Tiga bulan sudah Cia lulus selama itu pula Cia selalu membantu pekerjaan ibunya untuk membuat kue pesanan yang semakin hari semakin banyak membuat Sinta kewalahan.satu bulan Aaron saya tidak pernah berkunjung ke rumah bahkan sekedar untuk memberikan kabar pun tidak pernah dilakukannya, terbesit pertanyaan tentang keberadaan Aaron namun Cia memilih diam dia menunggu kabar yang diberikan oleh Aaron padanya. kesibukan Sinta, mengharuskan Cia untuk membantu walaupun cinta selalu menolaknya."Kamu libur lagi, nak?" tanya Sinta pada Cia yang kini tengah sibuk membungkus kue yang telah di potong olehnya."Cia masuk siang bu, apa pekerjaan ibu masih banyak? jika perlu aku akan mengantar ke pelanggan dengan begitu Ibu tidak akan terlalu lelah." sahut Cia."Kamu bicara apa sayang, ibu bisa menyelesaikan pesanan ini kamu istirahatlah." Sinta tidak ingin jika Cia kelelahan karena membantu pekerjaannya saat kuliah dia akan pulang malam hari karena ia tahu jika Cia bekerja paruh waktu untuk membant
Cia berusaha untuk menyelamatkan diri namun semua usahanya telah gagal, saat dua pria mendekati dirinya dan menahan tubuhnya."Dimana ibuku?" seru Cia saat ia tidak menemukan ibunya yang mereka sekap."Kenapa terburu-buru? aku ingin bermain-main denganmu dan kekasihmu Aaron, aku yang dia akan datang untuk menyelamatkan kamu dan juga Ibu mu. tapi sebelum itu terjadi Kita akan bermain bagaimana menurutmu? permainan seperti apa yang akan membuat kita senang?" seorang pria dengan wajah tertutup oleh topeng mendekati Cia yang terikat."Lepaskan aku, aku tidak ingin terlibat apapun dengan kamu. jika kamu memiliki masalah dengan Aaron maka selesaikan masalah kamu dengannya, bukan dengan aku." sahut Cia."Kamu benar sekali, aku akan menyelesaikan masalah ini dengannya tapi kamu adalah kunci untuk bisa membawanya ke sini." "Pantas Aaron sangat tergila-gila padamu, kamu memang benar-benar cantik bahkan aku sangat tertarik padamu." lanjutnya dengan membelai wajah Cia yang memalingkan kearah yan
Aaron tidak mampu menyembunyikan rasa kesedihan yang melihat wanita paruh baya yang tergeletak tidak berdaya di lantai, ia berusaha untuk menolongnya namun wanita yang tidak lain adalah Sinta ibu kandung Cia menahan pergelangan tangannya untuk tidak membawanya pergi. tangan Aaron mengepal erat mengingat kondisi wanita yang telah melahirkan kekasihnya nampak semakin lemah."Bu, dengarkan kata-kata saya, ibu harus mau dibawa ke rumah sakit agar ibu bisa mendapatkan perawatan untuk Cia, ibu tidak perlu pikirkan saya akan menyelamatkannya dan saya tidak akan membiarkan Cia di tangan mereka, Ibu tidak perlu meragukan apapun dan saya tidak akan membiarkan Putri Ibu menderita seorang diri, saya akan selalu berada di sampingnya. sekarang ibu harus kuat hanya demi putri ibu." kata Aaron."T.. tidak, cepatlah pergi dan selamatkan Putri Ibu mereka membawanya kesana." Aaron tersentak saat Sinta memuntahkan cairan berwarna merah, tidak ingin sesuatu terjadi pada ibu dari wanita yang sangat dicinta
"Matilah kau Aaron!!!" "Tidakkkkk!!! Aaron!!!""Dor!!!""Cia!!"Aaron mendekap erat tubuh Cia yang terluka, di saat yang bersamaan anak buahnya berdatangan untuk menyelamatkan dirinya."Bos, tinggalkan tempat ini cepat, saya sudah siapkan mobil di samping anda bisa dengan mudah untuk melarikan diri dari sini." kata salah satu pengawal Aaron."Kamu bereskan tempat ini." Aaron mengangkat tubuh Cia dan membawanya keluar dari tempat persembunyian musuhnya."Cia, kamu harus kuat. aku tidak bisa hidup tanpa kamu, aku sangat mencintaimu Cia, sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit sayang, kamu harus kuat sayang, sadar Cia jangan tutup matamu, aku mohon jangan bersikap seperti ini, aku tajur Cia." kata Aaron ketakutan melihat kondisi Cia.tidak membutuhkan waktu lama mobil yang di Kendarai oleh Aaron telah sampai di rumah Sakit, tanpa menunggu lama Aaron mengangkat tubuh Cia yang pucat pasi kesadarannya mulai menghilang sehingga membuat Aaron semakin panik."Tuan, muda Aaron!" Sapa ses
