Share

24. Teman Pengecut

Wajah Gendis masih menekuk, kesal rasanya pada Sakti saat dia mencuri ciuman pertamanya dan diakhiri dengan ejekan lelaki itu.

"Nanti belajar lagi," katanya sebelum mengantarkan Gendis pulang malam itu.

"Nyebelin," gerutu Gendis menutup pintu rumahnya pelan.

"Dis, darimana?" Hendro yang duduk di kursi sambil menonton televisi menoleh ketika Gendis masuk.

"Bapak ... nggak narik?"

"Kamu di tanya suka kebiasaan, pasti balik nanya."

Gendis tersenyum, lalu ikut duduk di samping Hendro, sama-sama menatap layar televisi namun dengan pikiran yang entah kemana.

"Dis, kamu sudah mau lulus kuliah, kan? tahun depan Bayu juga udah mau selesai sekolah. Bapak kok kepikiran pengen tinggal di kampung saja, ya. Tapi bukan berarti kamu dan Bayu harus ikut Bapak dan ibu, Bapak cuma pengen istirahat saja."

Gendis terdiam, di tatapnya wajah lelah itu lama-lama lebih dari 25 tahun orang tua nya tinggal di kota sibuk ini, wajar jika di masa tua mereka ingin menikmati suasana yang tenang, berkumpul kem
Chida

Enjoy reading 😘

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Fera Hikmaramayanti
tenang ndis ntr diajaran sm babang sakti ... ...️...️...️
goodnovel comment avatar
Dwi Setyo Andriani
Reno bikin kesel pengen nampol....
goodnovel comment avatar
Christina Natalia
Reno gua sunat loe...was sakti pasti nggk bisa tidur
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status