Share

JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU
JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU
Author: Layla Mumtazah

Kado Pernikahanmu

last update Last Updated: 2022-07-07 09:17:06

Suara desahan yang memenuhi ruangan tertutup itu membuat langkah kaki Alesha terhenti. Gadis berbaju hitam itu mendekatkan daun telinga pada dinding pintu. Hatinya dipenuhi rasa penasaran. Pasalnya suara yang ia dengar begitu memenuhi otaknya dengan pikiran negatif.

 

Desahan itu semakin jelas terdengar, suara seorang wanita yang seakan-akan tengah menikmati surga dunia. Alesha dengan perlahan-lahan memegang gagang pintu. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menekannya ke bawah.

 

Dengan sekali dorong pintu itu terbuka. Alesha dengan jelas melihat dua insan manusia yang tak memakai pakaian berada di atas tempat tidur. Dengan cepat wanita berambut panjang itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

 

Sementara Excel meraih handuk di atas nakas dan melilitkan di pinggangnya. Ia lalu mendekati Alesha yang masih berdiri mematung dengan kaki yang bergetar. Ia tak menyangka bahwa laki-laki yang akan menjadi calon imamnya itu bermain cinta dengan sahabatnya sendiri. Kyoona.

 

Kyoona gadis blasteran Indonesia dan Korea itu menunduk, ia tak berani menatap Alesha. Ia memegang selimut putih dengan erat. Batinnya berkecamuk. Antara merasa bersalah dan juga tak bisa membohongi hati bahwa ia memang memiliki perasaan pada Excel.

 

Walau ia tahu Excel akan menikah dengan sahabatnya, ia tetap nekat mendatangi rumah Excel. Kyoona tak bisa menahan perasaannya pada laki-laki pemilik dada bidang itu. Rahangnya yang terlihat kokoh dan tatapan mata tajam selalu membuat Kyoona terbayang setiap malam.

 

"Aku bisa jelaskan," ucap Excel berusaha meraih tangan Alesha.

 

Alesha menepis tangan Excel. Ia ingin menangis saat ini. Akan tetapi, Alesha berusaha menahan air matanya. Ia tak ingin menangis di hadapan kedua orang yang tak memiliki hati.

 

"Tak perlu menjelaskan apa pun lagi, semua sudah terlihat sangat jelas," ucap Alesha bergetar menahan tangis.

 

"Aku akan tetap menikah denganmu," ujar Excel yang mendapat sambutan tamparan dari Alesha.

 

"Kamu pikir aku akan tetap menikah denganmu setelah semua ini? Tidak! Pernikahan kita batal!" teriak Alesha yakin.

 

"Tapi seminggu lagi kita akan menikah." Excel mulai menarik tangan Alesha hingga tubuh gadis itu menyentuh dada Excel.

 

Alesha mendorong Excel sekuat tenaga. "Lepaskan aku!" teriaknya. "Aku tak ingin di sentuh olehmu, aku bahkan, jijik melihatmu!"

 

Kali ini Alesha hampir saja menangis. Ia tak menyangka bahwa laki-laki yang begitu ia cintai akan mengkhianatinya seperti ini.

 

Excel dengan terpaksa melepas tubuh Alesha. Ia membiarkan gadis itu pergi dari kamarnya. Laki-laki yang memiliki otot di lengannya itu terduduk lemas di tepi tempat tidur. Ia menopang kepalanya yang terasa berat. 

 

Excel sebenarnya sangat mencintai Alesha, gadis polos yang selalu menjaga harga dirinya. Sebagai tuan muda pemilik perusahaan ternama tentu saja banyak wanita yang menginginkan dirinya. Di tambah lagi paras yang ia miliki memang tampan dan berkarisma.

 

Kyoona yang melihat sikap Excel segera memunguti pakainya yang berserakan di lantai dan di tempat tidur. Saat ia melihat seprai putih itu terdapat bercak darah, ia tahu bahwa saat ini dirinya tak suci lagi. Keperawanannya telah ia berikan pada Excel.

 

Kyoona segera memakai bajunya dan pergi meninggalkan Excel yang masih duduk diam di tepi tempat tidur tanpa mengatakan apa pun. Bukan seperti ini yang Kyoona inginkan. Ia hanya ingin menyatakan perasaannya sebelum laki-laki itu akan menjadi milik sahabatnya.

