Share

Bab 14 - Portal

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 16:02:00
Menyadari tatapan tenang Luo Yi yang terus mengarah padanya, Luo Qin akhirnya membuka suara. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya pelan, tanpa berani menatap balik.

“Aku merasa Bibi sedang menyembunyikan kesedihan,” jawab Luo Yi dengan nada lembut namun yakin.

Luo Qin terdiam sejenak, lalu tersenyum samar. “Aku tidak sedih. Hanya ... lelah setelah menjalani misi seharian.” Ia mencoba menyembunyikan kesedihannya, tetapi matanya tak bisa berbohong, ada kegetiran yang sulit disembunyikan dari keponakannya.

“Kau takkan bisa menipu keponakanmu ini dengan wajah murung seperti itu, Bibi Qin,” kata Luo Yi dengan tenang, mencoba menghibur bibinya dengan gurauan ringan. “Ceritakan saja padaku. Siapa tahu keponakanmu ini bisa memberikan solusi untuk mengatasi kesedihan Bibi.”

Luo Qin menghela nafas. “Baiklah, Yi'er. Mungkin sudah saatnya kau tahu.” Suaranya lirih, nyaris tak terdengar karena suara dentingan alat masak dari dapur.

”Tiga tahun lalu ... tiga bulan setelah kau perg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 17 - Pertarungan di Gerbang Selatan

    “Kau ... kau seharusnya sudah ... mati!” kata seorang pria dengan ekspresi terkejut melihat Luo Yi keluar dari Ruangan Dewan Agung. Ia adalah Luo Lian, orang yang sebelumnya menebas bayangan kabut Luo Yi. “Bukankah aku sudah memastikan tubuhnya hancur berkeping-keping kemarin?” pikirnya panik. Sementara itu, Luo Yin yang berdiri di sebelah putranya mengepalkan tangannya. “Apa yang baru saja kau katakan, Luo Lian?” tanyanya, sorot matanya menatap tajam ke arah Luo Lian. Luo Lian segera membungkuk dalam-dalam. Jelas ia tidak berani kurang ajar pada Luo Yin, apalagi status wanita itu adalah mantan Pendekar Yin-Yang yang memiliki energi Qi jenis Yin. “Maaf, Senior. Itu bukan apa-apa!” katanya. “Akan kuberi kau pelajaran!” Luo Yin mengeluarkan bola energi Qi ungu di telapak tangan kanannya. Petugas penjaga yang melihat itu ingin menghentikan Luo Yin, tetapi ia sendiri begidik ngeri.

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 16 - Dewan Agung

    “Benar,” kata Luo Yin. “Sepertinya mereka mengincar para penempa senjata spiritual yang berada di pasar utama, agar mereka tidak bisa memproduksi senjata lagi untuk para kultivator.”Luo Qin mengepalkan tangannya. “Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus melindungi para penempa!”Luo Yin mengangguk, lalu menoleh ke arah petugas penjaga ruang utama Balai Kota. “Kami ingin melaporkan kasus ini pada Dewan Agung. Ini menyangkut keselamatan para ahli tempa di pasar utama!” ucapnya dengan serius.Petugas itu sempat ragu, namun melihat tatapan tajam Luo Yin dan suara teriakan panik dari luar, ia akhirnya mengangguk. “Silahkan masuk. Dewan Agung telah menduga ini akan terjadi,” ucapnya, mempersilakan mereka bertiga masuk.“Terima kasih,” kata Luo Yin, lalu memasuki ruang Dewan Agung, diikuti Luo Qin dan Luo Yi.Begitu memasuki ruangan, suasana hening menyelimuti mereka. Ruangan ini ternyata cukup luas dan megah, dengan tiang-tian

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 15 - Teknik Pedang Langit

    Mentari pagi muncul perlahan dari arah timur, menyinari halaman Kediaman Luo Yin dengan sinar hangat, seolah menyambut awal yang baru. Di halaman kediaman, Luo Yin, Luo Qin, dan Luo Yi telah bersiap berangkat menuju Balai Kota. Luo Yin menoleh ke arah putranya. “Sebelum mengambil misi di Balai Kota, ibu ingin mengajarkan teknik yang mungkin tidak kau pelajari dari gurumu.” “Apakah teknik terbang menggunakan pedang seperti yang dilakukan Ibu dan Bibi Qin kemarin?” Luo Yi telah menduga, mungkin teknik itu yang akan diajarkan oleh ibunya. Luo Yin mengangguk. “Benar. Teknik ini dinamakan Teknik Pedang Langit. Teknik yang dulu ibu pelajari di Sekte Pedang Langit,” jelasnya, kemudian mengeluarkan pedang dari cincin penyimpanannya. “Keluarkan pedangmu!” Luo Yi mengangguk, lalu ia mengeluarkan Pedang Qing Ling dari cincin penyimpanannya. Bilahnya tampak perak bening, memantulkan cahaya matahari pagi seperti permukaa

