Kesandung Cinta Dokter Brondong

Kesandung Cinta Dokter Brondong

last updateLast Updated : 2025-01-31
By:  Ajeng padmiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
111Chapters
7.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hidup lagi ngenes-ngenesnya karena baru putus cinta eh malah kesandung cinta dokter brondong, mana wajahnya semanis lapis legit. "Aku akan menyembuhkan luka hatimu, Mbak. Cukup bayar aku dengan hatimu dan sepotong lapis legit tiap hari."

View More

Chapter 1

1. Tamu Tak Diundang

“Jangan khawatir, ibuku pasti akan menerimamu sebagai menantunya, kalian pasti akan cocok.” 

Bisma menggenggam tangan Nirmala yang terasa dingin memasuki rumah mewah keluarganya. 

“Ma, kenalkan ini Nirmala.” 

Nirmala berusaha tersenyum semanis mungkin dan mengulurkan tangannya, tapi sampai tangan Nirmala pegal hanya lirikan sinis yang dia terima, 

“Ma,” tegur Bisma pada sang mama tapi wanita itu hanya menatap Nirmala dengan pongah. 

“Anak saya punya pekerjaan dan masa depan yang cerah, kamu pasti berusaha sangat keras untuk mengimbanginya.”

Setelah apa yang terjadi lebih dari satu bulan yang lalu, dalam mimpipun Nirmala tak pernah membayangkan kalau akan didatangi wanita paruh baya masih cantik itu, sejak awal wanita itu memang tak ramah padanya yang hanya tukang kue. 

Saat itu Nirmala hanya sedikit heran ibu yang diceritakan Bisma dan wanita yang ditemuinya yang dikenalkan Bisma sebagai ibu memiliki sifat yang berbeda,masih berusaha berpikir positif mungkin saja ibu Bisma memang tak terlalu ramah pada orang yang baru kenal. Jawaban datang minggu berikutnya saat wanita itu bertamu ke rumah Nirmala.

Derajat dan tingkat pendidikan yang jauh berbeda menjadi alasan klasik yang selama lima tahun menghantui Nirmala, hingga akhirnya dia menyerah satu bulan yang lalu saat yang ia harapkan mau berjuang bersama saling bergandengan tangan tak mau ia genggam.

"Boleh masuk?"

Dengan kaku Nirmala memberi jalan pada wanita itu untuk masuk. Tanpa dipersilahkan lagi kursi single yang terdekat dengan jendela menjadi pilihannya, dengan anggun dia duduk di sana meletakkan tas tangan berwarna hitam di atas pangkuannya.

"Silahkan duduk Nirmala, santai saja, saya hanya ingin pesan kue,” kata wanita itu, Nirmala hanya bisa menggerutu dalam hati, ini padahal rumahnya.

Meski masih kaku Nirmala berusaha untuk duduk dengan tenang di sofa panjang ruang tamu rumahnya, ini rumahnya tempat yang paling aman seluruh dunia tidak ada yang bisa menindasnya, semua akan baik-baik saja. Begitu yang Nirmala tanamkan dalam hati.

"Siapa, Mbak?" Nia muncul dari 

ruang tengah, gadis itu hanya berdiri diam, dia tentu saja mengenali wanita paruh baya yang duduk dengan anggun di ruang tamu rumahnya.

"Mau pesan kue apa, Bu?" tanya Nirmala mengabaikan pandangan bertanya adiknya, meski agak sedikit was-was Nirmala berusaha duduk tenang, meyakinkan dirinya bahwa wanita di depannya tak mampu berbuat hal yang buruk padanya.

"Ibu dengar kamu pandai membuat berbagai kue basah, meski belum pernah coba, kata Bisma kue buatanmu sangat enak, jadi anggap saja ibu sedang berbagi kebahagiaan denganmu, buatkan lima jenis kue basah terserah yang penting enak masing-masing 100 buah dan akan langsung ibu bayar lunas."