 

Pintu kamar kini telah tertutup. Excel berdiri dan berteriak sambil sesekali menarik rambutnya. Ia memang bersalah telah mengkhianati calon istrinya. 

 

Alesha bukan sembarangan gadis bagi Excel, ia memilih Alesha karena gadis itu tidak mudah menyerahkan tubuhnya sebelum menikah. Bahkan, selama berpacaran Excel sama sekali tak berani menyentuh apalagi sampai mencium bibir Alesha. 

 

Hal itu yang membuat Excel yakin bahwa Alesha gadis yang tepat untuk menjadi istrinya. Namun, malam itu kehadiran Kyoona yang menawarkan kehangatan membuat Excel lupa diri akan Alesha.

 

***

 

Alesha masih berdiri di depan rumah Excel. Di saat itu Kyoona baru saja keluar dari pintu rumah Excel. Ia melihat Alesha dan segera mendekati sahabatnya itu.

 

Kedua sahabat yang dulunya sangat dekat itu, kini memandang satu sama lain dengan jarak. Saat Kyoona akan lebih mendekat pada Alesha gadis itu menolak.

 

"Di sana saja, dan aku mohon jangan dekati aku lagi."

 

Kyoona menangis tanpa suara. "Aku mohon maafkan aku, aku bisa menjelaskan semuanya."

 

"Ada apa dengan kalian? Setelah apa yang kalian lakukan, apa yang ingin kamu jelaskan padaku?" 

 

"Ini bukan salah Excel, akulah yang datang dan menyatakan perasaanku padanya. Aku yang menawarkan diriku sebagai kado pernikahan kalian. Setelah itu aku berjanji akan menjauh dari hidupnya. Aku tak ada niat merusak pernikahan kalian."

 

Alesha mendengkus tak percaya mendengar penjelasan dari sahabatnya itu. Bisa-bisanya ia mengatakan hal seperti itu. Bagaimana mungkin hal itu tak akan merusak pernikahannya.

 

"Dan kalian menikmati malam ini sebagai kado pernikahan? Apakah Excel membuatmu melupakan persahabatan kita?"

 

"Alesha, aku ...."

 

"Terima kasih, telah menyadarkan aku bahwa Excel tak pentas untuk menjadi suamiku. Kalian tak lebih dari dua orang pengkhianat."

 

Alesha membuka pintu taxi yang berhenti tepat di tepi jalan begitu saja setelah taxi itu menurunkan penumpang . Gadis itu tak lagi menoleh ke arah Kyoona atau pun rumah Excel.

 

Alesha tak bisa lagi menahan rasa sakit dan hancur hatinya saat ini. Ia bahkan, sudah tak sanggup menahan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Dadanya begitu sesak seakan-akan ditimpa dengan batu yang begitu besar.

 

"Kita mau ke mana, Mba?" tanya sopir berkaos biru itu yang terlihat bingung karena Alesha masuk begitu saja ke taxinya.

 

Alesha tak mampu menjawab, ia menahan dadanya dan terus menangis. Ia tak malu menangis di depan laki-laki yang tak ia kenal. Gadis itu akan lebih malu jika menangis di depan Kyoona dan Excel.

 

Sopir bertopi hitam itu melihat Alesha dari kaca kecil di depannya. Ia tahu gadis itu tengah menangis saat ini. Sopir itu memilih untuk diam sembari menunggu Alesha merasa tenang.

 

"Pak kita berhenti di sini," pinta Alesha setelah tiga puluh menit kemudian sopir berjalan tanpa arah.

 

Alesha mengeluarkan uang begitu saja dari tasnya dengan sekenanya. Ia bahkan, tak mendengar panggilan sopir saat uang yang ia berikan terlalu banyak. Sopir itu segera keluar untuk memberikan kembaliannya.

 

Namun, Alesha sudah berjalan menuju jembatan. Sopir itu tiba-tiba saja berpikir hal yang tidak-tidak saat melihat penumpangnya berdiri di tepi jembatan seakan-akan hendak melompat.

 

"Mba!" teriaknya.

 

Namun, Alesha mengabaikannya.

 

Gadis itu menaikkan kakinya ke pagar jembatan. Membuat laki-laki itu berlari dan segera menarik tubuh Alesha. Mereka berdua jatuh bersama ke tengah jembatan. Membuat motor-motor berhenti mendadak. Kerumunan pun tak terhindarkan lagi.

