sangat dekat dengan Enzo. Enzo melakukan pergulatan bibir yang lembut, bahkan Nara sampai terbuai dengan lumatan bibir itu. Enzo menghisap bibir nya selayak nya vacum cleaner, Nara kewalahan membalas nya. Tok.. Tok.. TokSeketika Nara langsung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status