Share

Bab 3

Author: Yonata
Setelah Oscar mengangkat panggilan, dia tidak kembali ke ruangan VIP lagi.

“Tadi Bella telepon, entah apa yang dia katakan, Oscar pun mengatur pesawat pribadi untuk dia.”

Semua orang sedang mentertawakan Oscar, hanya aku saja yang sedang menangis.

Oscar memperlakukanku dengan sangat baik, tetapi aku bukanlah sosok istimewa itu. Semua rasa cintanya dia berikan kepada Bella.

Acara perkumpulan telah berakhir. Aku mengendarai mobil mengantar Charles pulang ke rumah. Setibanya di rumah, aku berbaring di atas ranjang dan tidak berhenti memikirkan kembali ucapan Charles.

Sejak kecil, aku tidak suka berbicara dan agak pendiam. Bella cantik, periang, dan juga jago bicara. Sementara, aku tidak bisa apa-apa. Hanya saja, Oscar malah bisa melihat aku yang berada di pojok. Dia berkata, “Sebentar, Cynthia. Kalian jalannya yang pelan!”

Ucapan itu masih terukir di dalam benakku selama bertahun-tahun.

Aku yang awalnya hanya berani diam-diam mengintip Oscar, hingga berubah menjadi diam-diam tidak bisa mengalihkan pandanganku. Meskipun aku tahu Oscar menyukai Bella, hatiku tetap terbuka untuknya.

Tiga tahun silam, Oscar menghadiahkanku sebuket bunga mawar putih dengan tatapan lembut. “Thia, kita pacaran, ya?”

Ucapan itu seolah-olah baru terjadi semalam. Sungguh berbeda drastis dengan sikap dinginnya hari ini.

Beberapa hari setelah acara kumpul bersama, Oscar tidak menghubungiku sama sekali.

Bagaimanapun, Oscar tidak mencintaiku. Dia sudah memiliki pasangan baru.

Selama beberapa hari ini, aku kehilangan semangatku. Charles yang perhatian itu menyadari ada yang aneh dengan diriku. Dia pun sering masuk ke kamarku untuk mengajakku mengobrol.

Saat dia melihat ada banyak perhiasan berlian dipajang di atas meja, Charles pun terbengong. “Thia, seingatku kamu suka dengan mutiara, kenapa kamu malah beli begitu banyak berlian?”

Aku tidak berani memberitahunya bahwa semua ini adalah pemberian Oscar.

Charles mengetahui kesukaanku, tetapi Oscar yang sudah berkencan tiga tahun denganku malah tidak mengetahui apa-apa.

Aku berdiri, lalu membuang semuanya ke tempat sampah.

“Kenapa malah dibuang?”

Aku menunjukkan senyuman getir. “Meski barang yang nggak disuka itu cantik, nggak ada gunanya untuk menyimpannya.”

Charles tidak mengerti maksud ucapan itu. Dia mendesakku untuk segera mengganti pakaianku.

“Bella sudah kembali. Kita pergi sambut kepulangannya, sekalian hilangin rasa penatmu.”

Hatiku kembali terasa rumit.

Beberapa hari ini Oscar tidak menghubungiku, sepertinya dia sedang menemani Bella.

Tidak lama kemudian, aku dan Charles tiba di rumah Bella. Begitu memasuki rumah, seluruh ruang tamu dikerumuni oleh bunga mawar berwarna putih.

Bella mengangkat roknya sembari berlari ke sisiku. “Thia! Lama nggak berjumpa!”

Aku ingin tersenyum, tetapi aku tidak bisa melakukannya. Sebenarnya aku tidak membenci Bella, sebab kami adalah teman sejak kecil. Hanya saja, dia adalah orang yang disukai Oscar.

Duri yang menancap di hatiku sepertinya mulai terasa sakit. Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan, hanya bisa mencari topik pembicaraan dengan canggung. “Ada begitu banyak bunga mawar putih. Romantis sekali.”

Bella pun tersenyum. “Semua ini dipersiapkan oleh Oscar. Dia tahu aku suka bunga mawar putih. Sepertinya dia sudah beli semua bunga mawar di seluruh kota.”

