Share

PEMAKAMAN PALSU

Penulis: Hemalin's
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 08:28:53

Ella menatap kertas putih di tangannya sebuah lokasi pemakaman, yang di dapat dari seorang pria berumur sekitar 50 tahun. Pria tersebut bernama pak Amri.

Penduduk setempat mengatakan, pak Amrilah yang telah banyak membantu di saat terjadinya kecelakaan di waktu yang lalu.

Dan dari pak Amri pula, Ella dapat mengetahui letak lokasi pemakaman bayinya, Chintya.

"Terima kasih pak, atas bantuannya." kata Ella perlahan. Pria yang bernama pak Amri hanya mengangguk, pandangan matanya bergerak kekiri kekanan, seperti ada sesuatu yang meresahkannya.

Ella menghela napas panjang, padahal banyak hal yang ingin di tanyakan pada beliau.

tetapi melihat sikap pak Amri yang acuh dan rada pendiam, membuat Ella mengurung niatnya.

Ella berjalan perlahan di jalan setapak menuju area pemakaman tersebut. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 10 menit.

Angin bertiup ke arahnya sepanjang jalan, terasa begitu dingin bagaikan pisau menusuk ke dalam tulang.

Hingga sampailah di tempat yang di tuju, sebuah pemakaman umum.

Perasaan Ella bercampur aduk begitu mendapati sebuah gundukan kecil di bawah pohon kamboja. Ella berjongkok di depan makam, yang masih basah itu.

Mungkinkah bayi kecilnya yang berada di bawah sana?, sebuah kenyataan pahit, yang harus di terimanya.

"Sayang, ibu datang nak," Ella tidak dapat menahan rasa sedihnya. "Maafkan ibu yang tidak bisa melindungimu. Seharusnya ibu tidak membawamu ketempat itu. Seharusnya ibu membawamu ketempat bermain." Ella menangis pilu.

"Sayang, seharusnya ibu tidak memaksa ayahmu, untuk mengakui kita. Seharusnya kita hidup berdua saja. Karena kita tidak perlu orang lain untuk membuat hidup kita bahagia. Tetapi lihatlah, apa yang telah ibu lakukan." air mata penyesalan terus mengalir dari pipi Ella.

"Ini semua karena kebodohan ibu, ibu yang salah. Maafkan ibu, maafkan ibu." Ella menelungkupkan wajahnya sambil terisak memeluk makam itu. "Ibu sangat merindukanmu, nak."

Setelah beberapa menit kemudian, Ella menghapuskan air matanya.

Setelah membaca do'a, kemudian Ella melangkahkan kakinya, meninggalkan pemakaman tersebut.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, sepasang mata dingin memandang segala tingkah lakunya. Ada senyuman sinis di sana..

Setelah jarak Ella berada jauh dari lokasi pemakaman itu, barulah orang tersebut keluar dari tempat persembunyiannya.

"Itu adalah hukuman untukmu, Ella. Hukuman atas beraninya kamu berselingkuh dariku." guman Dion sambil membuka penutup wajahnya.

"Semua perintah tuan muda sudah saya laksanakan." kata pak Amri yang tiba-tiba muncul dari balik pepohonan.

Ternyata kehadiran Dion di tempat pemakaman itu selain untuk melihat Ella , rupanya ada kaitannya dengan pak Amri juga.

"Bagus." sahut pria dingin itu. Kemudian Dion mengeluarkan selembar cek, di sana tertulis nominal yang sangat fantastik.

"Ini untuk bapak." kata Dion lagi. Pak Amri menelan salivanya, yang tiba-tiba terasa manis. Seumur-umur, baru kali ini dia memegang uang sebanyak itu.

"Terima kasih tuan muda," sahut pak Amri gemetar menerima cek tersebut, sambil membungkukkan badannya.

"Pergilah kemana saja, asal jauh dari tempat ini. Bawalah keluargamu dan anak itu untuk pindah, dan jangan pernah kembali!," Pak Amri mengangguk sambil menundukkan kepalanya.

