Istri yang Kau Khianati

Istri yang Kau Khianati

By:  Inthary  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings
61Chapters
4.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Di tengah usaha mendapatkan buah hati, Frani harus menelan pahit ketika menemukan sang suami "bermain" dengan salah satu karyawan laundry-nya. Bahkan, Gani--sang suami--membandingkan dirinya dengan sang karyawan. Cinta yang Frani miliki seakan retak dan tidak bisa direkatkan kembali akibat pengkhianatan itu. Terlebih, seluruh keluarga suaminya yang tidak tahu diri justru mendukung Gani dan menghina Frani. Demikian, wanita 27 tahun tersebut akhirnya memilih untuk pergi. Frani tidak akan pernah mengizinkan suaminya menjadikan dirinya "boneka"! Lantas, akankah Frani akan terus melajang demi menggapai semua impiannya setelah bercerai? Atau, kedatangan pria baru bisa meluluhkan hati Frani yang pernah hancur karena pengkhianatan?

View More
Istri yang Kau Khianati Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cowok Inisial R
berkelas dan elegan ceritanya. layak bgt buat jadi koleksi bacaan.
2023-07-04 22:31:20
1
user avatar
Zi Aldina
bagus banget
2023-07-04 12:40:35
1
user avatar
Alnayra
rekomended banget ceritanya wajib dibaca sih
2023-07-03 20:02:17
2
user avatar
Inthary
Cerita pertama author. Terimakasih yang bersedia mampir. Salam kenal semuanya (⁠^⁠^⁠)
2023-03-04 21:28:42
1
61 Chapters
Part 1 - Beraninya Dia
"Aduh, pakai acara lupa lagi!" keluh Frani dengan penampilan yang sudah kusut di sana-sini. Karena sedari tadi sibuk mengasah tangannya untuk membereskan cucian orang-orang, wanita berusia dua puluh tujuh tahun sampai lupa membawa kunci laci berisi pendapatan laundry. Bukannya dia tidak percaya pada dua karyawannya yang sekarang, tetapi dulu Frani sempat kecewa dengan karyawan pertamanya yang mencuri hampir seluruh uangnya dan kabur. Jadi, dia berjanji untuk selalu membawa kunci laci. Terlebih, Frani harus menabung untuk progam hamil lagi.Mengingat program hamil, wanita itu lantas teringat Gani, sang suami. "Gimana caranya kita bisa punya anak kalau kamu sibuk? Aku saja berkorban untuk tidak lagi bekerja di pabrik hanya untuk lebih sering bersama dengan kamu, Frani."Ucapan sang suami setelah lima bulan menikah kembali terngiang di kepala Frani. Segera, wanita itu berjalan kembali ke toko laundry miliknya yang dia bangun setelah menikah. Dulu, Frani adalah karyawan kantor biasa.
Read more
Part 2 - Diam-diam Menghanyutkan
"Kenapa kamu dari tadi diam, Frani? Ada apa? Tidak suka makanannya?" tanya Gani dengan raut wajah khawatir. Mereka duduk berdua, menikmati sarapan pagi seadanya. Oseng tempe kecap dan sambal. Hanya itu yang bisa Frani sajikan dengan sisa uang laundry yang tidak seberapa.Semalaman Frani tidak bisa tidur, kepalanya pusing. Dia bahkan berpindah ke sofa karena tidak bisa menghadapi suaminya. Bayangan buruk itu terus menghantuinya. Frani tersenyum kecut, "Tidak apa-apa, Mas."Mas? Frani jijik mendapati dirinya memanggil Gani begitu."Istirahatlah kalau capek.""Kalau begitu, uang untuk promil besok uang kamu ya, Mas? Selama ini kan aku jarang minta uang."Wajah manis Gani tiba-tiba berubah, "Maksudnya sekarang kamu perhitungan?""Bukan, Mas. Uang laundry sudah terpakai untuk kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan ibu bapak. Belum lagi mesin cuci yang rusak kemarin. Gaji karyawan dan beli makanan mereka. Aku tidak pernah minta uang sama kamu meskipun aku kekurangan dana, Mas. Promil yan
Read more
Part 3 - Ambil Saja Suami Tidak Tahu Diri Itu!
