Melihat nama De Arya yang muncul di layar ponselnya, tanpa pikir panjang lagi, Dayu segera mengangkat panggilan itu.
"Halo De, apakah kamu sedang sibuk ?"
"Tidak, memangnya kenapa?" jawab pemuda itu di kejauhan.
" Apakah kamu bisa datang kerumahku secepatnya? oh ya,pakai seragam polisi dan bawa mobil mercy mu kesini."
"Memangnya kenapa?" De Arya terdengar bingung.
"Apakah kamu mau menjadi pacarku? kalau iya, laksanakan saja perintahku!" ucap Dayu tegas.
Mendengar kata-kata gadis itu, De Arya tertegun seperti tidak percaya.
<
"Dayu duduklah!" ucap Pak Bagus malam itu. "Iya Ayah," sahut Dayu. Ia terlihat gelisah, sesekali, ia memainkan rambutnya yang panjang. "Kamu sudah mengenal keluarga De Arya?" "Belum Ayah, karena kami menjalani hubungan kami dengan hati-hati, kami tidak ingin melibatkan keluarga terlalu cepat." "Berapa umurnya?" Dayu berpikir sejenak, ia tidak pernah menanyakan umur polisi itu. Tapi akhirnya dia ingat akan tahun kelahiran De Arya yang tertera pada SIM yang ia temukan. "Sekitar 30 tahun Ayah," jawab gadis itu.
Perlahan De Arya tersadar dari mimpinya.Ia bangun dan duduk sambil mengusap-usap mukanya. Setelah itu ia terdiam, matanya menerawang dan ia tersenyum sendiri."Dasar kembang tidur, mungkin aku terlalu berharap untuk mendapatkan Dayu, sehingga wajah gadis itu terbawa mimpi. Tapi lucunya, kok namanya Iluh ya?" gumamnya sambil tertawa kecil.Teng! Teng! Teng!Terdengar suara lonceng jam. De Arya menengok ke arah jam dinding kamarnya. Seketika itu juga ia melonjak dari tempat tidurnya."Apa?! sudah jam 10! sial aku pasti terlambat menjemput Dayu!" teriaknya sambil berlari ke arah kamar mandi.
Mang Selly Kedua insan itu tenggelam dalam hangatnya ciuman itu. Bibir mereka beradu dan saling melumat satu sama lain. Tanpa sadar Dayu telah merengkuh leher pria itu. Sementara De Arya memeluk gadis itu dengan erat. Setelah ciuman yang bergairah itu berakhir, keduanya saling berpelukan dengan erat, seolah-olah tidak ingin saling melepaskan lagi. Sesekali De Arya mengecup kening dan membelai rambut gadis itu. Dayu pun hanya menyambutnya dengan senyuman dan tetap membenamkan dirinya di dalam dekapan polisi tampan itu. Matahari akhirnya tenggelam. Suasana berubah menjadi gelap. De Arya menggandeng mesra tangan Dayu untuk menuj
Dengan mata yang masih mengantuk, polisi itu meneguk segelas air putih. Lalu ia duduk di pinggir tempat tidurnya."Aku benar-benar sedang jatuh cinta, bahkan di dalam mimpi pun, wajah Iluh Suci menjadi tambah mirip dengan Dayu.Ah sial! kenapa Pak Petrus harus ke Jawa hari ini? huuuh… Dayu!"Perwira muda itu berguling-guling dan menghentakkan kedua kakinya diatas kasur. Rasa jengkel menghinggapinya karena ia tidak dapat menemui kekasih barunya hari itu.Namun apa mau dikata, ketika tugas memanggil, tidak ada yang bisa dilakukan oleh perwira polisi itu. Ia pun bangkit dan mempersiapkan dirinya.Beberapa jam setelahnya, di kampus Sanjaya.
Melihat wajah wajah yang tidak ramah mendekat, De Raga dengan sigap menghalangi mereka."Mau apa kalian?!" teriak De Raga lantang."Kalau kamu tidak mau mati, jangan ikut campur!" jawab salah seorang dari mereka yang berkepala botak dan berbadan paling besar. Kemungkinan, ia adalah pemimpin kelompok preman itu."Orang ini sudah meminta bantuan kepadaku, sekarang, dia menjadi tanggung jawabku!" jawab De Raga sambil menghalangi mereka untuk mendekati pintu mobil Dayu.Melihat sikap De Raga yang protektif, pria berkepala botak itu memberikan isyarat kepada komplotannya agar menyingkirkan si penghalang itu.Tiga orang
"Terima kasih sudah menolong pacar saya," ucap De Arya yang berdiri di dekat ranjang De Raga."Ah biasa saja, ada orang yang sedang mengalami kesulitan, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menolong. Oh ya, apakah sudah mengetahui si pemilik mobil?"De Arya menggelengkan kepala, kemudian ia mendesah. Lalu ia berkata;"Menurut tim pelacak, plat nomor itu palsu. Akan sulit untuk memecahkan kasus ini. Tapi kita masih bisa mencoba mencari tersangka dengan sket wajah. Apabila kami membutuhkan bantuanmu, apakah kami bisa menghubungimu?""Pasti, saya siap membantu," jawab De Raga.Komandan Polisi itu terdiam sejenak, ia menyilangkan tangannya.
Robertus adalah seorang pemuda yang pernah diselamatkan ayahnya dari perkelahiannya dengan anak geng motor. Pemuda itu kemudian mengabdi kepada keluarga pak Bagus untuk menjadi security di hotel. Namun Dayu telah mendengar kabar bahwa pria itu pulang ke kampung halamannya dan tidak kembali ke Bali.“Sejak kapan dia kembali kesini?” tanya Dayu dengan mengernyitkan alisnya“Sudah dari tiga tahun yang lalu. Sekarang ia menjabat kepala keamanan di hotel. Ayah rasa orang itu akan sanggup melindungimu.”Mengetahui bahwa pak Bagus sudah membuat keputusan untuk putrinya, De Arya tak bisa berkata-kata lagi."Baiklah, saya percaya bapak tahu yang terbaik bagi Dayu. Kalau begit
Dayu tersenyum sendiri karena penglihatan itu. Hal itu membuat De Arya terheran-heran.Ia telah memperhatikan kekasihnya yang bersikap aneh sejak beberapa saat lalu."Kamu kenapa? kok senyum sendiri?" tanyanya memecah keheningan.De Raga yang tertidur pulas di jok belakang tidak mengetahui apa yang terjadi."Ah tidak, hanya bayangan lucu tentang dua anak kecil yang berlarian," jawab Dayu sambil tersenyum."Anak kecil? jangan membuatku takut! aku tidak melihat siapa-siapa di jalan sepi ini," ujar De Arya sambil menengok ke arah spionnya."Apakah kamu percaya Deja vu? itu