 

Sopir itu menatap mata Alesha lalu menunduk, ia segera beristighfar saat mata keduanya saling bertemu. Laki-laki yang lebih tinggi dari Alesha itu melepaskan topi dan memakaikan pada gadis itu.

 

Membawa Alesha kembali ke taxi-nya.

 

"Apakah kamu ingin mati?" tanya sopir yang masih muda itu dengan geram.

 

"Iya!" teriak Alesha. "Kenapa kamu malah menyelamatkan aku? Aku gak ingin hidup lagi di dunia ini."

 

"Kenapa? Apakah kamu merasa amal ibadahmu sudah cukup untuk kembali ke sana?"

 

Alesha terdiam, kali ini gadis itu malah menangis sejadi-jadinya membuat sang sopir kebingungan harus berbuat apa?

 

'Mungkinkah gadis ini pasien rumah sakit jiwa yang sedang melarikan diri?' batinnya. 'Tapi, bagaimana pasien rumah sakit jiwa memiliki banyak uang dan berpenampilan begitu terpelajar.'

 

Abizar sukses dibuat bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 60

    "Biarkan aku membagi rasa ini, rasa yang hampir mati dan menjadi abu."Layla Mumtazah***Arum terbangun dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya, ia tak pernah bisa tertidur nyenyak saat wajah pucat Fatimah selalu datang dalam mimpinya. Berkali-kali ia berusaha menenangkan diri karena tak ingin membuat Ansyar terbangun.Perempuan cantik dengan mata indah itu bangkit dari tempat tidur, ia melangkah ke kamar mandi untuk mencuci wajah, tetapi saat ia hendak mencuci muka justru adegan kecelakaan Fatimah seakan-akan terlihat jelas di kaca seperti layar bioskop yang sedang memutar film. Lalu tiba-tiba sosok Fatimah berwajah pucat berdiri di hadapannya, memiringkan kepala dan tersenyum miring dengan tatapan kosong.Tubuh Arum seketika merosot ke lantai, ia tak mampu untuk berteriak karena merasakan sekujur tubuhnya lemas seketika. "Aku mohon berhenti menggangguku," lirihnya sambil memejamkan mata."Apakah kamu tak ingin menebus dosamu padaku, berhentilah mengganggu kehidupan Abizar."

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 59

    "Sekali memulai aku tak dapat mengakhirinya."Layla Mumtazah***"Ummi, ini jus untuk Alesha," ucap Arum sembari tersenyum. Wanita berjilbab moca itu meletakkan gelas berisi jus buah di atas meja, akan ada permainan kecil untuk Alesha saat ini. Hal itu tentu saja membuat Arum tersenyum senang."Rum, kamu tahu kan, Alesha tengah hamil saat ini, ia mulai mengalami mual jika mencium bau-bauan. Jadi untuk sementara jangan biarkan dia mencuci baju dan piring untuk menghindari mual yang lebih parah karena mencium sabun-sabun itu," ujar ummi yang tentu saja membuat Arum kesal.Saat ini seisi rumah seakan-akan berpusat pada Alesha, semua orang ingin memperhatikan dirinya sebagai ratu.Arum menatap sembari menggangguk patuh pada sang mertua. "Baik ummi, tenang saja Arum mengerti."Ummi yang telah selesai mencuci piring, menggelap tangganya yang basah lalu menyentuh pundak Arum dan tersenyum. "Semoga kamu dan Ansyar juga disegerakan memilki momongan lagi, ya."Arum mengangguk, ia terpaksa ters

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 58

    "Aku milikmu atas kehendak Allah, jagalah aku seperti ibuku menjagaku sewaktu kecil."Layla Mumtazah.***Sore ini Alesha meminta izin untuk pergi ke suatu tempat, tentu saja ia tak pergi sendiri karena sang pawang tak akan membiarkan perempuan secantik bidadari itu untuk pergi sendirian."Jadi kita mau ke mana, Bi?" tanya Abizar."Nanti kamu juga akan tahu," ujar Alesha sembari menatap ke luar kaca.Kurang lebih dua puluh lima menit perjalanan dengan mobil pastinya, kini Alesha sudah sampai ketempat tujuan yang ia inginkan. Perempuan berjilbab hitam itu terduduk di tanah sembari menyentuh batu nisan sang ayah."Pa, maafkan Alesha, baru sekarang datang ke sini. Pa, sekarang Alesha sudah menikah," ucap perempuan berkulit putih itu dengan mata berkaca-kaca.Abizar menyentuh pundak Alesha, ia menoleh sembari mengangguk."Papa, Alesha rindu, saat tahu bahwa Alesha hamil, Alesha benar-benar teringat akan Papa. Alesha ingin sekali bisa bermanja-manja dengan Papa seperti saat kecil dulu, tet