"Lepaskan tanganku Aaron, aku benar-benar kecewa padamu." Cia membiarkan Amar mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di kursi roda, tanpa mendingan perkataan Aaron mereka meninggalkan ruang perawatan."Cia, kamu tidak perlu bersedih. apapun yang terjadi ini hanyalah sebuah kecelakaan dan aku memahami jika kekasihmu tidak bisa mengatakan karena ia hanya menjaga perasaanmu, dia hanya takut jika kamu sampai terluka bahkan akan,""Aku tidak peduli apa yang dikatakannya. sebagai orang yang terdekat denganku apakah dia pantas menyembunyikan ini padaku? apakah dia sengaja untuk tidak mempertemukan aku untuk terakhir kalinya dengan ibu? aku hanya ingin melihat wajah ibuku. jika kamu tidak datang, maka selamanya aku tidak bisa melihat wajah ibuku apakah dia ingin menjaga perasaanku? jika dia ingin menjaga perasaanku maka saat aku tersadar seharusnya dia memberitahukan tentang ibuku dan berusaha untuk membawaku ke sana untuk menghadiri pemakamannya, tapi apa yang terjadi dia tidak mengatakan apa
Satu bulan setelah kematian Sinta. satu bulan sudah Aaron tidak bisa menemui Cia wanita yang sangat ia rindukan, berapa kali ia mencoba untuk mendatangi kampus namun sayangnya satu bulan sudah Cia tidak terlihat membuat rasa khawatir dan kerinduan Aaron pada Cia semakin mendalam."Satu bulan tapi kerja kalian tidak becus!!" suara dingin memenuhi markas. seorang pria dengan wajah tampan namun penuh dengan misteri, tapi tidak dengan anak buahnya mereka tahu siapa ketua mereka jika berhadapan dengan musuh, ataupun dengan wanita yang di cintainya bahkan saat berhadapan dengan mereka seperti saat ini sikapnya selalu berbeda-beda."Maaf tuan, kami sudah berusaha tapi sayangnya ketua dari mereka tidak bisa kamu endus keberadaan dan kami tidak tahu siapa yang menjadi ketuanya." Aaron menatap murka kepada salah satu pengawal yang kini terduduk lesu di depannya."Lalu apakah kalian harus diam seperti ini? kenapa kalian tidak becus menangkap salah satu dari mereka?" kata Aaron sengit."Aaron, ad
"Katakan!!"Dorrr!!Aaron terkejut dengan suara tembakan dan pria berjubah tiba-tiba ambruk di hadapannya dengan luka tembak di keningnya. Aaron menjauhkan tubuhnya dari pria yang kini berlumuran darah."Sial!!" umpat Aaron."James kalian bereskan kekacauan ini." Ucapannya di sambungan teleponnya tanpa menunggu seseorang menjawab perkataannya kini telah putus.Aaron dengan cepat meninggalkan lorong kampus. kali ini ia ingin tahu apa yang terjadi dengan Cia dan siapa sebenarnya Amar yang tiba-tiba datang, bukan untuk kali ini saja tapi juga untuk kesekian kalinya Amar akan hadir di saat yang tepat."Tuan anda tidak apa-apa?" tanya salah satu pengawal Aaron."Antar aku ke kantor, tapi sebelum itu kita kerumah Cia." Kata Aaron tanpa menoleh kearah supir sekaligus pengawalnya. Tiga puluh menit mobil telah berhenti di depan rumah sederhana milik Cia, tidak ada pergerakan yang mencurigakan namun ada hal yang membuat Aaron mengepalkan tangannya. Cia begitu terlihat bahagia saat bersama deng
Pertemuan tanpa sengaja di salah satu parkiran supermarket mampu membuat hati Cia kembali terluka bibirnya mengatakan benci namun jauh di dalam hatinya ia sangat mencintai Aaron. setelah menyelesaikan pekerjaannya Cia hanya duduk memperhatikan rumah sederhana yang ia tinggali seorang diri, keinginan untuk meninggalkan rumah yang kini telah ia tempati sudah ia pikirkan jauh sebelum ibunya meninggal. namun cinta dan perhatian Aaron dan bukti jika kerusakan yang terjadi di rumahnya bukanlah Aaron pelakunya melainkan orang lain, namun sayangnya cinta yang di miliki Cia telah menghancurkan segalanya sang ibu telah meninggal dan cintanya telah kandas tidak mungkin ia akan tetap bertahan dengan kehidupannya saat ini. "Apakah aku harus menyerah?" ucapnya lirih."Cia!" suara seseorang memanggilnya di barengi dengan suara ketukan pintu menyadarkan Cia yang telah duduk di ruang makan, wajahnya yang berada di atas meja mendongak karena terkejut. dengan langkah panjang Cia kearah pintu untuk meli