แชร์

Bab 130 Merasa Iri

ผู้เขียน: Zia Ivy
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-22 19:28:00

"Maaf tuan, saya hanya menebak saja, seperti ngidamnya kena ke tuan juga," celetuk Rio memberanikan diri mengungkapkan pendapatnya.

Dave yang tidak seperti biasanya ingin memakan makanan eskrim dingin itu segera menghabiskannya, dia lakukan semata-mata demi keinginan calon bayi-nya.

Melihat sudut bibir sang bos yang sedikit belepotan, Rio segera inisiatif untuk mengambilkan selembar tisu lalu memberikan pada sang tuan.

Melihat jarum jam yang berjalan cepat, Dave tidak ingin jika sampai terlambat memimpin meeting penting yang dia gelar di kantornya.

"Merepotkan sekali ternyata ngidam ini, Rio cepat, lajukan mobilnya!"

"Sip tuan!" Rio dengan sigap melaksanakan sesuai permintaan bosnya.

Di sepanjang perjalanan ke kantor, Dave masih sibuk merapihkan diri

Karena hari ini akan ada kolega bisnisnya yang menghadiri meeting tentang project penting catwalk di mana hasil desain Laura akan segera dilauchingkan.

Sementara di perusahaan, terlihat Billy yang sudah menunggu Dave dari tadi
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Nurpurwaningsih
sumpah emosi bgd sm larisa. semoga cepet kena batunya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 209 Terjebak Bersama

    "Heh, mana ada seorang wanita dan pria seperti. Apa lagi kalau tidak ada hubungan darah," Cibir menyunggingkan senyum smrik, tapi dia tidak berani menatap wajah Laura. Laura menyergitkan dahi, saat mendengar perkataan Dave terdengar kesal. "Ya sudah kalau memang tuan tidak percaya, tidak masalah bagi ku," Balas Laura melipatkan kedua tangan di dada. Ketika keduanya saling membelakangi, tiba-tiba saja. Lampu di dalam lift itu mati Sontak membuat Laura menjerit ketakutan, mengingat dia yang punya phobia takut ketinggian dan kegelapan. "Aaakkh! Gelap, aku takut sekali," teriak Laura yang reflek memeluk Dave, Dave tak bergeming. Untuk pertama kali, lelaki tampan itu pun tanpa sengaja memegang erat pinggang ramping Laura. Sosok wanita cantik dan fashionable di depan matanya. Pandangan mereka berdua saling bertemu satu sama lain, tubuh keduanya menempel tak menyisakan ruangan sedikit pun. Bahkan sampai merasakan nafas hangat satu sama lain. "Harum tubuhnya kenapa aku seperti tidak as

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 208 Terlalu Dekat

    Billy meyakinkan ibu tiri yang sudah dia anggap ibu kandungnya, agar tidak cemas lagi memikirkan putrinya yang belum di temukan. Nyonya Rosa tak lupa berterima kasih padanya, karena Billy sudah mau mendengarkan semua kegelisahan yang ada di dalam benaknya. "Bastian! Kenapa begitu kebetulan nama itu sama dengan ayahnya Laura? Sepertinya aku harus mencari cara untuk bisa mendekati keluarga itu," Tegas Billy dalam hati, dan sebuah ide pun muncul di dalam kepalanya. Tak ingin kondisi ibunya sakit lagi, Billy sengaja membujuk. "Ibu sudah malam ini, ayo biar Billy antar.""Iya nak, kamu begitu baik. Padahal ibu bukan ibu kandung mu," Lirih Nyonya Rosa merasa terharu. "Ibu, aku sudah menganggap ibu seperti ibu ku sendiri, karena setelah ayah meningal hanya ibu yang aku punya.""Iya nak, tapi kamu sekarang sudah dewasa dan mapan. Sudah waktunya juga memikirkan kebahagiaan mu sendiri dengan cara mencari seorang istri," Imbuh Nyonya Rosa dengan nasihatnya. Billy tersenyum kecil, dia mengat

