Share

Bab 2

Rachel mengerang kesakitan.

Dia mengangkat kepala dan melihat ke arah tubuh bagian bawahnya, mengangkat roknya yang berlumuran darah dan melihat dua anak bayi.

Kedua anak itu berlumuran darah dan menangis keras.

Kedua anak itu anaknya.

Anak kembar.

Namun, belum lagi Rachel sempat bersukacita, kedua anak itu tiba-tiba berhenti menangis.

Wajah mereka berubah menjadi ungu kebiruan.

“Nak, jangan takut, Mama ada di sini ....”

Hati Rachel menegang. Dia merangkak dan ingin menggendong kedua anaknya, tetapi tiba-tiba ada kaki yang menginjak punggung tangannya.

“Kak, kamu ini memang hebat, bisa-bisanya melahirkan anak kembar.”

Shania menatap kedua anak itu dengan dingin.

“Sayangnya, dua anak haram ini tampaknya berumur pendek. Baru juga hidup beberapa menit, sudah mau balik ke akhirat.”

“Jangan sembarangan ngomong! Anak-anakku belum mati!”

Rachel mengulurkan tangan untuk menjangkau anak-anaknya, ingin menyentuh wajah mereka dan menepuk pantat kecil mereka dengan pelan. Namun, sebelum dia bisa menyentuh tubuh mereka yang lembut, seorang pelayan memasuki ruangan dan menggendong kedua anak itu dengan ekspresi dingin.

“Non Shania, apa yang harus aku lakukan pada dua bayi yang sudah mati ini?”

Shania sama sekali tidak peduli dengan hidup matinya kedua anak itu. Kalau mereka meninggal, dia akan merasa sangat senang melihat Rachel sedih.

Tentu saja, kalaupun kedua anak itu bertahan hidup, tidak akan ada artinya baginya. Rachel tidak akan pernah bisa kembali ke hidupnya yang dulu, dengan kedua bayi itu di sisinya.

Shania memandang kedua anak itu dengan acuh tak acuh.

Tiba-tiba, dia membeku.

Si kembar terlihat sama persis. Mereka berwajah kurus karena kekurangan gizi selama ini. Badan mereka tak berdaging, hanya tulang yang dilapisi kulit.

Namun, entah mengapa wajah kedua anak itu membuatnya teringat pada Ronald Tanjaya, pria yang memiliki pengaruh yang besar di Suwanda.

Kemudian, dia teringat bahwa keesokan harinya setelah kejadian yang menimpa Rachel itu, keluarga Tanjaya sepertinya mencari seorang wanita ke seluruh pelosok kota ....

Apa jangan-jangan pria yang bermalam bersama Rachel waktu itu Ronald Tanjaya?

Astaga ....

Shania membelalakkan matanya.

Dia tidak bisa berkata-kata.

“Shan, kita ini saudara kandung. Kumohon bawa anak-anakku ke rumah sakit. Mereka belum meninggal, masih hidup … dokter pasti bisa menolong mereka!” Rachel meraih pakaian Shania dan memohon dengan suara serak, “Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau. Aku akan memberi sahamku padamu. Aku juga nggak mau jadi pewaris bisnis keluarga Hutomo lagi. Shan, asalkan kamu mau menolong anak-anakku ....”

Shania mengenyahkan pikirannya tadi dan menendang Rachel menjauh darinya.

Dia berkata dengan dingin, “Kedua anak haram itu sudah mati, nggak ada gunanya dibawa ke rumah sakit. Yang di luar, bawa anak-anak haram ini pergi. Kubur saja di mana saja.”

“Jangan!”

Hati Rachel hancur. Dia buru-buru merangkak keluar.

Namun, Shania menendangnya, “Kak, kamu baru melahirkan, sebaiknya kamu istirahat yang baik. Lihat badanmu, masih berdarah. Kalau kamu sampai berdarah terlalu banyak, Papa nggak akan membiarkanmu dibawa ke rumah sakit. Kamu berharap saja kamu nggak apa-apa.”

Setelah mengatakan itu, Shania membanting pintu hingga tertutup.

“Jangan! Shan! Shania! Kamu nggak boleh begini! Kembalikan anak-anakku!”

Rachel meraih pintu besi dan berteriak dengan suara serak.

Sorot matanya penuh dengan kesedihan dan perlahan-lahan, kebencian dan dendam muncul di pupil matanya.

Kalau anak-anaknya meninggal, Shania adalah pembunuhnya!

Shania bergidik melihat tatapan Rachel, mungkin karena tatapannya itu terlalu tajam.

Hewan saja bisa dendam kalau anaknya mati. Kalau Rachel beruntung dan bertahan hidup, dia akan memiliki musuh yang kuat di masa depan ....

Selain itu, saham Hutomo Group masih ada di tangan wanita itu.

Kalau wanita itu bertemu dengan Ronald Tanjaya nanti, maka semua rencananya akan gagal ....

Shania menoleh dan menatap orang yang berjaga pintu dengan dingin, “Pak Anto, beberapa hari lagi ada tamu penting yang akan datang ke rumah. Bapak ke depan saja ikut bantu, nggak perlu berjaga di sini.”

Rachel baru melahirkan dan anaknya juga langsung mati setelahnya. Badannya terluka parah, jadi dia kemungkinan akan pendarahan!

Jika seorang wanita mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan anak, maka dia pasti akan mati!

“Kak, aku nggak berniat membunuhmu, tapi siapa suruh kamu tidur dengan pria paling terhormat di Suwanda. Jadi, aku terpaksa mengantarmu pergi,” pikir Shania.

Shania mengambil gembok besar dan mengunci pintu besi itu.

Dia baru saja berjalan ke pintu, tiba-tiba pelayan tadi datang dengan tergesa-gesa, “Non Shania, dua anak itu belum mati. Mereka menangis lagi. Apa masih mau dikubur?”

Shania membeku.

Dua anak haram itu belum mati ....

Kalau dua anak kembar itu anak-anaknya Ronald Tanjaya, itu artinya mereka adalah cucu keluarga Tanjaya di generasi ini.

Sebagai ibu kandung mereka, Rachel akan menjadi wanita paling terhormat di Suwanda ....

Jadi, Rachel tidak boleh hidup!

Dia harus melakukan sesuatu!

Shania mengangkat tangannya dan menggendong dua anak yang terlihat lemas itu, kemudian berkata dengan dingin, “Nggak ada yang boleh memberi tahu orang luar tentang apa yang terjadi malam ini.”

Pelayan itu mengangguk cepat.

Pada saat ini, bau darah dari dalam gudang itu semakin menyengat ....
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nunnn
ini kayak novel sebelah sihh,, walaupun beda dikit.. yg sebelah kembar 3.. nama tempatnya juga aneh aneh
goodnovel comment avatar
Nunnn
iya sih anehhh.... memang itu keajaiban, tapi diluar nalar
goodnovel comment avatar
Ulil Zamhariroh
siapa yang motor ari-ari nya( plasenta) nya kok tiba-tiba di bawa gitu aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status