Beranda / Rumah Tangga / Istri yang Kau Sengsarakan / 2 : Gara-gara surat cerai

Share

2 : Gara-gara surat cerai

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 14:38:05

"Ma!" Nayara berdiri sambil menggenggam tangan Clarissa. "Aku sungguh nggak ngerti, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Diam!" Clarissa menepis kasar tangan Nayara. "Beraninya kamu memanggilku mama? Pasti wanita itu sengaja menipuku agar kamu bisa hidup enak di sini, sementara anak kandungku dia siksa selama ini. Tidak kusangka kamu adalah anak pelacur itu."

"Pa!" Nayara menghampiri Dimas. "Papa, bilang sama Nara ini nggak benar! Nara pasti anak Papa, iya kan?" Mata Nayara sudah berkaca-kaca.

"Nara, maafkan Papa. Semua bukti sudah jelas, kamu memang bukan anak kami." Dimas memalingkan wajahnya dari Nayara.

"Aku sudah memberitahu Alvano, kamu harus segera bercerai dengan Alvano. Kembalikan semua milik Vanya, termasuk Alvano." Clarissa kembali berbicara. "Sekarang berlutut dan minta maaf pada Vanya! Dasar anak wanita malam!"

"Aku nggak tahu dia siapa, Ma," lirih Nayara dibalas tawa sinis oleh Clarissa.

Clarissa benar-benar sudah membenci Nayara hanya karena bukti yang dibawa Vanya.

Nayara menatap tangga ketika mendengar suara langkah kaki dari sana, tangis Nayara langsung pecah melihat sosok tampan dengan setelan kantor yang rapi mendekat ke arahnya.

"Alvano." Nayara memeluk lengan Alvano sambil menangis.

"JANGAN SENTUH AKU!"

Bruk!

"Ugh!"

Nayara kembali didorong hingga terjatuh ke lantai, kali ini pelakunya adalah suaminya sendiri.

"Jangan berani pegang-pegang aku lagi! Asal kamu tahu, aku jijik disentuh oleh seorang pembohong." Alvano terang-terangan menatap tajam Nayara.

Nayara tidak tahu harus mengatakan apa, mata yang selalu menatapnya dengan lembut kini telah berubah seperti ingin membunuhnya.

Vanya berjalan mendekati Alvano. "Kak Al." Vanya memanggil Alvano dengan suara yang begitu lembut dan terkesan seperti dibuat-buat.

Alvano tersenyum. "Kamu cantik sekali hari ini, Vanya." Alvano menegang bahu Vanya dan mereka terlihat begitu romantis.

"Kalian ada hubungan apa?" Nayara sangat sakit hati melihat suaminya memperlakukan wanita lain dengan begitu baik di depan matanya.

"Jangan sok tersakiti, Nara. Yang ingin aku nikahi sebenarnya adalah Vanya, putri asli keluarga Widjaya. Kamu hanya seorang putri palsu yang mengelabui keluarga Widjaya selama bertahun-tahun, kamu juga menipu ibuku agar setuju dengan perjodohan kita."

Sakit, benar-benar sakit. Nayara merasa telah ditusuk pisau sebanyak ribuan kali dalam satu jam terakhir ini.

"Harusnya sejak awal yang aku nikahi itu Vanya, bukan kamu, Nara." Awalnya Alvano membungkuk sambil mengusap lembut rambut Nara. "Kamu sangat tak tahu malu, Nara. TIDAK TAHU MALU." Akhirnya Alvano menarik kasar rambut Nayara lalu mendorong kepala Nayara dengan kasar.

"Al! Aku nggak tahu apa-apa tentang ini." Nayara berusaha berdiri sambil menggapai Alvano.

Namun Nayara harus terduduk di lantai lagi karena Alvano lagi-lagi mendorongnya.

"Awws!" Tiba-tiba saja Vanya meringis sambil memegangi sikunya.

"Kenapa?" Alvano langsung memeriksa keadaan Vanya.

"Kak Al, tanganku sakit," adu Vanya.

"Apa luka lama itu sakitnya kambuh lagi?" tanya Alvano yang terlihat khawatir.

"Iya, Kak," jawab Vanya dengan wajah yang terlihat kesakitan.

"Ayo ikut aku!" Alvano dengan sadar merangkul pinggang wanita lain di depan istri sah-nya.

