Share

Bab 121

Author: Fara Kinara
Hardi menunduk sekilas melihat warna kantong sampah yang dibawanya, sorot matanya sedikit berubah.

Barang yang dia berikan untuk Natalie seharusnya satu set dengan miliknya, semestinya berwarna merah. Lantas, kenapa yang Natalie buang warnanya biru, sementara yang dibawa Denzel justru warnanya merah?

Aneh.

Natalie takut pria posesif itu akan marah lagi. Dia buru-buru menyapa Denzel lebih dulu sebelum menyapa Hardi.

Hardi mengangguk sambil tersenyum tipis. "Nat, di dekat sini ada warung sarapan enak. Mau makan bareng nggak?"

"Nggak usah, Dokter Hardi, aku sudah sarapan tadi." Natalie jelas tidak berani. Selesai membuang sampah, dia langsung kembali ke rumah.

Kedua pria itu sama-sama hendak pergi, jadi masuk ke lift. Suasana di dalam lift terasa sangat aneh dan sunyi.

Hardi yang lebih dulu memecah keheningan. "Pak Denzel, terima kasih kemarin sudah bantu Natalie bawa koper."

Ucapan itu seolah-olah memberi kesan bahwa Denzel hanyalah orang luar, sementara Hardi yang lebih dekat dengan Nat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 142

    Natalie mendongak menatapnya, matanya yang indah berkedip pelan dan tampak memelas. "Pak Denzel, kamu nggak mau ke sini, jadi aku nggak punya pilihan selain datang ke sana.""Baru punya dua kaki pendek saja sudah berani-beraninya manjat pagar. Kamu ini benar-benar cari mati ya."Wajah Denzel tampak dingin saat dia berjalan mendekat.Natalie melirik kakinya sendiri, bibirnya merengut kesal. Di mana pendeknya? Waktu mereka berdua intim saja, pria itu masih memuji kakinya panjang dan putih, sekarang malah bilang dia berkaki pendek?Keterlaluan."Mundur," perintah Denzel dengan suara dingin.Natalie langsung patuh dan melangkah mundur.Detik berikutnya, dia melihat Denzel melompati pagar balkon dengan lincah. Kaki pria itu memang panjang. Dari cara dia melompati pagar ... kelihatan keren juga.Natalie berniat membujuknya dengan cara manis, matanya langsung berbinar cerah. "Pak Denzel, kamu ganteng sekali, manjat pagar saja kayak aktor film laga."Namun, Denzel sama sekali tidak menggubris.

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 141

    Natalie berdiri di tempat sambil menatap punggung Denzel yang perlahan menghilang dari pandangan, ekspresinya penuh kelelahan dan ketidakberdayaan.Dia marah lagi.Malam ini saat pulang ke rumah, sepertinya dia harus menghabiskan banyak tenaga untuk bisa menenangkan Denzel kembali.Natalie kembali ke ruang perawatan.Robert mengangkat kepala dan melirik ke arah pintu. Pria itu tidak ikut masuk.Bibirnya yang pucat dan mengelupas tampak bergerak sedikit, seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya hanya satu kalimat yang lirih keluar dari mulutnya. "Natalie, maaf."Permintaan maaf yang mendadak itu membuat Natalie tertegun. "Kak, kenapa? Kenapa kamu minta maaf?""Nggak apa-apa."Akhirnya Robert tetap tidak menjelaskan apa pun. Dia adalah kakak Natalie, saudara kandung yang tumbuh bersama sejak kecil. Mereka telah saling mengenal kepribadian masing-masing.Adiknya itu cerdas, luar biasa, dan punya harga diri tinggi. Meski lahir dari keluarga sederhana, dia tetap sangat bergengsi ting