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 14 - Portal

    Menyadari tatapan tenang Luo Yi yang terus mengarah padanya, Luo Qin akhirnya membuka suara. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya pelan, tanpa berani menatap balik. “Aku merasa Bibi sedang menyembunyikan kesedihan,” jawab Luo Yi dengan nada lembut namun yakin. Luo Qin terdiam sejenak, lalu tersenyum samar. “Aku tidak sedih. Hanya ... lelah setelah menjalani misi seharian.” Ia mencoba menyembunyikan kesedihannya, tetapi matanya tak bisa berbohong, ada kegetiran yang sulit disembunyikan dari keponakannya. “Kau takkan bisa menipu keponakanmu ini dengan wajah murung seperti itu, Bibi Qin,” kata Luo Yi dengan tenang, mencoba menghibur bibinya dengan gurauan ringan. “Ceritakan saja padaku. Siapa tahu keponakanmu ini bisa memberikan solusi untuk mengatasi kesedihan Bibi.” Luo Qin menghela nafas. “Baiklah, Yi'er. Mungkin sudah saatnya kau tahu.” Suaranya lirih, nyaris tak terdengar karena suara dentingan alat masak dari dapur. ”Tiga tahun lalu ... tiga bulan setelah kau perg

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 13 - Kembali ke Kediaman

    “Karena ....” Mata Luo Yi menatap tenang ke arah danau, tetapi pikirannya mengingat kata-kata yang pernah gurunya ajarkan padanya. Setelah mengingatnya, ia melanjutkan ucapannya yang sempat tertunda. “Karena tujuanku menjadi kuat bukan untuk menyakiti, bukan untuk membunuh, dan bukan pula untuk balas dendam.”Kemudian ia menoleh ke arah ibunya, menatap sang ibu dengan tatapan yang menenangkan. “Dunia persilatan ini penuh dengan intrik, ambisi, dendam, perang, perebutan kekuasaan atau sumber daya. Tujuanku menjadi kuat adalah untuk menghapus itu semua. Aku ingin mengubah dunia persilatan yang penuh dengan kegaduhan ini menjadi tenang dan damai.”“Aku bahkan tidak melihat emosi sedikit pun di matanya,” batin Luo Yin saat menatap mata putranya. Tak menyangka bahwa putranya akan memiliki kepribadian setenang ini. Dalam hati, wanita itu sangat berterima kasih kepada Hua Lianyi, wanita hebat yang telah mengajarkan kepada putranya bukan hanya kekuatan, tetapi juga nilai kehidupan.Suasana me

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 12 - Misteri di Balik Kabut

    Luo Yi menjawab dengan tenang. “Sebenarnya tidak ada pertarungan.”“Tidak ada pertarungan?” tanya Luo Yin, sorot matanya menyiratkan ketidakpercayaan. “Lalu, kerusakan yang terjadi di sini?”Luo Qin yang juga tercengang dengan jawaban Luo Yi menjadi semakin penasaran.Luo Yi pun menceritakan kejadian dari awal ia memasuki kawasan Klan Luo sampai di danau ini. Setelah selesai bercerita, dengan suara tenang ia berkata, “Begitulah ceritanya. Aku hanya menghindari serangan Paman Lian.”“Orang itu harus diberi pelajaran!” Kedua tangan Luo Yin mengepal, terlihat jelas pada sorot matanya yang menyiratkan kemarahan setelah mendengar cerita dari putranya. Bagaimanapun juga, ia tidak akan membiarkan Luo Lian menyerang putranya lagi.Luo Yi yang merasakan aura amarah dalam diri ibunya menggenggam lembut tangan kiri sang ibu seraya berkata dengan tenang. “Aku tidak apa-apa, Ibu. Ibu tenang saja.”Luo Yin menoleh ke arah Luo Yi, ingin mengata

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status