"Alvano! Jangan pergi, hiks." Nayara benar-benar menangis hebat sambil memegang kaki Alvano yang sudah hendak pergi.

"LEPAS, SIALAN!"

Bruk!

Alvano begitu tega menepis tangan Nayara di kakinya dengan begitu kasar sampai Nayara terjatuh.

"Al jangan pergi! Aku mohon, Al!" Meskipun Nayara terus memanggil dirinya, namun Alvano tetap tidak peduli.

Alvano tetap pergi sambil merangkul mesra Vanya dan membiarkan Nayara menangis di sana.

Nayara terdiam dengan pandangan kosong, air matanya mengalir tanpa henti. Nayara menunduk dan bersimpuh di lantai.

"Tandatangan surat cerai ini!"

Deg!

Jantung Nayara kembali berdetak kencang mendengar perintah Clarissa. Nayara menatap map di tangan Clarissa sambil menelan ludah dengan susah payah.

"Tandatangan sebelum besok pagi!" Clarissa melempar surat cerai itu ke wajah Nayara. "Dan kembalikan semua milik Vanya!" bentak Clarissa untuk kesekian kalinya.

Nayara pergi sejenak dari rumah keluarga Widjaya, Nayara butuh waktu untuk dirinya sendiri dan memikirkan ke depannya akan seperti apa.

"Sebelum besok kamu harus tandatangan surat cerai ini!"

"Kembalikan semua milik Vanya!"

"Jangan sentuh aku lagi! Aku jijik."

Semua yang diucapkan oleh Clarissa dan Alvano terus terngiang di benak Nayara.

Saat ini Nayara kembali ke rumah Alvano, tempat dirinya tinggal selama dua tahun ini.

Nayara mengelus perut ratanya sambil tersenyum getir. "Awalnya aku pikir kamu akan menjadi bayi yang paling beruntung di dunia, tapi sepertinya hanya mama yang akan kamu miliki."

Nayara menghela napas berat sambil membuka surat cerai di tangannya. Nayara membubuhkan tandatangan di sana, di samping tandatangan Alvano yang masih kosong.

Nayara berdiri sambil menyeret koper besar.

"Nyonya Muda! Anda jangan gegabah!" Keenan berlari lalu menghalangi jalan langkah Nayara. "Setelah Tuan Muda pulang Anda berdua masih bisa berdiskusi lagi." Keenan terlihat tak rela kalau istri tuannya itu harus pergi.

"Keenan, ini adalah yang terbaik." Nayara tetap tersenyum lembut.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, itu adalah Alvano yang baru saja memasuki rumah.

"Akhirnya Anda pulang juga, Tuan Muda. Cepat bujuk Nyonya, jangan biarkan dia pergi," celoteh Keenan.

"Pergi dari rumah." Alvano melangkah menghampiri Nayara dengan satu tangan tersimpan di saku celana sehingga Keenan minggir secara spontan.

"Nara, apa kamu sengaja menarik perhatian saya?" desis Alvano.

Nayara meremas tangannya sendiri, dia tidak berani menatap mata tajam Alvano.

"Mohon jangan seperti ini, Tuan Muda. Semua masalah akan selesai kalau dibicarakan baik-baik, jangan marah-marah dulu, Tuan." Entah dari mana asalnya Keenan punya keberanian sebanyak itu bicara pada Alvano.

"Sejak kapan kau punya hak mengajari ku melakukan sesuatu, Keenan!" bentak Alvano sambil melirik Keenan dengan sudut matanya.

"Maaf, Tuan Muda." Keenan menunduk lalu pergi dari sana.

Alvano merampas map di tangan Nayara. Setelah membaca isi map tersebut, Alvano langsung melemparnya dengan kemarahan luar biasa membuat Nayara terlonjak kaget.

"Nara." Alvano maju beberapa langkah. "Apa-apaan surat cerai itu?"

"Karena kalian semua tidak menginginkan aku lagi, sebaiknya kita pisah, Al. Itu salah satu pilihan yang paling bagus," balas Nayara dengan mengumpulkan semua keberaniannya.

"Kamu membohongi aku begitu lama, sekarang semuanya sudah jelas. Jadi kamu ingin kabur dari masalah?" bentak Alvano.

"Al, harus berapa kali lagi aku katakan. Aku tidak tahu apa-apa tentang semua ini---"

"Arghh!"