"Hilang? Cari lagi, Len. Tidak mungkin bisa hilang kan kita berdua yang ada di sini," tukas Frani panik. Ada satu pelanggan yang sangat mewanti-wanti baju mahalnya agar tidak rusak saat dicuci. Tapi sekarang malah hilang.Leni mengobrak-abrik isi ruangan tempat penyimpanan cucian yang telah kering untuk melalui proses penyetrikaan, dengan perasaan bersalah. Dia ingat kemarin dia yang mencucinya dan Celia yang melakukan tugas akhir. "Coba saya tanya sama Celia dulu, Bu. Soalnya kemarin kan dia yang mempacking barang," ucap Leni pada Frani. Dia berjalan meja nakas yang memiliki lima laci sebagai tempat penyimpanan barang-barang karyawan.Leni mengeluarkan ponselnya dari dalam sana dan segera menghubungi Celia. Namun percobaan hingga tiga kali tidak ada jawaban. Leni menatap lesu pada Frani, "Tidak dijawab, Bu."Frani memiliki firasat buruk. Kenapa disaat dia mencurigai wanita itu, timbul lagi masalah lain. Frani yakin dia juga melihat pakaian itu dicuci oleh Leni dan dia sendiri yang m
Read more
Part 4 - Harta Gono-gini
"Sudahlah, kamu jangan mendramatisir suasana," ucap Sarah ketika Frani mengadukan perselingkuhan suaminya pada ibu mertuanya. Wanita itu sedang mencoba pakaian barunya dan tidak peduli dengan ucapan Frani.Frani menekan perasaannya yang kacau, "Ibu membela Mas Gani?" Harusnya dia sudah tahu itu.Dengan tajam, Sarah menatap Frani, "Gani tidak bersalah. Kamu yang bersalah karena tidak bisa memberikan anak. Bukan salah Gani kalau dia mencari wanita lain yang bisa memberikan anak. Ibu setuju kalau dia menikah lagi. Apalagi Celia wanita yang sangat cantik dan penampilannya jauh lebih sempurna daripada kamu. Ibu yakin kalau Celia bisa memberikan keturunan pada keluarga ini."Air mata yang ditahan oleh Frani akhirnya luruh juga. Wanita itu menangis, mendengar pembelaan dari Sarah, "Tidakkah ibu tahu bahwa ibu juga wanita? Apa ibu tidak peduli dengan perasaanku? Seumur hidup aku tidak pernah mendapat penghinaan semacam ini. Aku juga tidak akan pernah mengizinkan pernikahan kedua suamiku terja
Read more
Part 5 - Pengambilan Paksa
"Sudah cukup, Bu. Ibu keterlaluan. Saya tidak ingin berkata kasar pada ibu. Saya permisi," ucap Frani. Dengan mata nanarnya dia kembali masuk. Sampai seburuk itu dirinya di mata orang-orang? Masalah laundry yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah perselingkuhan suaminya, membuat wanita itu tidak bisa lagi berkata-kata.***"Mana Frani?" teriak Sarah dari luar toko.Frani dan Leni keluar bersamaan dan mendapati Sarah sudah berkoar-koar memanggil menantunya."Aku di sini, Bu," jawab Frani. Matanya sembab. Dia menangis tanpa suara. "Kamu boleh bercerai dengan anak saya tapi saya akan menuntut harta gono-gini.""Harta gono-gini apa yang ibu maksud? Laundry ini adalah milikku.""Oh ya? Siapa yang bilang ini milik kamu? Kata Gani, separuh dari uang pembelian ruko ini adalah miliknya. Kamu jangan coba-coba membohongi ibu. Enak saja kamu mau keluar dari rumah ibu dan mengambil semua harta milik bersama. Serahkan sebagian uang penjualan ruko laundry ini pada Gani, dengan begitu kalian bisa be
Read more
Part 6 - Hidup Baru
Frani merasa bodoh kalau harus mengemis surat-surat ruko pada Sarah. Apalagi ada Celia yang sedang mengejeknya. Dengan perubahan suasana hati, Frani mendekap dua lengannya ke depan, "Si pelakor ada di sini?""Pelakor? Berani benar kamu bicara begitu. Ibu, lihatlah wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan menantumu ini. Dia mengejekku," rengek Celia pada Sarah. Wanita itu menghampiri Sarah dan merajuk. Seringaian wajahnya terlihat memuakkan.Sarah turun tangan. Dia hendak menarik rambut Frani, tapi Frani berhasil menangkap tangan Sarah."Kamu berani melawan ibu?" bentak Sarah."Tentu kalau memang diperlukan. Aku sudah meminta baik-baik surat ruko milikku tapi ibu bersikeras untuk menjualnya silahkan! Lagi pula aku juga tidak suka tinggal dekat dengan kalian. Apalagi sama pelakor yang tidak punya malu. Aku pergi!"Celia tidak terima dikatakan pelakor. Dia berlari, memburu Frani ke depan. Frani sudah mengetahui gerakan Celia. Ketika wanita itu hampir menyentuh bahunya, Frani menghin
Read more
Part 7 - Tidak Mungkin Suka