"Untuk kapan itu, Bu?"

"Hari Minggu pekan depan."

"Baik, Bu." Nia mencubit lengan kakaknya yang duduk di sofa panjang bersamanya, gadis itu tak habis pikir dengan kakaknya pesanan kue mereka full booked untuk dua minggu ke depan beberapa hari lalu mereka bahkan menolak pesanan kue dari seorang pelanggan. Apalagi kue yang dipesan tidak sedikit 5 jenis masing-masing 100 jadi mereka harus membuat 500 pcs dan kue basah bukan jenis kue yang bisa dibuat dua tiga hari sebelumnya. Kakaknya sudah gila rupanya.

"Oh ya ibu dengar kamu dan Bisma sudah putus hubungan, tapi tidak masalah bukan kalau kamu datang ke rumah ibu hari minggu sekalian mengantar kue, yah mungkin kamu sudah mendengarnya Bisma sudah menemukan orang yang tepat sebagai pendamping hidupnya, dan ibu sangat setuju saat dia mau melamarnya langsung."

Nyonya Arlin ibu Bisma tak memperhatikan atau mungkin tak perduli dengan wajah Nirmala yang sudah pias wanita itu terus saja berbicara, memuji calon menantunya yang setara dengan mereka.

Nia menggenggam tangan kakaknya erat, dia sangat tau bagaimana perasaan kakaknya saat ini meski kesehariannya cuek dan dingin tapi kakaknya adalah wanita berhati paling lembut yang dia kenal.

"Ibu hanya berharap kamu dapat menerimanya dengan ikhlas, hubungan kalian dulu toh tidak memiliki masa depan. Kamu anak baik tapi, ibu hanya ingin yang terbaik untuk anak ibu dan bersamamu bukan yang terbaik untuknya."

Nirmala paham dengan alasan yang dikemukan oleh ibu mantan kekasihnya, atau pura-pura paham entahlah...  Lima tahun bukan waktu yang singkat Nirmala sudah sangat terbiasa dengan adanya Bisma yang tiba-tiba datang, sekadar ngobrol, atau menjadi kritikus kue buatannya.

"Mbak...."

"Saya mengerti, Bu. Hubungan saya dan Bisma memang sudah berakhir, dan dia berhak menikah dengan siapapun yang dia inginkan."

"Syukurlah kalau kamu tidak akan mengganggu Bisma lagi."

"Kakak saya bukan pengganggu, anak anda yang datang mengemis cinta pada kakak saya dan setelah dapat mencampakkannya dengan mudah." Nia tak tahan lagi, dia ikut sakit hati kakaknya diremehkan, mereka memang hanya yatim piatu yang hidupnya mengandalkan tangan dan kaki sendiri, tak punya riwayat gelar berderet yang mengiringi namanya ataupun orang kuat yang siap pasang badan untuk mereka.

"Anak saya tidak cinta dengan kakakmu dia hanya tersesat sesaat, kalau dia memang cinta dia akan bertahan meski semua menentang." Yah Meski tak setuju Nirmala mau tak mau harus menerima kenyataan itu, Bisma bisa dengan mudah menggantikannya dengan orang lain padahal mereka baru satu bulan tak bersama, begitu mengecewakan dan mengejutkan tentu saja.

"Semoga saja anak ibu segera kena karmanya," gumam Nia pelan tapi masih bisa didengar dua orang yang berbagi ruangan dengannya.

"Ap...."

"Baiklah, Bu saya akan menerima pesanan ibu, untuk kue apa saja yang perlu saya buat ibu bisa menghubungi nomer ini." Nirmala dengan cepat menuliskan nomornya pada secarik kertas yang memang selalu tersedia di ruang tamu sekaligus mencegah kalimat balasan yang akan dilontarkan wanita paruh baya itu.

"Ok, berapa saya harus membayar?"