"Tetapi ingat!!, tidak ada yang boleh tahu tentang hal ini!," tegas Dion kembali, dengan tatapan tajam ke arah pak Amri.

"Ba... baik tuan muda, saya mengerti." sahut pak Amri bergidik takut, karena dia tahu betul, bagaimana pria yang di hadapannya itu jika sedang marah. Lebih baik tidak mencari masalah dengannya.

"Satu hal lagi, tolong bapak jaga anak itu baik-baik. Aku tidak ingin dia tersakiti, atau kekurangan apa pun."

"Baik tuan,"

"Walaupun aku tidak menginginkan kehadirannya. Tetapi segala kebutuhannya, beritahu aku secepatnya."

Kemudian, Dion berjalan dengan cepat tanpa menoleh kebelakang lagi, menuju mobil yang telah menunggunya dan berlalu dari hadapan lelaki setengah baya itu. Pak Amri menghela napas panjang.

Sebenarnya Dion adalah pria yang baik dan ramah, pak Amri mengenal Dion sudah lama, semenjak almarhum tuan Hutama, ayah Dion masih ada. Dulu pak Amri bekerja sebagai sopir pribadi tuan Hutama.

Ketika tuan Hutama meninggal dunia, pak Amri mengundurkan diri karena ingin pulang kampung.

Dan di saat Dion menikah dengan Ella, pak Amri juga tidak datang karena anaknya sedang sakit.

Karena itu, Ella tidak mengenal pak Amri.

Hingga suatu hari, tiba-tiba Dion datang dan meminta bantuan pak Amri dengan sebuah ancaman, membuat pria paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa.

Dion yang sekarang sudah berubah, menjadi kejam dan tidak berperasaan.

Entah apa yang membuatnya berubah, pak Amri tidak berani menanyakannya lebih lanjut, karena yang dikatakan oleh Dion, Ella sang istri berrselingkuh dan bayi itu bukan anak Dion, melainkan anak dari selingkuhan Ella.

Kini Dion ingin membalas rasa sakit hatinya, dengan memisahkan bayi itu dari Ella.

Argh.....

Ternyata Dion telah menciptakan kecelakaan tersebut, dan tentu saja sebelum mobil itu di tabrak, bayi tersebut sudah dipindahkan terlebih dahulu.

Dan Ella hanya boleh tahu, bahwa bayinya sudah tiada.

Pak Amri mengelus dada memikirkan hal ini, sampai pak Amri tidak sadar telah sampai kedepan pintu rumahnya.

Tampak seorang wanita setengah baya, sedang sibuk menenangkan bayi mungil itu. Bayi itu terus menangis, menolak susu botol yang diberikan bi Asih, istri pak Amri.

"Bagaimana ini, pak, bayinya menangis terus." keluh bi Asih putus asa.

Dari pertama datang, bayi tersebut terus menangis, seakan-akan tahu dia dan ibunya telah terpisah.

Pak Amri tampak termenung. Sebenarnya dia kasihan pada bayi itu. Karena perselisihan kedua orang tuanya, bayi itu menjadi korban.

"Mau bagaimana lagi, bu. Kita harus merawat anak itu. Kalau tidak, ibu tau sendiri tuan muda Dion. Dia tidak suka perintahnya ditolak." keluh pak Amri.

Bi Asih terus berusaha agar bayi mungil itu berhenti menangis. Tidak lama kemudian, bayi yang ada di dekapannya tertidur, mungkin kelelahan menangis.

"Apa mungkin ya nona Ella berselingkuh?." guman bi Asih ragu.

"Entahlah bu, kata tuan muda, dia sudah melakukan test DNA ternyata hasilnya negatif." kata pak Amri seperti memikirkan sesuatu, dia merasa sesuatu yang aneh, tetapi cepat-cepat di tepis pikiran itu.

"Yang terpenting kita rawat anak ini baik-baik. Kita didik dia seperti putri kita sendiri. Mungkin suatu hari, ada titik terang dalam rumah tangga tuan muda Dion dan nona Ella." kata pak Amri lagi.