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 57

    "Kebahagiaan itu akan hadir ketika keikhlasan mulai menguasai hati."Layla Mumtazah."Bi, ini ...?" Abizar menatap Alesha penuh dengan kebahagiaan juga rasa haru.Alesha mengangguk-angguk menatap mata Abizar yang mulai menitikkan butir bening."Alhamdulillah, ya, Allah, alhamdulilah," ucap syukur Abizar sembari memeluk erat tubuh Alesha."Kamu akan jadi seorang ayah dan aku akan menjadi seorang ibu," ujar Alesha sembari menangis.Laki-laki berkemeja putih polos itu lalu melepaskan pelukan dari sang istri, meletakkan kedua tangan di pundak Alesha dan berkata, "Mulai saat ini, kamu harus jaga kesehatan untuk dirimu dan calon anak kita, kamu harus menjaga makanan, vitamin, tak boleh bergadang, jangan kerja keras, semuanya harus sesuai dengan apa yang aku katakan."Alesha terdiam, ia merasa heran dengan sifat Abizar saat ini, perempuan cantik itu merasa ada sisi posesif sang suami yang tiba-tiba muncul."Akan ada janin yang tumbuh dalam rahimmu, akan ada kehadiran malaikat kecil dalam hid

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 56

    "Terkadang kita hanya mau tahu dengan egois meminta yang terbaik, tanpa mau tahu bahwa Allah telah mempersiapkan yang lebih baik dari yang kita minta."Layla Mumtazah.Alesha menelan ludahnya sendiri saat melihat Ansyar berdiri di sana sembari menatap heran, di samping laki-laki berkemeja maroon itu Nisya tengah berdiri sambil tersenyum manis melihat wajah sang ibu, Arum. Sementara Zahrah berada di belakang punggung sang kakak."Apakah saat ini sudah waktunya sarapan?" tanya Alesha tiba-tiba mencoba mencairkan suasana.Nisya mengangguk. Sementara Ansyar terlihat memicingkan mata menatap sang istri.Arum bergegas membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arah putrinya. "Nisya, ke sini Sayang, duduklah," pinta Arum sambir menarik kursi.Tentu saja gadis kecil berjilbab merah muda itu segera menuruti apa perkataan sang ibu, Ansyar dan Zahrah pun bergegas duduk dan menunggu sarapan mereka.Abizar mau tak mau pun akhirnya memilih untuk duduk bersama, meninggalkan Alesha yang buru-buru menyeles

  • JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU   Bab 55

    "Aku tanpamu bagaikan dunia tanpa internet."Layla Mumtazah***Abizar segera bangkit dan duduk di hadapan Alesha. "Apa yang kamu bicarakan ini?""Mba Arum selalu mengatakan bahwa ia tak ada di tempat kejadian kecelakaan itu, tapi Kyoona melihatnya. Kyoona begitu yakin bahwa wanita yang ia lihat di dekat TKP adalah Mba Arum."Abizar tiba-tiba terdiam, ia menatap wajah Alesha. "Malam itu Fatimah mengatakan akan bertemu dengan Arum, tetapi saat itu Arum mengatakan bahwa ia tak jadi menemui Fatimah, hal itu membuatku menyusulnya dan meninggalkannya sebentar untuk membeli es krim sebelum kejadian itu terjadi.""Apakah kamu yakin bahwa Mba Arum gak jadi datang malam itu?""Entahlah, aku tak sempat berpikir apa pun, melihat tubuh Fatimah bersimbah darah di hadapanku.""Maafkan aku," lirih Alesha penuh penyesalan.Abizar segera merengkuh tubuh Alesha dan memeluknya dengan erat. "Ini bukan kesalahanmu. Lupakan saja, semua sudah takdir dari Allah."Alesha menenggelamkan wajahnya dalam dekapan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status