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 207 Sebuah wasiat

    Baru saja Laura mengusap layar ponsel mewah milik Dave, karena rasa penasarannya begitu besar, ingin tahu selama kepergiannya apa benar dia setia dan masih menunggunya kembali. "Ma—mas Dave, maaf jika aku lancang," Gumam kembali fokus pada layar persegi canggih itu. Belum sempat terbuka pola kunci layarnya. Tiba-tiba saja ada bi Ira mengetuk pintu membuatnya kaget, dan segera kembali. Bi Ira terus masih setia berdiri dan mengetuk pintu, memanggil penuh hormat. Laura pun memastikan lebih dulu. "Siapa?" "Ini bibi nyonya, maaf menganggu. Tapi tadi bibi baru saja mengunci gerbang depan. Tapi ada seorang pria muda penampilannya juga keren, dia bilang mau ketemu dengan nyonya," Jelas Bi Ira. Kedua bola mata sipit Laura melebar,dia sangat yakin jika itu adalah orangnya Dave, yang mungkin akan mengambilnya. Tanpa membuang waktu lagi ia segera beranjak dan membuka pintu. Terlihat bi Ira yang terlihat gelisah, dia meminta maaf karena sudah mengganggu waktu istirahat sang nyonya. T

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 206 Hanya Ingin Tahu

    "Ayah, aku tidak ingin jika sampai Laura masih hidup, jangan ada Dave nanti malah kembali padanya," Protes Larisa kesal.Bastian beranjak dari tempat duduknya, lalu berusaha menenangkan putri kesayangannya. "Larisa, tentu saja ayah tidak akan membiarkan Laura bersama Dave lagi, setelah kita mengambil tanda tangannya, baru kita habisi Laura, seperti Erik," Jelas Bastian mengeram. Larisa terdiam, dia baru mengerti rencana sang ayah, yang memanfaatkan Laura terlebih dahulu sebelum menghabisinya jika memang benar masih hidup. Tak ingin putrinya tantrum lebih dulu, Bastian kini menyuruh Larisa agar beristirahat yang tenang karena orang yang selalu mengancamnya kita sudah dia singkirkan. "Larisa! Sebaiknya beberapa minggu ini kamu jangan banyak nongkrong di luar, ayah tidak ingin jika sampai kamu di curigai," Bastian mengingatkan. "Baik ayah, terima kasih. Karena ayah sudah membantu aku terlepas dari pria brengsek itu!" Peluk Larisa. Ketika Bastian sedang berbicara serius dengan putrin

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 205 Ingatkan Masa Lalu

    Laura berjalan mengikuti Dave dari belakang, sampai mereka tiba di depan rumah. Suasana di antara mereka terasa sangat canggung."Apa yang ingin tuan katakan pada ku? Kenapa harus di luar," Laura memulai topik pembicaraan di antara mereka berdua. Dave memutar badan, bukannya menjawab Laura. Malah dia bertanya kenapa tadi Laura sampai tidak masuk ke dalam ruangannya dan lebih memilih pergi. Laura terdiam, sebenarnya dia tidak ingin berpendapat tentang masalah pribadi Dave, akan tetapi agar tidak salah paham terpaksa menjelaskan jika ia tidak ingin menganggu keberadaan sepasang kekasih yang sedang asyik berdua. Mendengar jawaban konyol Laura, Dave tak habis pikir. jika desainer yang selalu di banggakan oleh sahabatnya itu malah bersikap tidak profesional. Dan satu lagi ia lebih suka tadi Laura masuk tanpa menghiraukan Larisa."Aku takut nanti pacar tuan marah, kalau ada orang masuk di saat kalian bersama.""Sudah ku bilang, Larisa adalah Kaka dari istri ku. Dia hanya Kaka ipar tidak

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 204 Bicara Empat Mata

    "Tapi mommy, aku sangat penasaran apakah tentang Dady sepelti paman tampan ini, baik dan juga hebat?" Pertanyaan Gavin membuat Dave yangsedang fokus menyetir pun terlihat sangat gugup, sampai telinganya memerah. Bahkan sampai reflek menginjak rem mendadak. Ckiiit...Laura terkejut, saat mobil yang mereka tumpangi hampir saja menerobos pohon, sampai Gavin menjerit ketakutan. "Aaakh, mommy. Aku takut..." Rengek Gavin memeluk erat. Laura memberanikan diri melirik ke samping. "Tu—tuan ada apa? Kenapa anda tiba-tiba menghentikan mobilnya?"Dave terlihat kikuk, dia berusaha tetap tenang bersikap biasa. "Maaf tadi terlihat seperti ada kucing di depan jadi sedikit kaget," jawab Dave beralasan. "Benalkah paman? Aku Kila tadi paman kaget kalena ucapan ku?" Ledek Gavin dengan celotehnya. "Astaga Gavin, nak jangan bicara seperti itu ssstt, tuan Dave maafkan kelancangan putra saya," ungkap Laura terdengar pelan. Dave menarik nafas, lalu dia mengatakan jika itu bukanlah masalah untuknya. Tanp

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status