"Aamiin, semoga ya pak. Kasihan bayinya pasti merindukan ibunya." sahut bi Asih sedih sambil mengusap kepala bayi cantik itu dengan lembut.

Pak Amri menghela napas lagi, "Sekarang kita harus bersiap-siap. Kita harus pindah dari sini dengan segera." Bi Asih tampak terkejut.

"Memangnya harus pindah sekarang pak. Apa tidak menunggu Surti selesai ujian dulu." kata bi Asih.

Surti adalah anak semata wayang pak Amri dan bi Asih. Yang masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama.

"Tidak bisa bu, nnt kita bicarakan sama gurunya, agar Surti bisa segera dipindahkan. Bapak tidak mau, tuan muda marah. Lagi pula kita membutuhkan dana untuk menyekolahkan Surti."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN PERGI, ISTRIKU

    Tuan Dalton segera mendapat kabar tentang Alexander, dan perihal tentang ancaman hilangnya hak asuh Jelita pada Ella dan Dion.Dan tuan Dalton segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Tuan Smith, aku butuh bantuanmu," suara tuan Dalton terdengar tegas."Tuan Dalton apa yang kau butuhkan, Saya siap melaksanakannya,"Setelah beberapa menit kemudian......"Sudah selesai semuanya, tuan Dalton, dan Hakim Jason akan melaksanakan seperti yang tuan inginkan,"Tuan Dalton tersenyum cerah, dan segera ke Villa Greend tempat Ella tinggal bersama Jelita dan Chintya.Tidak sabar rasanya melihat keceriaan di wajah cucu kesayangannya ini, yang dari kemarin murung saja.Di Villa Greend, tuan Dalton hanya menjumpai Jelita dan Chintya yang sedang bermain bersama pengasuh mereka masing-masing."Nona Ella, sedang berada di taman tuan." kata salah seorang pengasuh pada tuan Dalton dengan hormat.Setelah menyapa Jelita dan Chintya sejenak, tuan Dalton segera ke taman tempat Ella mengurung diri.

  • Jangan Pergi, Istriku   AKEXANDER

    Hari ini adalah sidang perdana, Alexander. Ella dan Dion yang sebagai saksi sudah berada di sana.Erick, nyonya Maribet dan bi Asih juga hadir.Alexander tampak lesu dan tidak bersemangat. Suaranya sangat lemah saat menjawab pertanyaan dari hakim.“Saya sangat menyayangi anak saya Jelita. Setelah kematian istri saya, Jelita adalah hidup saya.” Alexander terdiam sejenak sambil menunduk. “Dan saya sangat terpukul mendengar bahwa Jelita bukan putri kandung saya. Tetapi saya pun menyayangi anak saya Chintya. Karena itu, saya nekat ingin membawa mereka berdua pergi karena saya tidak ingin mereka hidup menderita,” tutur Alexander lagi.“Berarti saudara meragukan orang tua kandung Jelita,” tanya hakim.“Benar, pak. Karena saya melihat hubungan yang tidak harmonis antara ibu Ella dan suaminya, Dion. Bahkan saya pernah melihat pak Dion berselingkuh di waktu putri saya Chintya masih di rawat di rumah sakit.” Pengunjung semua bersorak mendengar ini. Ella dan Dion membelalakkan matanya mendenga

  • Jangan Pergi, Istriku   PENYESALAN DION

    Berita penangkapan Alexander dengan cepat menyebar. Karena tuduhan percobaan penculikkan terhadap Jelita, telah menyebabkan pria menawan ini terpaksa berurusan dengan kepolisian."Aku tidak mungkin menculik putriku sendiri." teriak Alexander marah di dalam sebuah sel yang akan menjadi tempat tinggal pria ini untuk beberapa waktu."Aku menyayangi mereka, aku ingin membawa mereka ke tempat yang lebih aman." kata Alexander lagi.Tetapi apa pun alasan itu, Alexander tetap di nyatakan bersalah dan penjagaan terhadap dirinya pun di lakukan dengan sangat ketat."Sial," rutuknya dalam hati. Biasanya segala urusan dengan mudah dapat di selesaikan.Tetapi kali ini, perkiraannya melesat. Sang pengacara handalannya pun telah gagal membebas dirinya.Bahkan Alexander di larang menerima tamu, sampai keputusan hakim memberikan hukuman yang pantas atas dirinya.Alexander hanya di perbolehkan bertemu dengan pengacaranya saja, yaitu Chao, itu pun harus di bawah pengawasan yang ketat."Semua ini di bawah