Hatiku spontan terasa sakit. Ketika kepikiran hari di mana Oscar mengatakan dia ingin bersama denganku, sepertinya aku menyadari sesuatu.

Oscar ingin memberi bunga mawar itu kepada Bella, tetapi Bella telah ke luar negeri. Dia pun menghadiahkan bunga itu kepadaku. Aku menunduk menyembunyikan air mata yang hampir menetes.

Ternyata ceritanya seperti ini. Ternyata bunga untuk menyatakan perasaan adalah bunga bekas orang lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 11

    Setelah Jerry dan Oscar keluar dari rumah sakit, Charles mempersiapkan jamuan untuk merayakan kepulihan mereka. Aku terus merawat Jerry, meski dia telah pulih total.Charles merasa agak bangga. “Astaga, sepertinya kelak ada seseorang lagi yang akan memanggilku dengan sebutan Kakak.”Ucapan Charles itu dibalas Jerry dengan pelototannya. Alhasil, Charles segera menghentikan omongannya.Di dalam taman bunga, Jerry dan Oscar sedang duduk berhadapan. Berhubung aku penasaran dengan apa yang mereka katakan, aku pun menguping dari belakang pintu.“Jerry, aku nggak sangka kamu sudah memendam perasaan seperti itu sejak awal. Malam itu, kenapa kamu meneleponku dengan memakai ponsel Bella?”Jerry tersenyum tipis. “Bukannya kamu ingin mengejarnya? Aku memberimu sebuah kesempatan, sekaligus memberiku kesempatan juga. Sayangnya, kamu terlalu nggak berguna.”Rasa penyesalan tampak sejenak di wajah Oscar, tetapi dia segera menyembunyikannya dengan baik.“Tapi justru karena telepon itu, aku benar-benar

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 10

    Begitu ucapan Bella dilontarkan, aku melihat ekspresi penuh semangat di wajah Oscar. Napasnya berubah cepat. Terlihat rasa gembira di dalam tatapannya.Baru saja Oscar hendak menggandeng tangan Bella, Bella pun berkata, “Nggak lama lagi, aku dan penerus Grup Sunardi akan melangsungkan pertunangan. Aku harap kalian semua bisa merestuiku!”Semua orang bertepuk tangan dan bersorak untuk Bella. Namun berbeda dengan Oscar, tangannya terpaku di udara dan sedikit gemetar. Wajahnya juga kelihatan memucat.Reaksi ini mirip seperti ekspresiku ketika berdiri di luar ruangan perkumpulan hari itu. Aku tiba-tiba merasa gembira.Orang yang telah mengecewakan orang lain, pada akhirnya juga akan dikecewakan. Balasan untuk Oscar datang dengan sangat cepat.Tatapan Jerry tertuju pada diriku. Aku dapat merasakan tatapannya. Kali ini, aku tidak menghindar, melainkan bertukar pandang dengannya. Tadinya Jerry terbengong sejenak. Setelah itu, dia pun tersenyum padaku.Disusul ada goncangan yang kuat, senyuman

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 9

    Setelah tidur, aku ke lantai bawah untuk meminum air. Aku menyadari Oscar sedang berada di rumahku. Ketika melihatku, dia bertanya dengan buru-buru, “Apa kamu merasa nggak enak badan?”Saat Oscar menyadari tidak ada orang di sekeliling, dia ingin datang untuk menarik tanganku.“Hari itu, aku bukan sengaja nggak ingin menghiraukanmu. Aku hanya dengar Bella ….”Aku memotong ucapannya, “Kamu nggak usah jelasin. Aku ngerti, kok.”Sepasang tanganku diletakkan di belakang tubuh. Penolakanku sudah cukup jelas.“Thia, meski kita bukan pasangan, kamu bisa anggap aku sebagai abangmu. Untuk apa kamu bersikap seperti ini?”“Abang? Aku punya abang kandung, kok. Ngapain kamu jadi abangku?”Oscar menghela napas ringan. “Thia, sepertinya Jerry terlalu perhatian sama kamu. Kamu mesti hati-hati. Jangan menyinggung orang seperti dia.”“Memangnya dia seperti apa?” Aku mentertawakan Oscar. “Apa mungkin dia lebih parah daripada kamu yang menjadikan orang lain sebagai ban serapmu!”Setelah itu, Oscar terdiam

