Saatnya berkebun dengan gembira tralala. Tadi, sepulang dari DFF Amsterdam untuk mengurus registrasi, aku mampir ke rumahnya. Sebenarnya, hanya mengambil sepeda yang kututitipkan di sana, sih. Nggak sampai sepuluh menit, karena Sophia mau ada acara bersama mamanya. Lagipula, aku juga sudah ada janji dengan Oma. Dia minta dibantu membuat adonan donat. Katanya, cucu kembarnya yang di Den Haag mau bermalam di rumahnya, malam ini sampai tiga malam ke depan. Jadi, dia berniat membuatkan donat untuk mereka. Menurut Oma, cucu kembarnya itu termasuk doughnuts lovers.
Kalau aku?
Ice cream's lover, dong. Haha. Haha.
Well, kami naik bus tadi waktu beran
Saatnya berkebun dengan gembira tralala. Tadi, sepulang dari DFF Amsterdam untuk mengurus registrasi, aku mampir ke rumahnya. Sebenarnya, hanya mengambil sepeda yang kututitipkan di sana, sih. Nggak sampai sepuluh menit, karena Sophia mau ada acara bersama mamanya. Lagipula, aku juga sudah ada janji dengan Oma. Dia minta dibantu membuat adonan donat. Katanya, cucu kembarnya yang di Den Haag mau bermalam di rumahnya, malam ini sampai tiga malam ke depan. Jadi, dia berniat membuatkan donat untuk mereka. Menurut Oma, cucu kembarnya itu termasuk doughnuts lovers.Kalau aku?Ice cream's lover, dong. Haha. Haha.Well, kami naik bus tadi waktu beran
Dengan kegembiraan yang membuncah, aku mengeja nama yang tertera di Student ID Card, "Anyelir Nuansa Asmara."Cantik ya, namaku? Bunga Anyelir dalam nuansa cinta. Tanpa kusadari, air mata ini meleleh hangat di pipi, nyaris panas. Meskipun nggak seindah nama pemberian Mama dan Papa tapi harus tetap beryukur atas segala cerita hidup, kan? Ya, yaaahhh, mungkin suatu hari nanti, cerita indah itu akan tertulis juga. Mungkin, air mata ini akan tergantikan dengan tawa bahagia. Nothing is impossible, kan? Yeaaah, kata Papa Snoek sih begitu, "Nothing is impossible, Anyelir. You understand it, don't you?"Yes, I do. Tapi sayangnya, hanya sebatas kata-kata. Dari pada Papa meninggal karena heart attack? Masa sih, dalam usiaku yang masih muda be
Mereka sedang berbincang-bincang di ruang makan, ketika aku turun. Apa yang diperbincangkan? Aku nggak tahu, nggak terlalu terdengar dari sini. Ya ampuuun, telingaku kan bukan telinga kelelawar? Tapi, ummm, sepertinya mereka memperbincangkan tentan rumah sakit? Siapa yang sakit, apa ini ada kaitannya dengan Oma? Ahhh, nggak mungkin. Manusia plastik dan batu karang itu, nggak mungkin memiliki kepedulian sosial lagi. Kalaupun memiliki, sangat kecil presentasenya, yakin.Sekarang, aku terhimpit oleh dua pilihan. Kembali ke kamar atau tetap ke ruang makan dan sarapan. Artinya, sarapan bersama Elize dan Kenzy. Oke, nggak bersama, tapi harus uji nyali untuk beberapa saat lamanya … Menyeduh lechy tea, membuat roti dan menyiapkan buah. Akhir-akhir ini, aku juga makan buah sesudah sarapan. Nah, setelah itu, baru ke kamar lagi atau
