Kain Basahan Basah Di Kamar MandiPart 09: Rencana GagalRusly mengukir senyum tipis, dia melihat ke arah Lala.Suasana semakin rumit, aku tidak sanggup lagi berkata-kata melihat piciknya suamiku. Segala macam cara dia lakukan untuk memfitnah aku. Sungguh tidak kusangka."Kalau aku tahu, tidak mungkin kutanyakan lagi, Rus!," sahut Bu Wardah mulai kesal mendengar jawaban anaknya."Barang ini namanya tissue magic, Bu!" jelasnya dengan polos.Aku ingin mencari tahu apa itu tissue magic. Namun, aku lupa kalau ponselku ada di atas nakas. Akhirnya, aku memilih diam dan menunggu penjelasan suamiku. Sesekali aku memijit kening yang tidak sakit."Tissue magic," ucap Bu Wardah. Ibu melirikku penuh makna sambil geleng kepala. Aku hanya bisa menunduk. Aku merasa malu karena benda itu ada di tasku."Apa kamu mengetahui barang itu dan pernah menggunakannya, Nesya?!" tanya Bu Wardah spontan dengan wajah curiga."Wallohi, Bu! Aku tidak pernah memakai benda itu," jawabku tegas.Darahku mendidih menden
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 10: Kamu itu Pezina"Apanya yang tidak mungkin, Rusly?" tanya Bu Wardah."Tidak mungkin Nesya menggugat cerai. Aku yakin dan percaya itu."Aku ingin tertawa mendengar penuturan suamiku. Seolah dia tidak percaya apa yang aku katakan.****Flash back onSeminggu setelah check up, aku bersua dengan Dokter Faisal di salah satu restoran. Aku tidak tahu apakah itu kebetulan atau hanya spontan saja."Bu Nesya!" tegur Faisal dengan lembut. Aku mengarahkan pandanganku ke asal suara itu. Dari intonasi suaranya, tidak asing bagiku. Ternyata benar adanya."Dokter Faisal," jawabku sambil mengulas senyum tipis.Suasana restoran sangat hening, kebetulan baru jam sebelas lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat. Jam seperti itu, baru saja restoran itu opening dimana tempat aku dan Dokter Faisal bertemu. Itu sebabnya pengunjung masih sepi."Lagi nunggu siapa?" tanyaku memulai percakapan.Aku meletakkan gawai milikku, kemudian mempersilahkan Dokter Faisal dud
Kain Basahan Basah Di Kamar MandiPart 10: Kamu itu Pezina"Sudah!" jawabku.Faisal tidak menjawab dia hanya melihat wajahku. Namun, aku tidak sadar kalau dia memperhatikan aku. Aku tersipu malu dan salah tingkah. Sendok yang kuambil jatuh sangking groginya."Nggak usah grogi segala, Bu!" ucap Faisal sambil menyendok nasi goreng kampung ke dalam mulutnya.Aku hanya diam dan menikmati mie gomak kuah kacang. Sudah lima menit berlalu, tidak ada sama sekali percakapan yang keluar dari tepi bibirku dan Faisal.'Sungguh malangnya nasib kamu, Bu Nesya. Andai saja kamu menjadi bidadari surgaku, aku pasti membahagiakan kamu sampai akhir hayatmu.'Faisal memejamkan matanya, dia sangat mencintai aku, tapi tidak berani mengatakan apa yang dia rasakan."Oh iya, aku ingin menggugat cerai suamiku. Aku sudah tidak sanggup lagi melihat tingkahnya.""Bagus!" jawab Faisal spontan.Aku melihat wajahnya, seketika bibirnya kumat kamit membaca istighfar. "Ke-kenapa dokter bilang bagus?" tanyaku dengan nada
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 11: Rusly Membujuk Ibunya'Sial! Sudah berani dia menuduh aku seperti itu. Pasti ada yang tidak beres ini.'"Ka-kamu itu salah lihat! Mana mungkin aku lebih suka selimut tetangga untuk menghangatkan tubuhku daripada selimutku sendiri. Kamu itu sepertinya ngaco deh!"Rusly mencoba berkelit, tapi aku tidak semudah itu percaya kepada setiap ucapannya."Oh, begitu. Baguslah jika perkataan kamu sangat bertolak belakang dengan kenyataannya di lapangan. Kamu kira aku ini laksana anak kecil yang sangat mudah kamu tipu."Aku sudah muak sebenarnya meladeni suamiku. Sudah berulang kali aku mematikan semua perkataannya. Toh juga dia selalu bersilat lidah dan tidak mau mengaku."Semua tuduhan kamu itu tidak benar. Aku harap, lebih hati-hati atas semua ucapan kamu! Jangan sampai setiap perkataan kamu membawa malapetaka bagi dirimu."Aku tidak peduli dengan semua ucapannya. Perlahan aku mengayunkan langkah kakiku menuju mobil yang sudah aku panaskan mesinnya. K
