“Nona Terrel, jika kamu mau tidur, aku bisa menyediakan tempat untukmu!” The Midas menyentakkan Angela yang kemudian segera membuka matanya lalu melotot lagi pada pria itu.
“Kenapa memelototiku? Kamu mau menantangku?” Kini suara The Midas membentak lebih tinggi.
“T-Tidak, Tuan,” jawab Angela dengan suara nyaris tak terdengar.
“Apa katamu? Ucapkan dengan suara lebih besar!” The Midas sampai mendekatkan telinganya seperti sedang mengolok.
“A-Aku t-tidak menentangmu, T-Tuan.” Angela mengulang dengan suara agak sedikit lebih besar. The Midas sedikit menyunggingkan senyuman dan itu tertangkap oleh Knight. Bola mata Knight sempat membesar dan sedikit berputar ke arah lain.
“Dia tersenyum karena seorang wanita? Menarik.” Knight bergumam di benaknya. Ia masih terus memperhatikan keduanya serta tujuan The Midas yang sesungguhnya.
“Kalau begitu jawab pertanyaanku ya
“Boleh aku duduk?” ujar Enrique balik menawarkan diri. Malcolm tampak tidak suka tapi ia tidak bisa berbuat banyak. Yang ia hadapi adalah seorang Polisi.“Duduklah. Katakan apa yang sudah dilakukan oleh Summer.” Malcolm mempersilakan Enrique untuk duduk. Enrique menyodorkan sebuah surat penangkapan dan interogasi bagi Summer Winston. Malcolm membuka dan membacanya dengan seksama.“Kokain? Adikku bukan pengguna obat-obatan terlarang, Detektif ....” Malcolm separuh menunjuk pada Enrique.“Hobaz, Enrique!” jawab Enrique karena merasa ditanyakan nama. Malcolm makin mengernyitkan keningnya.“Hobaz? Apa hubunganmu dengan Isabella, Sekretarisku?”“Dia Adikku ... sayangnya.” Malcolm menarik napas dan mengangguk.“Oke, Summer bukan pengguna narkoba. Aku tahu dia. Dia memang ceplas-ceplos dan kadang suka mabuk tapi tidak menggunakan obat-obatan!” pungkas Malcolm meyaki
Eleanor begitu malu saat ia keluar dari ruangan CEO usai dipecat dengan tidak hormat. Terlebih semua terjadi karena Angela. Eleanor sangat tidak menyangka jika CEO Winston akan mengusirnya demi membela Angela.Isabella yang merasa kasihan berusaha mendekat dan ingin menghibur Eleanor. Eleanor langsung menepis tangan Isabella dengan kasar.“Jangan ganggu aku!”“Nyonya Morris, aku akan membantumu ....”“Apa yang bisa kau lakukan, hah? Temanmu itu sudah menghancurkan karier dan hidupku,” bentak Eleanor menyemprot Isabella dengan kasar. Ia bahkan berbalik untuk memarahinya. Isabella tidak terpancing sama sekali.“Apa maksudmu?”“Dia temanmu kan? Aku tahu kamu berteman dengannya!” hardiknya lagi.“Kalau memang membuat kesalahan jangan menimpakannya pada orang lain. Itu namanya pengecut!” Jasmine menyela sekaligus balas menghardik Eleanor. Dia tidak suka melihat sikap a
Mata Malcolm terbelalak dua kali lebih besar usai mendengar pengakuan Eleanor jika Angela sudah bertemu dengan Gabriel Leon alias The Midas. Rasanya belum pernah ia seketika marah gara-gara terkesan membela Angela.“Apa bajingan itu datang kemari dan memintamu untuk membawa Angela? Kapan dia datang, kenapa aku tidak diberitahu?” Malcolm menghardik Leanor setelah ia keceplosan tentang Angela. Leanor ikut terengah diam menatap bosnya yang kini wajahnya memerah.“B-Begini, Pak. Aku ... cuma ....”“Jangan berbelit-belit! Katakan padaku yang sebenarnya!” bentak Malcolm lagi. Eleanor menunduk dan tidak berani menjawab.“Aku tidak melakukannya. Aku tidak melakukan hal seperti itu.” Eleanor sudah nyaris menangis tapi Malcolm tidak peduli. Jasmine yang kemudian bicara karena ia merasa Eleanor memang sedang berbohong.“Dia bohong, Pak! Aku yakin dia yang melakukannya. Aku tidak heran jika dia yang menyera