Nayara tersentak saat Alvano mencekik lehernya dengan begitu kuat.

"Di saat semuanya sudah terbukti, kamu masih mau berbohong lagi? Kamu pikir aku ini orang bodoh yang semudah itu kamu tipu?" Tangan Alvano masih berada di leher Nayara.

"Al, tolong lepas! Sakit." Nayara yang kesusahan bernapas berusaha melepaskan tangan Alvano dari lehernya.

"Rasa sakit kamu sekarang tidak sebanding dengan rasa sakit aku yang telah kamu bohongi selama dua tahun ini," sarkas Alvano.

Bruk!

Alvano mendorong Nayara sampai terjatuh ke atas sofa, Alvano menindih tubuh Naraya dari atas sambil memegangi kedua tangan Nayara yang terus memberontak.

"Alvano, kamu mau apa?" Nayara panik saat tangan Alvano membuka kancing rok mininya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Sengsarakan   26 : Kebenaran yang terungkap

    Hari pemeriksaan DNA akhirnya tiba. Rumah sakit swasta yang terkenal dengan kerahasiaan pasiennya menjadi saksi langkah-langkah berat yang membawa masa lalu dan masa depan bertabrakan.Nayara duduk di ruang tunggu bersama Rayhan yang sudah mulai membaik, meski tubuhnya masih ringkih. Ia menggenggam tangan kecil putranya erat-erat, seakan tak ingin ada satu detik pun terlepas darinya. Mata Nayara sembab, namun sorotnya penuh keyakinan. Ia tahu kebenaran akan berpihak padanya.Di sisi lain, Alvano duduk dengan rahang mengeras, mencoba menahan badai emosi yang bergolak di dadanya. Ia masih terbayang kata-kata Nayara malam itu, juga tatapan mata Rayhan yang terasa familiar. Namun egonya menolak untuk langsung percaya. Satu-satunya jalan adalah hasil tes DNA.Dan tentu saja, Vanya ada di sana. Wanita itu tidak bisa melepaskan tangannya dari lengan Alvano, meski lelaki itu tampak jengah. Senyum tipisnya penuh perhitungan. Dalam benaknya, hasil tes DNA harus dimanipulasi. Ia tidak boleh memb

  • Istri yang Kau Sengsarakan   Rencana tes DNA

    Alvano berdiri dengan tangan terkepal, napasnya memburu, matanya berkilat seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa seperti belati yang menusuk jantung Nayara.“Kenapa kau masih di sini, Nayara?” suaranya dingin dan penuh ejekan. “Kalau kau benar-benar peduli dengan anak itu, seharusnya kau pergi jauh-jauh dariku. Jangan terus menempel hanya untuk mencari perhatian. Aku muak!”Nayara menahan perih di dadanya, kedua tangannya menggenggam erat tubuh kecil Rayhan yang masih panas. Air mata terus menetes, membasahi rambut anaknya. “Alvano… tolong, hentikan kata-kata itu. Kau tidak tahu betapa aku sudah berusaha.”“Berusaha?” Alvano menyeringai sinis. “Berusaha apa? Berusaha mengais sisa-sisa simpati dariku? Atau berusaha menjatuhkan Vanya dengan cerita murahanmu itu?”Nama Vanya lagi. Nayara menggigit bibirnya, darah hampir keluar. Hatinya mencelos setiap kali mendengar wanita itu disebut-sebut. Ia sudah lelah. Sungguh lelah.“Aku tidak perna

  • Istri yang Kau Sengsarakan   40 : Pria berhenti iblis

    “Gimana jika aku memberitahumu satu hal, kalau dulunya adalah aku orang yang menyelamatkanmu, bukan Vanya.”Deg!Kalimat itu menghantam dada Alvano lebih kuat daripada pukulan apa pun. Wajahnya langsung menegang, matanya menyipit menatap Nayara. Hawa dingin seketika merambat di udara.“Ulangi kata-katamu barusan.” Suara Alvano rendah, tapi penuh ancaman.Nayara menatapnya dengan sorot mata yang penuh keberanian meski tubuhnya gemetar. “Aku yang menyelamatkanmu, Al. Bukan Vanya. Semua yang kamu tahu selama ini salah.”Senyum miring terbentuk di bibir Alvano. Namun itu bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum sinis yang dipenuhi amarah. “Kau… benar-benar lancang, Nayara.”“Aku tidak sedang berbohong,” Nayara bersikeras. “Aku ada di sana waktu itu. Aku yang menolongmu, bukan Vanya. Aku tidak peduli kalau kamu tidak percaya, tapi itu kenyataannya.”BRAK!Tangan Alvano menghantam meja di sebelahnya sampai gelas-gelas di atasnya berjatuhan. “Cukup, Nayara! Jangan pernah kau sebut-sebut na