Auuuhhh, sakit sekali rasanya, melihat tubuh Sweety yang sudah menjadi bangkai kering di dalam lemari persediaan. Bukan hanya sakit sebenarnya tapi juga ngeri dan jijik. Oooh, ooohhh, my God! Hueeekkk … Ya ampuuun! Sumpah, kalau tadi kalung kerang Sweety nggak terlihat, mungkin aku sudah gila. Berderap menuruni tangga---meskipun gemetar dan mungkin malah terjatuh lalu terguling-guling sampai di gang---sambil menjerit-jerit histeris.Untung, Kenzy langsung naik tadi dan segera mengambil tindakan. Sigap juga dia, menangani masalah itu. Entah bagaimana---aku nggak terlalu ingat---Kenzy mengeluarkan Sweety sambil menangis. Hal yang membuatku heran, seheran-herannya karena
Wooow, amazing tralala!Ternyata, ketika aku kembali dari ruang laundry, tuang baca sudah bersih dan kinclong. Siapa lagi yang mengerjakan semua itu kalau bukan Kenzy? Sekarang hanya tinggal menyedot debu saja. Eh, mengepel juga, sih. Tapi kan, itu belum pernah terjadi selama ini? Jadi, yaaa, rasanya seperti mendapatkan big surprise. Sungguh, kalau nggak malu, ingin rasanya jingkrak-jingkrak atau minimal melompat sekali lalau mengatakan, "Yes!"Lebih amazing tralala lagi, Kenzy meminta vacuum cleaner itu dariku dan dia sendiri yang menyedot debu---bukan hanya di karpet bulu tapi juga di seluruh lantai---dengan wajah ceria. Dalam hati sempat bertanya, apakah ini mimpi? Apakah ini imajinasi? Ooohhh, jangan-jangan aku sudah mulai
Byuuutttzzz!Tante Theodora bercerita banyak tentang hari-harinya selama nggak ada aku. Nggak sering berkunjung ke rumah mereka, maksudnya. Jujur, aku nggak pernah menyangka kalau sampai sebesar itu Tante Theodora merindukanku. Elize juga nggak pernah cerita. Ummm, ya ... Akan berbeda pastinya, kalau demi senyum bahagia Tante Theodora. Sungguh. Sebenarnya, aku orangnya nggak tegaan, lho. Jangankan dengan Tante Theodora yang sudah kukenal dan menjadi dekat, dengan orang yang baru kenal atau nggak kenal sama sekali pun, begitu adanya.Sssttt, ini bukan pencitraan!"Mama was missing you so much, Anya!" Elize menambahkan d
Sore ini, aku sudah memutuskan untuk mengosongkan hidupku dari yang namanya sahabat, siapapun itu. Jahat. Jahat. Jahat. Semua jahat, pengkhianat. Ciaaat, ciaaattt! Cukup berteman saja, nggak perlu sampai ke level sahabat. Apalagi sahabat dekat. No, no, nooo!Big no!Final. Semuanya sudah final, bagiku. Mengapa begitu? Elize. Nggak mungkin lagi memasukkannya ke dalam alur cerita hidup ini. Baik dari pintu, jendela atau celah masuk mana pun. Sekali berkhianat, nggak akan mudah bagiku untuk mempercayainya lagi. Nggak, nggak akan pernah.Begitu juga dengan Arunika dan Shopia. Well, William juga. Semuanya. Titik.
De Commitment. Aku membacanya berulang-ulang pagi ini, entah berapa kali, sampai air mataku berubah menjadi darah. Tentu saja. Kertas putih polos bermaterai itu kini telah menjadi sesuatu yang paling menakutkan sekaligus mengancam. Mencekam. Aku lupa, sungguh lupa, kalau di sana juga tertulis tentang aturan main untuk kami selama tinggal di Belanda.What is that?Khusus untuk Anyelir, dilarang keras bekerja di luar rumah. Dia hanya boleh bekerja di dalam rumah, mengurus rumah. Satu-satunya kegiatan yang boleh dia lakukan di luar rumah adalah sekolah bahasa Belanda dan refreshing bersama Kenzy. Peraturan ini tidak berlaku untuk keperluan berbelanja kebutuhan Rumah Tangga dan Pribadi.