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 8

    Usai berbicara, Jerry tidak menghentikan langkahnya. Dia buru-buru berjalan ke sisi mobil. Setelah memasukkanku ke baris belakang, dia pun melihatku dari atas hingga ujung kaki. “Apa kamu merasa nggak enak badan? Apa kamu tersedak?”Aku menggeleng. “Sedikit saja. Aku nggak merasa nggak enak badan. Kita nggak usah ke rumah sakit.”Hanya saja, Jerry bersikeras untuk menolak, “Nggak, kita mesti ke rumah sakit.”Usai berbicara, Jerry segera menyalakan mesin mobil. Sepanjang perjalanan, Jerry telah menerobos beberapa lampu merah demi mengantarku ke rumah sakit.Setelah melakukan pemeriksaan, aku memang baik-baik saja. Hanya saja, dokter mengatakan berhubung air di dalam danau agak dingin, kemungkinan aku akan flu.Jerry mendengar dengan sangat serius, lalu membelikanku banyak jenis obat pereda flu.Saat perjalanan mengantarku pulang ke rumah, aku melihat wajah samping Jerry yang mengendarai mobil dengan serius. Dia pun spontan bertanya, “Kenapa kamu bisa ke sana?”“Aku pergi cari Bella. Pap

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 7

    Keesokan paginya, aku pun sudah bangun. Aku merasa penat di rumah, jadi aku ingin jalan-jalan di danau sekitar.Baru saja aku berjalan ke tepi danau, siapa sangka aku akan bertemu Oscar dan Bella yang sedang memancing ikan dengan gembira.Saat menyadari kedatanganku, Bella pun melambaikan tangannya ke sisiku. “Thia, kenapa kamu kemari? Ayo, kita memancing bersama!”Setelah Oscar melihatku, dia langsung menghindari pandanganku. Aku pun tidak bisa menyapanya.Aku ditarik Bella ke tepi danau. Aku berdiri tegak di sana sembari melihat Bella bersenda gurau dengan Oscar. Ini pertama kalinya aku melihat Oscar tersenyum dengan begitu gembira. Aku tidak pernah melihatnya ketika dia bersamaku.Perasaan sakit di hati mulai menghilang. Hanya saja, ada rasa pilu yang terasa di bagian tenggorokanku. Saat Bella sedang memancing, Oscar mendekatiku, lalu berkata dengan suara sangat rendah, “Thia, kenapa kamu berbuat seperti ini? Aku tahu kamu mencintaiku, tapi bukannya kamu akan merasa sedih dengan ber

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 6

    Setelah dansa berakhir, orang-orang mulai membubarkan diri. Jerry juga melepaskan tanganku.Tiba-tiba Oscar menggenggam pergelangan tanganku. Dia melihat sekeliling. Setelah memastikan tidak ada yang melihat, dia pun menyalahkanku dengan nada rendah, “Apa kamu kenal dekat dengan Jerrry? Kenapa wajahmu memerah saat berdansa bersamanya?”Aku melepaskan tangannya tidak ingin melihat Oscar. “Apa urusannya sama kamu? Mantan kekasihku.”Kening Oscar berkerut. “Aku peringatkan kamu untuk jauhi Jerry. Kalian berdua bukan berasal dari dunia yang sama.”Aku tersenyum dingin. “Aku satu dunia sama dia atau nggak, aku nggak tahu. Tapi, aku dan kamu pasti bukan dari satu dunia. Oscar, jangan urus masalahku, kamu nggak pantas.”Aku memang sudah berusaha untuk mengontrol suaraku, tetapi tubuhku masih tidak berhenti gemetar. Hanya saja, aku masih menegakkan punggungku, tidak membiarkannya melihat sisi lemah dari diriku.Oscar menatapku lekat-lekat, kemudian menghela napas. “Oke, aku nggak peduli, tapi