  • Istri yang Kau Sengsarakan   39 : Terkejut

    Nayara termenung membayangkan betapa marahnya Alvano pada Eko saat pria itu menyakitinya. Bayang-bayang Alvano memukul habis Eko membuat Nayara ingin menangis.Bukan karena merasa kasihan dengan nasib Eko, namun Nayara sedih karena ternyata Alvano bukan membantu dirinya tapi hanya melindungi Vanya.“Jadi waktu itu dia bukan tulus menolong aku, tidak bisa diam biarkan. Aku harus menanyakan hal ini padanya.” Nayara meremas tas yang dia pakai.Dengan mengumpulkan semua keberanian yang ada, Nayara berniat masuk ke dalam ruangan VIP di klub langit untuk mencari Alvano.Namun baru selangkah Nayara ingin masuk, tapi langkahnya terpaksa terhenti karena seseorang menahannya. “Hai cantik, aku sangat merindukanmu.” Dia adalah Tuan Ari yang sengaja menahan langkah Nayara.“Tuan, sekarang bukan jam kerjaku. Mohon jaga sikapmu.” Nayara bersikap dingin, berbanding terbalik dengan seperti apa sikapnya saat di hadapan Alvano tadi.“Justru aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” jawab Tuan Ari, “aku

  • Istri yang Kau Sengsarakan   38 : Perintah Vanya

    “Tak kusangka, di klub langit ternyata ada wanita secantik ini. Tuan Alvano memang hebat, aku sangat menyukai gadis ini.” Tuan Ari berkepala botak begitu senang disodorkan Nayara oleh Alvano.Alvano sendiri terlihat santai sambil menuangkan minuman ke dalam gelas kecil, Nayara justru duduk diam dengan perasaan berkecamuk di samping Tuan Ari.“Syukurlah kalau Anda menyukainya, malam ini gadis ini adalah milikmu.” Alvano menatap Nayara. “Layanilah Tuan Ari dengan baik, aku akan memberikan bonus yang besar padamu.” Terlihat jelas bahwa Alvano sedang merendahkan Nayara.Nayara tersenyum, dia tidak terpengaruh sama sekali. “Mari, Tuan Ari.” Nayara justru akan melakukan tugasnya bekerja di sini dengan baik. “Aku akan tuangkan minuman, mari kita berselang sebentar.” Nayara mengajak pria gendut berkepala botak itu untuk minum-minum lebih dulu.“Baiklah, kamu sangat bagus. Aku memang tidak salah menilai, kamu ini sungguh membuatku sangat senang.” Tuan Ari sangat merasa puas dengan keberadaan

  • Istri yang Kau Sengsarakan   37 : Klub Langit

    Alvano yang sedang tidur tampak begitu gelisah, dahinya mengernyit dan kepalanya bergerak tak tenang. ‘Dasar brengsek, cepat lepaskan dia’ Alvano mengalami mimpi buruk dan melihat anak kecil berbicara dalam mimpinya. ‘Dasar penjahat, lepaskan dia!’ Alvano semakin gelisah dalam tidurnya. Dalam mimpi itu, Alvano melihat seorang pria berpakaian serba hitam dan juga memakai masker hitam keluar dari mobil BMW. Pria itu hendak melukai anak laki-laki dengan sebilah pisau, tapi anak perempuan yang pemberani menangkis pisau itu sampai anak perempuan itu yang akhirnya terluka. Anak laki-laki itu terkejut sampai berteriak kencang. “Aaaaaa!!!” Alvano berteriak sampai terduduk dan terbangun dari tidurnya. Nafas Akan memburu, dadanya naik turun karena lagi dan lagi dia memimpin cuplikan masa kecilnya. Alvano menatap kedua tangannya bergetar dan berkeringat dingin. “Vanya, apa aku sudah berpikir berlebihan tentang kamu?” Alvano jadi kepikiran dengan Vanya gadis yang Alvano anggap seba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status