Bab 20
Pada saat itu Christ tahu apa yang ia inginkan. Dia menginginkan Dina untuk menjadi miliknya. “Pernikahan kalian semu. Aku menginginkannya …”
Wahyu merasa berang dan tidak bisa menahan diri lagi. Ia memukul perut Christ dengan keras hingga Christ mengerang kesakitan untuk memberinya peringatan. “Jangan pernah dekati Dina lagi! Dia itu istriku, mengerti!”
Dina membereskan barang-barangnya ke kamar sebelah dengan cepat. Ia merasa kesal dengan sikap mas Wahyu kepada bintang idolanya itu! “Apa-apaan sih hingga mempermalukannya seperti tadi!”
Ia menghentakkan kaki dan mondar mandir sambil menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari.
“Apa yang kau lakukan!?” seru Wahyu merasa sangat marah melihat Dina membenahi semua paka
Bab 21Wahyu tidak membiarkannya kali ini! “Din, buka pintunya! Kita harus bicara dengan serius!”“Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku akan mengatur hidupku sendiri. Mas atur hidup Mas sendiri!”“Din, Mas bilang buka pintunya sekarang juga! Kita harus bicara serius saat ini!”“Ogah!”“Din!”“Bodo!”“Apa yang salah dengan ucapan Mas tadi!? Mas peduli padamu. Meski pernikahan kita semu bagimu tapi jelas alasan Mas menikahimu karena Mas mencintaimu, bukan! Karena itu wajar kalau Mas merasa cemburu melihat kedekatanmu dengan pria lain!” Wahyu coba me
Bab 22Wahyu membaca ulang setiap kalimat yang tertera di dalam foto. “Jadi …” Wahyu mendehem sambil berkata dengan hati-hati. “Selama tiga tahun kita terikat dalam sebuah pernikahan, entah kita suka atau tidak, kita harus memenuhi semua yang tertuang di surat perjanjian kita, bukan?”Dina terdiam, berpikir sesaat kemudian mengangguk. “Itu benar.”“Kalau begitu aku ingin ada tambahan dalam surat perjanjian kita.”“Apa Mas!?”“Yah, aku mau ada tambahan point di surat perjanjian kita.”“Aku tidak bersedia! Surat itu sudah sah dan sudah kita sepakati bersama sebelum kita menikah.”
Bab 23Dina memukul mas Wahyu dengan perasaan geram. “Tentu saja aku berkata dengan jujur ….”“Oh, yah.” Wahyu tersenyum lega.“Iyalah, aku katakan kalau kita menikah kontrak …”Wahyu menatap tidak percaya mendengar kata-kata Dina. “Apa kau bilang, Din!?”“Aku katakan kalau kita menikah kontrak.”“Dina!”“Apa?”Wahyu menggeram kesal dan menatap Dina dengan penuh kemarahan.“Kenapa? Memangnya Dina salah?”
Bab 24“Kau harus mengaku kalau kau adalah kakak Dina dan bukan suaminya.”Wahyu menggeram merasa terpancing dengan ucapan konyol Christ. “Apa kau bilang?!”Pada akhirnya Wahyu mengalah dan membiarkannya diperkenalkan sebagai kakaknya Dina.Dina merasa tidak enak karena mas Wahyu bersedia melakukan hal itu kepadanya tapi saat mengingat mas Wahyu besok sudah akan pulang ke Indonesia, ia berusaha menutup mata dan membiarkannya.Wahyu bisa melihat kalau Dina sangat bersinar saat ia beradu akting dengan Christ di atas sana tapi keningnya mengerut saat Dina membuat kesalahan dan tanpa merasa sungkan Christ menyemangati Dina. Yang mengesalkan Dina bahkan tidak melirik sedikitpun ke arahnya!
Bab 25“Mas belum pernah menikah.”Dina melotot kesal ke arah mas Wahyu karena ia tidak mau mengakui masa lalunya. Ia berdiri dan terkejut saat tangannya ditahan mas Wahyu.“Mas serius Din.”Dina menepis tangan mas Wahyu yang menahannya. “Mas sedang amnesia saat ini jadi mungkin hal ini wajar kalau Mas tidak ingat pernah menikah dan punya anak …!”“Din, haruskah Mas menghubungi Mama dan Papa untuk meyakinkanmu?”“Coba saja kalau mau.”Wahyu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi kedua orang tuanya sekaligus.Dina menun
Bab 26Wahyu tidak sabar lagi dan langsung mengguncang bahu Dina dengan kuat. “Kenapa kau tidak menahan Mas, Din! Kenapa?!”“Mas? Mas?!”“Yah?”“Panggilan pesawat ...”Wahyu menghela napas kasar. Rupanya ia melamun dan memikirkan hal yang tidak semestinya. “Apa kau yakin tidak masalah kalau ditinggal, Din?” tanya Wahyu berharap Dina akan menahannya.Panggilan pemberitahuan keberangkatan pesawat kembali digaungkan.Dina tersenyum seraya menggeleng. “Aku bisa menjaga diri dengan baik, Mas. Mas tidak perlu khawatir. Pulang dan bekerjalah dengan baik.”
Bab 27 “Spring Kondominium, Sir!” ucapnya langsung menyuruh sopir bergegas untuk pulang ke kondo mereka. Ia tersenyum malu-malu membayangkan keterkejutan Dina saat membukakan pintu untuknya nanti. Kali ini dia akan memberitahukan perasaannya yang sesungguhnya kepada Dina, tekad Wahyu dalam hati. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Dina dengan perasaan bimbang saat diantar pulang oleh Christ. “Yah, aku baik-baik saja …!” Christ mengerang sesaat sambil memegangi bagian perutnya. “Kau sakit.” Dina berpikir cepat dan berniat menghubungi ambulance. “Tidak perlu. Aku hanya perlu berbaring sebentar dan meminum air hangat …” Dina menimbang sesaat dengan wajah cemas tapi dia hanya sendir
Bab 28Reflek Dina segera membantu menahan tubuh Christ tapi sayangnya tubuhnya malah ikut terhuyung dan jatuh bersamaan di atas sofa. Ia mengaduh dengan perasaan kaget! Seharusnya satpam membantunya hingga ke dalam kondonya tadi. Ia aneh dan bingung kenapa satpam tiba-tiba langsung bergegas permisi tanpa mau membantunya lagi!Wahyu sangat kaget dan marah saat melihat Christ dan Dina sedang memadu kasih di atas sofa. Dengan penuh amarah, Wahyu menghardik mereka berdua! “Apa yang kalian lakukan!?”“Mas! Mas! Tolong kami!” seru Dina merasa lega saat melihat mas Wahyu ada di rumah mereka.Wahyu langsung menyingkirkan tubuh Christ dari tubuh Dina.“Christ sakit Mas …”