"Kue buatan saya Rp3.000,- tiap piecenya tapi anda tak perlu membayar lunas semua, cukup berikan uang muka sebagai tanda jadi."

"Tak apa saya akan membayar lunas langsung saja takutnya kamu nggak ada uang untuk buat kuenya." Nirmala menggenggam tangan Nia kuat memberi isyarat tak perlu menanggapi wanita itu, lalu dengan senyum yang ia usahakan senatural mungkin dia menjawab.

"Iya terserah ibu saja."

Nyonya Arlin membuka dompetnya yang Nirmala tau harganya setara dengan uang makannya setahun, mengeluarkan puluhan lembar seratus ribuan dari sana. " Ini kamu bisa hitung dulu."

"Baik, akan saya hitung." Nirmala mulai menghitung, sebenarnya tanpa menghitungpun dia akan percaya nyonya Arlin tak akan memberi uang kurang dia hanya ingin memastikan. " Iya, Bu sudah tepat satu juta lima ratus.”

"Tentu saja uang segitu bukan masalah untuk saya, apalagi ini untuk acara anak saya yang sudah saya tunggu-tunggu." Nirmala hanya diam dan mengabaikan nada sindiran dalam  ucapan nyonya Arlin.

 

Dengan anggun wanita itu bangkit sambil menenteng tas mewahnya.

 

Nirmala dan Nia hanya mengawasi sampai wanita itu hilang dibalik pintu dan tak lama kemudian terdengar suara mobil meninggalkan pekarangan rumah mereka.

"Apa Mbak yakin akan menerima orderannya? Dia jelas hanya ingin pamer." Nia memandang kakaknya yang masih diam tak bergerak.

Dengan menghela nafas berat Nirmala menjawab "Pamer atau tidak itu bukan urusan kita, jualan kue itu pekerjaan kita, asal dia bayar lunas tidak ada masalah."

"Tapi, Mbak bagaimana dengan perasaan mbak sendiri apa baik-baik saja? Kalau soal order kita tidak pernah kekurangan."

"Mbak baik, Nia jangan khawatir." Nirmala menepuk punggung tangan adiknya menenangkan. "Lagi pula mbak sudah terlanjur terima, dan kita bisa sekalian promosi di acara mereka, kalangan orang-orang seperti mereka sering pesta dan semacamnya yang mengharuskannya memesan kue."

Kakaknya memang benar jika itu alasannya orderan yang mereka lakukan terima hanya dari kalangan orang menengah ke bawah yang hanya pada saat tertentu saja butuh kue. Apalagi rencana mereka yang akan membuka toko kue bisa segera terlaksana jika ada orderan yang stabil.

Tapi bagaimana dengan kakaknya sendiri benarkah dia baik-baik saja.

"Sudah Nia, Mbak baik-baik saja sungguh, ayo lanjut kerja lagi, sebentar lagi kamu ke pasar."

"Mbak..."  Nia menegur kakaknya yang memandangi handle pintu, Nia tau seminggu sebelum mereka putus Bisma datang ke rumah ini dan Nirmala meminta tolong memasangkan handle pintu itu. Kakaknya tidak baik-baik saja, tidak mudah memang melupakan hubungan yang sudah terjalin lama, tapi dia tak bisa mendesak lagi, entah apa yang akan terjadi nanti?

Apa Bisma dan keluarganya bermaksud mempermalukan kakaknya.

Nia tak bisa membiarkan ini. 

“Baiklah mbak, tapi biar Nia yang mengantar nanti mbak di rumah saja.”

“Tidak mbak akan ikut.”

“Mbak mereka pasti berniat mempermalukan mbak.”

“Menjadi tukang kue bukan hal yang memalukan Nia dan mereka harus tahu itu

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aisyah Gumbira
𝘭𝘶𝘤𝘶, 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘵𝘪𝘴, 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵
2024-12-27 07:49:58
1
111 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status