Share

Bab 5

Darren dibawa ke ruang VIP oleh pengawal.

Seorang pria dengan aura yang berwibawa duduk di sofa kulit.

Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sorot matanya dingin. Bahkan kalaupun dia tidak bersuara, aura yang memancar dari tubuhnya itu bisa membuat orang terintimidasi.

Mata elangnya bergerak dan mendarat di Darren yang berumur empat tahun.

“Papa sudah pernah bilang belum ke kamu, tanpa izin dari Papa, kamu nggak boleh keluar sendiri?”

Darren menegakkan punggungnya dengan keras kepala, “Aku hanya keluar jalan-jalan, apa itu juga nggak boleh?”

“Nggak boleh.” Suara Ronald tegas dan matanya sedingin es.

Dia berdiri dan berjalan menghampiri Darren, “Apa kamu nggak tahu berapa banyak orang yang mengawasimu di luar sana? Bisa-bisanya kamu keluar begitu saja. Apa kamu tahu apa yang kemungkinan menunggumu di luar sana?”

“Nggak tahu!” Darren menggelengkan kepala kecilnya.

Dia teringat pada wanita yang baru saja dia temui.

Kalau mereka sudah mendapatkan informasi mengenai wanita itu, dia masih ingin keluar diam-diam sekali lagi ....

Pada saat ini, wanita yang duduk di sofa berdiri, berjalan menghampiri mereka dan berkata dengan lembut, “Ronald, jangan marah.”

Wanita itu mengenakan gaun panjang pas di badan berwarna merah. Lekuk tubuhnya sangat indah dan riasan wajahnya cantik. Dia tampak sangat menawan.

Wanita itu berjongkok di depan Darren, “Darren, Papa marah karena khawatir kamu kenapa-napa. Kamu harus nurut sama perkataan Papa. Mulai besok jangan keluar lagi, oke?”

“Nggak! Kenapa aku harus mendengarkanmu?”

Darren mendorong tangan wanita itu dengan sikap yang sangat tidak sopan.

Wanita itu tidak lain adalah Shania.

Shania menarik kembali tangannya dengan canggung. Tiba-tiba, air mata mengalir di wajahnya, “Darren, aku ini mamamu. Kamu kok memperlakukan Mama seperti ini? Mama susah payah mengandungmu selama delapan bulan dan melahirkanmu. Kamu bisa nggak jangan berbicara seperti ini dengan Mama ....”

“Huh!” Darren tampak tidak peduli.

Dia masih kecil dan tidak mengerti apa artinya mengandung selama delapan bulan.

Namun, dia tahu jelas bahwa dirinya tidak menyuka Shania. Dia membenci orang yang mengaku sebagai ibunya ini.

“Darren, minta maaf pada mamamu!" Tatapan Ronald dingin.

Anak-anak dari keluarga Tanjaya boleh bersikap dingin, tapi mereka harus menghormati yang lebih tua.

Anak yang tidak menganggap ibunya akan diusir oleh keluarga Tanjaya.

“Sudahlah, Ronald ...,” Shania berkata sambil terisak, “Meskipun aku mama mereka, aku nggak pernah memenuhi tanggung jawabku untuk membesarkan mereka, jadi wajar saja kalau Darren nggak menganggapku. Kamu jangan membuat mereka takut.”

Shania berhenti sejenak dan melanjutkan, “Ronald, kita bukan suami istri. Bagi anak-anak, aku ini orang yang nggak perlu ada untuk mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa menghormatiku kalau begitu? Mulai sekarang, aku lebih baik jarang muncul di rumah keluarga Tanjaya ini, supaya juga nggak berdampak buruk pada anak-anak ....”

Dia menyeka air matanya dan tampak sedih.

Dia tahu bagaimana dia bisa membuat Ronald kasihan, yaitu dengan terlihat menyedihkan.