Rendi Irwansyah, pemilik pabrik sepatu 'Prima' yang masih single sampai detik ini terkenal sebagai pemimpin yang tegas. Usianya mungkin sudah mencapai tiga puluh tahun namun belum memikirkan pernikahan. Pria dengan wajah lokal, berkulit sawo matang dengan garis rahang keras, menjadi incaran banyak anak-anak bagian yang sama singlenya.Frani mengerut ketika matanya menangkap sorot ketidaksukaan Rendi. Yulia tersenyum sinis padanya karena ucapannya benar-benar terjadi. Dia yakin Frani akan mendapat teguran keras di hari pertamanya."Jangan takut!" ucap Septi dengan pengucapan tanpa suara.Frani mengangguk sekilas, tapi tetap tidak bisa sesantai itu. Dia mengikuti Rendi berjalan ke luar gedung cutting. Mereka melewati pelataran parkir dan ruang tamu terbuka yang berada di tengah-tengah gedung. Setelah berjalan cukup lama, Rendi berbelok ke lorong kanan menuju ruangannya.Frani melangkah dengan kepala tertunduk. Dia hanya melihat bagian belakang sepatu Rendi yang terlihat mengkilap. Penam
Read more
Part 8 - Gara-gara Rendi
"Bapak demam?"Pertanyaan itu keluar dari mulut Frani karena ucapan atasannya benar-benar tidak masuk akal. Rendi masih memegang teguh raut wajahnya yang datar, "Kalau saya demam, saya tidak mungkin ada di sini. Saya juga sengaja menunggu kamu di jalan tadi supaya bisa bicara berdua dengan kamu."Frani tidak percaya. Hubungan apa yang mereka miliki sampai ajakan menikah itu terdengar, "Saya sudah punya suami, Pak."Rendi memang beranggapan demikian. Tapi kemarin, dia mendengar sendiri apa yang terjadi pada rumah tangga Frani. Septi dan Tanti tidak mungkin berbohong. "Saya tahu kamu dalam proses perceraian."Bola mata Frani membulat, "Bapak tahu dari mana?""Dari mana saja bukan hal yang perlu dibahas. Yang penting kita punya target yang sama untuk memiliki pasangan sebelum tahun ini berlalu. Perlu kamu tahu, saya punya list yang belum saya lakukan. Saya harus menikah tahun ini demi menyempurnakan iman saya."Frani tidak peduli dengan alasan Rendi. Baginya, ucapan Rendi bukan sesuatu
Read more
Part 9 - Kecurigaan Tanti
Rendi menghampiri Frani, menarik lengannya, "Salah ya kalau saya bicara sama kamu? Saya benar-benar merindukan kamu, Frani.""Lepas, Pak!" Frani celingukan melihat sepanjang jalan karena mereka masih berada di kawasan pabrik. Takut tiba-tiba Yulia memergoki mereka dan semakin menyudutkan dirinya."Ini tidak adil untuk saya, Frani. Salah saya kalau saya berjuang untuk mendapatkan hati kamu?" Tatapan Rendi berbeda dari sebelumnya. Tidak ada wajah datar atau tajam. Yang terlihat justru wajah gelisah dan takut. Pria itu tidak mau pergi dari Frani."Salah. Apapun yang bapak lakukan salah. Saya hanya mau tenang dalam bekerja. Saya harus menghidupi diri saya, Pak. Bapak lupa kalau saya ini janda?""Biarkan saya menghidupi kamu dan semua kebutuhan kamu. Saya bersedia bekerja banting tulang demi kamu, Frani. Saya menyukai kamu," ucap Rendi penuh tekad. Sejujurnya Frani merasa tersanjung. Dia benar-benar bisa merasakan ketulusan Rendi. Tidak! Frani belum berani membuka diri."Frani, mengertil
Read more
Part 10 - Boleh Saya Mencium Kamu?
Frani tidak menyangka Tanti akan sedetail itu dalam memperhatikan sesuatu. Wanita itu sekarang tidak bisa berkutik. Apa yang harus dia lakukan? Dia harus mengajukan alasan yang jelas tapi apa?"Kamu ini terlalu banyak melihat sinteron. Tadi, pak satpam meminjamkan ini. Mungkin beliau nggak tahu kalau ini punya Pak Rendi karena yang aku lihat tadi bapaknya asal ambil," jelas Frani. Dia bicara seolah apapun yang melibatkan Rendi bukan hal penting. Tanti tidak mudah percaya. Matanya masih memicing. Berbeda dengan Septi yang menganggap remeh masalah itu. Dia meminta mereka semua untuk mandi dan bersiap untuk makan malam. Rencananya mereka akan membuat mie instan pedas dan beberapa toping. Mumpung cuaca juga mendukung."Aku mandi dulu ya," ucap Frani sembari melipat payung dan memasukkannya ke dalam rumah. Dia berpikir akan menyimpan payung itu di mana karena Tanti pasti sibuk mengorek informasi lagi. Yang paling aman hanya kamar. "Nantilah tunggu kering," ujarnya lagi yang kemudian mena
Read more
DMCA.com Protection Status