Share

11. Berdebat

Wajah ibu tampak tegang mendengar jawabanku.

"Hahaha, bercanda Bu. Kenapa tegang gitu?" timpalku lagi sambil tertawa.

Mas Azzam memandangku dengan tatapan bingung. 

Ya, ini baru permulaan Bu, aku akan mengalah dulu. Takkan kutunjukkan  aku berubah secara drastis. Pelan-pelan saja, kita nikmati permainannya. Rasanya ingin juga memberi pelajaran kepada ibu, juga pada adik sepupunya yang tak tahu diri itu. Sebenarnya aku kurang sreg dia ada disini. Walaupun ibu mertuaku bilang Icha sudah seperti anaknya sendiri karena telah mengasuhnya sedari kecil, tapi tetap saja Icha dan Mas Azzam bukanlah mahram. 

Baiklah, akan kuuji juga ketulusan suamiku, sampai sejauh mana dia mencintaiku dan mau menghargaiku sebagai seorang istri.

"Ya sudah, karena semua orang capek, mas pesankan makanan di luar saja ya. Kamu gak usah masak, istirahat saja, pungkas Mas Azzam menengahi.

"Ide bagus, Mas."

"Kamu mau pesan apa, sayang?"

"Emmmhh,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wagirin
Mmg seharusnya org yg numpang ya tau dirilah..masa' sdh lah numpang tak mau bantu2 apa kek.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status