Faisal mengukir senyum, sebenarnya pada saat pertama aku check up, Faisal pernah meminta dokumen untuk mengurus biaya berobatku. Namun, aku merasa aneh, dokumen yang dimintanya sangat lengkap."Semua sudah aman! Aku sengaja meminta semua dokumen punya ibu. Aku berbohong kepada ibu, kalau dokumen itu buat mengurus biaya berobat ibu. Aku sudah lama tahu, kalau ibu mau menggugat cerai suaminya, Ibu. Itu sebabnya aku menggunakan peluang itu."'Jadi, selama ini aku curhat sama beliau memanfaatkan situasiku. Kamu sungguh jahat dan kejam, Dok!' umoatku dalam hati.Aku hanya diam dan terus menunduk. Masih saja berpikir apa sebenarnya keinginan Dokter Faisal."Maaf kalau aku sudah lancang. Aku melakukan ini demi kebaikan kamu, Bu.""Iya."Faisal mengambil dokumen dari laci kerjanya. Aku meliriknya dengan sorot mata sendu.'Apa lagi yang akan dia lakukan?' tanyaku dalam hati."Ini berkas gugatan cerai nya, Bu. Silahkan tanda tangani!"Faisal menyodorkan berkas itu agar aku pelajari. Tidak buang
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 12: Rusly Curhat Kepada RirinRusly terkejut dan memandangi pecahan vas bunga itu. Dia tidak menyangka kalau aku sudah semakin melawan kelakuannya.Dia pergi meninggalkanku dan ibu mertuaku, langkah demi langkah dia mengayunkan kakinya. Buliran air mata kini menghujani pipinya. Menyesal ... Aku tidak tahu apakah dia menyesal dengan sepenuh hati atau tidak. Atau hanya sekedar akting belaka.Aku dan Bu Wardah masuk ke dalam kamar. Kubiarkan Rusly pergi begitu saja.****Sesampainya di garasi mobil. Rusly melihat mobil yang parkir di garasi Tiba-tiba, dia merogoh kantongnya. Ternyata kunci mobil ada dalam kantong celana. "Alhamdulillah, aku masih mempunyai harta. Lihat saja Nesya, nggak akan kuberikan mobil ini padamu," ucapnya sambil membuka pintu mobil dan dia ingin masuk ke dalam. Namun, kunci yang dia gunakan tidak bisa sama sekali membuka pintu mobil itu. Hanya suara bising yang keluar membuat Rusly terkejut.'Kenapa tidak bisa dibuka, iya?' ta
"Siapa yang mau membunuhmu?!" tanya Bu Wardah spontan.Rusly menampar pipinya dengan kuat. Dia merasakan sakit. Dia baru sadar kalau dirinya belum meninggal."Ja-jadi! Nesya tidak jadi mengirim aku ke neraka?!" tanyanya dengan suara parau.Bu Wardah memejamkan matanya memberi kode lalu dia membuka matanya kembali.Rusly bangkit dari tempatnya terkapar. Dia berjalan cepat mengambil kunci mobil yang tersimpan di dalam laci nakas. Aku tidak bisa menghalangi langkahnya. Karena tertawa melihat celananya yang basah akibat air seninya."Aku yakin, kamu tidak akan tega menggugat aku dan membunuhku. Aku percaya kamu sudah jatuh cinta dan tergila-gila kepadaku," ucapnya sambil pergi keluar dengan langkah kaki yang sangat cepat.Ketika dia sudah sampai di garasi mobil, dia membuka pintu mobil dengan buru-buru. Dia lupa kalau dirinya belum menekan tombol unlock.Pada saat menyentuh mobil, suara alarm kembali berbunyi.'Astagfirullah! Aku lupa menekan tombol unlock. Pantas saja alarm mobil ini be
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 13: Ririn HamilRusly masih saja menyebut namaku. Padahal, dia sudah janji tidak akan menyebut namaku di depan Ririn. Namun, dia khilaf dan khilaf."Nggak usah mengucap segala. Masih pagi sudah ngigo. Apa kamu lagi ada masalah sama Nesya?" tanya Ririn sambil menjewer daun telinganya."Nggak akh! Aku sama Nesya baik-baik saja," jawabnya ketus sembari melirik Ririn sesekali. Dia belum menyangka dan belum siap menerima surat gugat cerai dari aku.Rusly lebih fokus menyetir mobil. Dia takut kalau konsentrasinya hilang bisa membawa malapetaka."Nggak yakin aku. Sudahlah! Nggak usah menyembunyikan masalahmu dariku. Sebentar lagi 'kan kita mau menikah. Apalagi usia kandunganku sudah masuk dua minggu," ucap Ririn."Apa?!" jawab Rusly. Dia seolah-olah tidak percaya.Rusly berhenti menyetir lalu memarkirkan mobil yang dia bawa ke sudut bibir jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya."Kenapa kaget?! Seharusnya kau bersyukur aku hamil. Dengan kondi