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN AMBIL ANAKKU

    Ella menunggu hampir satu jam lamanya, tetapi Jelita dan pengasuhnya, belum muncul juga.Bu Asih dan nyonya Maribet yang sudah datang dari pagi, ikut juga menunggu kedatangan Jelita."Sabar ya nak, mungkin mereka sebentar lagi datang," bu Asih menenangkan Ella yang nampak gelisah. Ella hanya menarik napas menepis gundah di hatinya.Hari ini Chintya sudah di izinkan pulang karena kondisinya sudah membaik.Dan sesuai kesepakatan, Chintya akan kembali pada orang tua kandungnya yaitu tuan Alexander, serta Jelita akan bersama orang tua kandungnya yaitu Ella dan Dion.Tetapi sudah hampir satu jam, tidak ada tanda-tanda Jelita akan datang. Sementara Chintya sudah berada dalam pelukan Alexander dan pasukannya yang sudah siap untuk meninggalkan tempat ini.Ella bermaksud mendekati Chintya, begitu melihat gelagat keluarga ini hendak meninggalkan rumah sakit Healthy Hospital.Tetapi seseorang segera menghadang Ella, melarang Ella untuk mendekati Chintya."Hei!!, apa maksudnya ini. Mengapa kalian

  • Jangan Pergi, Istriku   LUKA LAMA TERKOYAK KEMBALI

    Terlambat, Ella yang sudah berada di kantornya sedang menyaksikan adegan itu dari ponselnya, dengan hati yang sangat perih. Luka lama di hatinya terkoyak kembali.Ditutupnya ponsel itu dengan memejamkan mata, "Tuhan, mengapa hati ini masih sangat sakit. Seharusnya aku sudah ikhlas," Air mata kembali menetes.Beberapa saat kemudian, Ella menghapuskan air matanya dan bergegas keluar dari ruangan kantor.Dan di depan pintu ruangan, Ella berpesan pada Merry sekretarisnya bahwa dia akan pulang dan semua kegiatan hari ini di undurkan sampai besok."Baik, bu." sahut Merry sang sekretaris.Ella melangkah dengan anggun, walau hatinya saat ini tidak sedang baik saja, tetapi dia berusaha menyembuhkan luka hatinya sendiri.Seharusnya aku tidak melihat foto itu, guman Ella dalam hati.Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya, mengangguk penuh hormat. Ella membalas dengan senyum yang ramah.Di tempat parkir, Ella melihat pak Thomas sopir pribadinya sudah siap di sisi mobil, dengan penuh hormat m

  • Jangan Pergi, Istriku   MENJAUHLAH DARI KEHIDUPAN KAMI

    Dion yang sudah berhasil menarik Vivian menjauh dari ruangan Chintya, segera melepaskan tangan Vivian dengan kasar. Vivian meringis kesakitan karena genggaman Dion pada tangannya terlalu kencang. Tetapi Dion tidak peduli, hatinya kali ini benar-benar kesal."Vivian dengarlah!, Menjauhlah dari kehidupan kami. Jangan pernah datang kesini lagi!," kata Dion dengan wajah serius, sambil menatap Vivian dengan tajam. "Tapi aku hanya ingin membantu....," jawab Vivian terbata-bata merasa ngeri melihat mata Dion yang tampak merah."Aku tidak butuh bantuanmu, apa kau mengerti?!. Kehadiran mu membuat hubunganku dengan Istriku semakin memburuk," Dion terlihat sangat gusar dengan kelakuan Vivian., dan dia sengaja menekan kata "istriku" pada kalimatnya."Bukankah kalian akan bercerai?," tanya Vivian."Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan istriku, kau paham?!," tegas Dion lagi, "Jadi menjauh lah dari kehidupan kami.""Tidak akan!!" jawab Vivian keras kepala. "Kau milikku, sampai kapanpu