Angela begitu ketakutan dan tidak melihat saat ia melewati Eleanor yang merasa sudah selamat dari murka Gabriel Leon. Buru-buru, ia masuk ke dalam ruangannya tapi lupa menguncinya. Dengan tangan bergetar karena baru lolos dari maut, Angela menungkupkan kedua tangan menutupi wajah.Eleanor yang kaget melihat Angela melintas, bergegas menemui anak buahnya tersebut. Ia sungguh tidak percaya jika Angela masih selamat sampai di Winston meski terlambat sudah melewati jam makan siang.“Angela? Bagaimana kamu bisa di sini?” Eleanor tidak sadar berseru kala melihat Angela seperti baru melihat hantu. Angela ikut terkesiap kaget lalu menoleh. Eleanor datang dengan mata sama-sama membesar ke arahnya. Beberapa detik berlalu, Angela baru sadar jika Eleanor adalah orang membawanya ke restoran tersebut.Angela tidak menjawab. Otaknya yang semula beku karena baru saja keluar dari ketegangan yang luar biasa kini mulai berpikir.“N-Nyonya Morris ....&rdquo
Akal licik Gabriel dan Knight jika di satukan maka setidaknya dapat mengguncangkan Miami. Knight terlihat serius kala ia menyuruh bosnya Gabriel alias The Midas untuk memacari gadis yang sedang mereka sandera.“Apa kamu pikir dia akan berubah pikiran jika pacaran denganku?” Gabriel mengelak dengan nada sinis.“Siapa yang berani menolakmu? Lagi pula pacaran dengan bos perusahaan itu keren. Semua wanita pasti mau. Apa lagi dia orang miskin.” Knight makin mempengaruhi The Midas dengan idenya. Gabriel menarik napas panjang dengan kemelut batinnya sendiri. Memang tidak ada yang salah dengan menjadikan gadis itu sebagai salah satu kekasihnya. Toh, itu hanya nama.“Oke!” Gabriel menjawab singkat, santai dan percaya diri. Ia berjalan kembali ke kursinya dan duduk di sebelah Angela yang tersentak kaget karena pria itu. Ia menoleh pada Gabriel yang mendeham lalu menoleh pada Knight yang mengangguk mengiyakan.“Sudah 1
“Nona Terrel, jika kamu mau tidur, aku bisa menyediakan tempat untukmu!” The Midas menyentakkan Angela yang kemudian segera membuka matanya lalu melotot lagi pada pria itu.“Kenapa memelototiku? Kamu mau menantangku?” Kini suara The Midas membentak lebih tinggi.“T-Tidak, Tuan,” jawab Angela dengan suara nyaris tak terdengar.“Apa katamu? Ucapkan dengan suara lebih besar!” The Midas sampai mendekatkan telinganya seperti sedang mengolok.“A-Aku t-tidak menentangmu, T-Tuan.” Angela mengulang dengan suara agak sedikit lebih besar. The Midas sedikit menyunggingkan senyuman dan itu tertangkap oleh Knight. Bola mata Knight sempat membesar dan sedikit berputar ke arah lain.“Dia tersenyum karena seorang wanita? Menarik.” Knight bergumam di benaknya. Ia masih terus memperhatikan keduanya serta tujuan The Midas yang sesungguhnya.“Kalau begitu jawab pertanyaanku ya