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 5

    Tiba-tiba tubuhku terasa tegang. Seluruh tanganku berkeringat.Ketika melihat orang yang berjalan menghampiriku, hatiku terasa panik. Entah seberapa jauh dia mendengarnya.“Kak Jerry.” Sikap Oscar tiba-tiba berubah menjadi hormat. Raut wajahnya juga melembut.Jerry berjalan kemari. Dia melihat kalung di atas lantai sekilas, lalu melihat ke sisiku. “Tadi kamu bilang kamu nggak mau lagi?”Setelah mendengar pertanyaan mendadak itu, aku pun mengangguk dengan tidak berdaya. Kemudian, dia melihat Oscar lagi. “Pungut dan buang. Jangan buang sampah apa pun di taman bunga rumahku.”Raut wajah Oscar langsung berubah muram. Hanya saja, dia tidak berani menentang perintah Jerry. Oscar pun memungut kalung, lalu melihatku sekilas, baru meninggalkan tempat.“Terima kasih, Kak Jerry.” Aku tidak berani melihat mata Jerry, melainkan mundur selangkah.“Nggak masalah.” Jerry tidak berkata panjang lebar. Keningnya berkerut ketika melihat tubuhku yang terhuyung akibat diterpa angin dingin. “Masuklah, di lua

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 4

    Oscar mengenakan jas rapi. Begitu memasuki rumah, pandangannya langsung tertuju pada diri Bella. Dia berjalan maju beberapa langkah. Baru saja Oscar hendak berbicara, dia baru melihat diriku yang duduk di sebelah.Langkah kaki Oscar berhenti. Kemudian, dia langsung berjalan ke sisi Bella. “Ini untukmu.”“Benarkah? Coba kulihat!”Bella membuka kotak indah itu. Seketika, terlihat seutas kalung berlian indah di dalamnya.“Aku tahu kamu akan menyukainya. Aku pun melelangnya khusus untuk kamu.” Tatapan mendalam Oscar tertuju pada diri Bella. Terlihat rasa kasih sayang mendalam di dalam tatapannya. Namun, Oscar malah lupa hari ini adalah hari peringatan kebersamaan mereka selama tiga tahun. Lebih tepatnya, kami masih belum putus.Bella menunjukkan senyuman kaget. “Cantik sekali. Cepat bantu aku pakaikan!”Oscar pun tersenyum, lalu memakaikan kalung ke leher Bella. Jarak mereka berdua sangat dekat. Mereka memang kelihatan serasi.“Aku sungguh menyukainya. Dari semua berlian yang kamu hadiahka

  • Kekasih Gelap yang Dicampakkan   Bab 3

    Setelah Oscar mengangkat panggilan, dia tidak kembali ke ruangan VIP lagi.“Tadi Bella telepon, entah apa yang dia katakan, Oscar pun mengatur pesawat pribadi untuk dia.”Semua orang sedang mentertawakan Oscar, hanya aku saja yang sedang menangis.Oscar memperlakukanku dengan sangat baik, tetapi aku bukanlah sosok istimewa itu. Semua rasa cintanya dia berikan kepada Bella.Acara perkumpulan telah berakhir. Aku mengendarai mobil mengantar Charles pulang ke rumah. Setibanya di rumah, aku berbaring di atas ranjang dan tidak berhenti memikirkan kembali ucapan Charles.Sejak kecil, aku tidak suka berbicara dan agak pendiam. Bella cantik, periang, dan juga jago bicara. Sementara, aku tidak bisa apa-apa. Hanya saja, Oscar malah bisa melihat aku yang berada di pojok. Dia berkata, “Sebentar, Cynthia. Kalian jalannya yang pelan!”Ucapan itu masih terukir di dalam benakku selama bertahun-tahun.Aku yang awalnya hanya berani diam-diam mengintip Oscar, hingga berubah menjadi diam-diam tidak bisa me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status