Empat tahun lalu, dia muncul di rumah keluarga Tanjaya dengan anak-anak Rachel. Dia pikir dia akan menjadi nyonya keluarga Tanjaya. Namun, Ronald hanya menginginkan anak, sama sekali tidak ingin menikahinya.

Dia telah mencoba segala cara, tetapi tetap tidak berhasil menjadi menantu keluarga Tanjaya.

Pada akhirnya, dia hanya bisa merebut identitas Rachel sebagai ibu kandung dari keturunan keluarga Tanjaya, supaya dirinya bisa mendapatkan tempat di dalam keluarga ini.

Kerja kerasnya selama empat tahun juga membuahkan hasil.

Meskipun Darren tidak menyukainya, anak pertama Ronald, Eddy, sangat patuh padanya.

Eddy ditunjuk sebagai pewaris keluarga Tanjaya setahun yang lalu. Selama dia bisa terus mendapatkan hati Eddy, dia pasti bisa masuk menjadi anggota keluarga ini nantinya.

Sedangkan Darren ….

Heh, semakin buruk sikap Darren padanya, maka Ronald akan semakin merasa kasihan padanya.

Suatu hari nanti, dia pasti akan bisa menjadikan Ronald suaminya!

….

Rachel membawa dua anaknya keluar dari bandara. Sebuah mobil sudah lama menunggu di depan pintu.

“Non Rachel, silakan masuk ke dalam mobil. Ibu sudah lama menunggu.”

Rachel mengangguk dan membawa anak-anaknya masuk ke dalam mobil.

Mobil itu pun melaju menuju kediaman keluarga Winata.

Keluarga Winata adalah keluarga ibunya. Dulu, Hutomo Group bisa berdiri karena bantuan kakek dan nenek dari pihak ibunya.

Oleh karena itu, pada awal pendirian Grup Hutomo, ibunya memiliki 50% saham perusahaan. Kemudian, ketika ibunya meninggal muda, saham itu menjadi miliknya. Dia pun tumbuh besar dengan sangat dikasihi dan disayangi di rumah keluarga Hutomo. Di hari ulang tahunnya yang ke-18, dia ditunjuk sebagai pewaris harta keluarga Hutomo.

Namun tak disangka, foto tidak senonohnya disebarkan oleh wartawan keesokan harinya ....

Sejak hari itu, dia dikurung di gudang, dan hidupnya benar-benar hancur ....

Semua itu adalah ulah Shania.

Setelah melarikan diri dari kebakaran waktu itu, dia awalnya ingin pergi ke rumah keluarga Winata untuk mencari perlindungan dari neneknya.

Namun, Shania sengaja mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa dia sudah melahirkan di luar nikah. Wanita itu juga mengatakan bahwa setelah dia melahirkan, anak-anaknya meninggal, dan dia membuat kebakaran di rumah keluarga Hutomo yang menyebabkan mereka rugi triliunan. Setelah itu, dia akhirnya bunuh diri.

Di saat itu, dia adalah “orang mati” dan menjadi bahan gosipan dan kritikan orang di mana-mana.

Dia adalah cucu dari keluarga Winata, jadi rumah keluarga Winata juga dikepung oleh wartawan.

Dia tidak ingin melibatkan keluarga Winata, jadi dia pergi.

Bagaimanapun juga, dia sudah dianggap mati oleh banyak orang. Meninggalkan tempat ini adalah pilihan yang paling bijak yang bisa dia ambil.

Jadi, dia pun membawa kedua anaknya dan hidup di luar negeri selama empat tahun.

Setelah hidup di sana selama empat tahun ....

Dia bukan lagi putri tertua keluarga Hutomo yang pernah ditipu dan dijebak orang itu. Rachel yang dulu sudah mati.

Tak lama kemudian, mobil yang dia naiki berhenti di depan rumah keluarga Winata.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Pansariang Barani
bagaimana caranya Rachel dan anak2nya selamt dari kebakaran.?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status