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 140

    Natalie dengan sigap membantunya menepuk-nepuk punggung, wajahnya tampak sangat cemas. "Kak, kamu nggak apa-apa, 'kan?""Hah, aku sudah bilang dari awal. Kalau masih nekat ikut campur, jangan salahkan aku kalau nanti bertindak tanpa ampun."Marlon seperti teringat sesuatu, lalu mengejek dengan dingin, "Jangan kira dengan punya Denzel, semuanya bakal aman-aman saja. Dia memang bisa bantu sekarang, tapi apa kamu pikir dia bisa melindungimu seumur hidup? Konyol."Usai bicara, dia pun berbalik dan melangkah pergi.Suasana di dalam ruang perawatan mendadak menjadi sangat mencekam.Hardi menatap ke arah Marlon yang baru saja pergi, seberkas sorot mata tak terbaca melintas di matanya yang kebiruan.Saat itu, dia menerima telepon yang memberi tahu bahwa ada pasien dalam kondisi darurat dan dia harus segera menanganinya. Setelah menenangkan Natalie sejenak, dia pun terpaksa pergi.Robert terus terbatuk hingga matanya memerah, lalu memejamkan mata dengan ekspresi penuh rasa sakit. "Karina .... A

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 139

    Kondisi fisik Robert belum membaik. Dia masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kali ini, Natalie membawanya ke Rumah Sakit Barntic. Tempatnya lebih dekat dan itu membuatnya merasa lebih tenang.Meski kasusnya telah berakhir, Marlon tetap keluar tanpa luka sedikit pun dan Karina pun masih belum ditemukan hingga sekarang. Beban di hati Robert begitu berat, dia tampak lemas, putus asa, dan kehilangan semangat.Melihat kondisi seperti itu, Natalie benar-benar merasa sedih. Matanya terasa panas dan mulai berkaca-kaca."Nat." Suara panggilan datang bersamaan dengan ketukan pintu. Hardi masuk ke dalam ruang rawat sambil memanggil nama Natalie.Natalie buru-buru mengusap sudut matanya, lalu menenangkan diri dan memaksakan senyum. "Pak Hardi, kenapa kamu ke sini?"Hardi mengangkat keranjang buah di tangannya sebagai isyarat, lalu menatap ke arah ranjang rumah sakit. "Aku ke sini untuk menjenguk kakakmu.""Terima kasih, Pak Hardi." Natalie menerima keranjang itu, lalu menarik kursi ke d

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 138

    Baru beberapa detik video diputar, hakim langsung menghentikannya dan menoleh ke arah kursi penggugat. "Penggugat, apakah Anda masih punya hal yang ingin disampaikan?"Wajah Marlon sudah pucat pasi dan pengacaranya hanya bisa menundukkan kepala. Bukti sudah sangat jelas ... apa lagi yang bisa dibantah?Hakim pun mengumumkan sidang diskors. Sidang berikutnya akan menjadi sidang putusan. "Sekarang akan dibacakan putusan. Mohon seluruh hadirin berdiri."Semua orang berdiri serempak."Pengadilan memutuskan bahwa terdakwa Robert telah lama mengalami perundungan dari penggugat Marlon dan tindakannya merupakan bentuk pembelaan diri yang sah. Maka, dinyatakan bebas dari segala tuduhan.""Sedangkan penggugat Marlon, telah mengabaikan hukum negara dan melakukan berbagai pelanggaran pidana, dijatuhi hukuman ....""Tunggu!" Sebelum putusan selesai dibacakan, tiba-tiba terdengar suara nyaring dari arah pintu ruang sidang. Semua orang serempak menoleh ke sana.Ternyata itu adalah ibu Marlon. Dia dat

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 137

    Denzel berbicara dengan santai, tetapi tatapan dinginnya menyapu tajam ke arah Marlon.Senyuman di wajah Marlon langsung membeku. "Aku ... aku ...."Kali ini, giliran dia yang tidak bisa bicara sepatah kata pun.Natalie menoleh ke arah Denzel, lalu kembali menatap Marlon. Dia pun langsung menyadari apa yang sebenarnya terjadi barusan. Tadi Marlon jelas-jelas sedang mencoba menjebak Robert ke dalam perangkap pembuktian diri!Pembuktian diri seperti itu tidak ada gunanya. Orang yang menuduhmu tahu betul apakah kamu bersalah atau tidak dan justru karena tahu kamu tidak bersalah, mereka sengaja memaksamu membuktikannya, padahal itu mustahil.Licik sekali!Kalau saja Denzel tidak langsung menunjukkan arah masalahnya, persidangan hari ini mungkin akan jadi sangat berbahaya!Natalie menatap ke arah Denzel, matanya tertuju pada garis wajahnya yang tegas dan tajam. Tanpa dia sadari, rasa kagum mulai mengisi pandangannya.Di kursi penggugat, Marlon dan kuasa hukumnya saling berpandangan. Sorot m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status