  • Jangan Pergi, Istriku   CHINTYA DAN JELITA

    Operasi Chintya berjalan lancar, walau sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya.Tuan Alexander dengan pakaian medis menutupi hampir seluruh tubuhnya, tampak menggenggam tangan Chintya dengan lembut.Seakan memberi kekuatan pada putri kecilnya, lewat tangannya."Kau hebat, nak. Papa bangga pada mu. Kau gadis pemberani," suara Alexander terdengar lembut.Kemudian dia melirik Ella di seberang tempat tidur yang sedang menatap mereka, seakan memberitahu betapa dia pun menginginkan berada di dekat Chintya.Seakan mengerti yang di inginkan Ella, perlahan Alexander bangkit dari tempat duduknya, dan Ella segera mendekati bayi Chintya."Hai gadis pemberani, terima kasih sayang telah menjadi gadis kuat, ibu sayang kamu, nak" bisik Ella sambil membelai tangan mungil itu.Jemari itu bergerak seakan memberitahu bahwa dia pun sangat menyayangi Ella."Kau mendengar ibu, nak." Air mata haru Ella, menetas lewat sudut matanya. Di ciumnya lembut tangan mungil itu.Alexander yang melihat ini menjadi

  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGHARUKAN

    Pagi ini, Ella baru saja terbangun dari tidurnya, setelah dua hari berada di rumah sakit, kini badannya terasa segar kembali. Padahal tadi malam, Ella merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat wajah Ella yang sangat pucat, bu Asih menyarankan agar Ella segera pulang ke rumah, untuk beristirahat. Awalnya Ella menolak, karena tidak tega meninggalkan Chintya.Tapi nyonya Maribet juga ikut memastikan bahwa beliau akan ikut berjaga bersama bu Asih. Dan tuan Dalton juga sudah meyakinkannya akan memantau perkembangan Chintya selalu, melalui orang kepercayaannya tanpa di ketahui orang lain.Akhirnya, Ella pun setuju untuk pulang, setelah yakin Chintya baik-baik saja. Dan melihat Ella hendak pulang, Dion pun menawarkan diri untuk mengantar Ella, tetapi langsung di tolak Ella. "Bahkan aku tidak mau melihatmu lagi," kata Ella dengan dingin pada Dion,sesaat sebelum Ella berlalu dengan mobil mewahnya.Ting!Sebuah pesan masuk, membuyar lamunan Ella, dan Ella segera meraih ponselnya dan meliha

  • Jangan Pergi, Istriku   MENGAPA KAU MASIH DISINI?!

    Di sudut ruangan rumah sakit.Ella tampak menangis di pangkuan bu Asih dan Dion tampak terpaku di samping Vivian.Sedangkan nyonya Maribet masih berada di dalam kamar Chintya.Ternyata pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ella dan Dion, beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan suatu kebenaran.Dokter telah menyatakan bahwa Chintya bukan anak kandung Dion dan Ella. Chintya tertukar saat baru lahir di rumah sakit. Pernyataan ini telah membuat syok semua orang.Terutama Ella yang tidak menyangka bahwa putrinya tertukar dengan bayi yang lain, hatinya menjadi marah dan sedih. Tubuhnya terasa tidak bertenaga lagi.Ella teringat di saat dia melahirkan, Dion menolak menemaninya ke rumah sakit, akhirnya dia melahirkan sendirian.Saat ini, pihak rumah sakit Healthy Hospital telah menghubungi rumah sakit Contento Hospital, tempat di mana Ella melahirkan dulu.Dan mereka semua sedang mencari tahu siapa wanita yang melahirkan di hari dan di waktu yang sama. Sehingga orang tua kandung Chintya bis

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status