“Benar kami kembar, aku Cakra dan ini adikku Buana” ucap Cakra memperkenalkan diri mereka berdua.
Lalu Cakra kemudian menceritakan alasan gusti prabu Antapura mengirimkan putri-putrinya ke Nagari Batuah untuk menghindari Iblis Bangkai dan Putri Aurelie yang memang baru mengetahui hal itu tentu saja sangat terkejut, karena selama ini dia sangat membenci ayahandanya karena telah mengasingkan dirinya dan kakaknya semenkak dari kecil. Suasana tiba-tiba berubah haru dan hening.
“Jadi begitulah putri, mulai sekarang putri janganlah membenci orangtua putri sendiri, karena apapun yang mereka lakukan semuanya untuk kebaikan putri sendiri” ucap Cakra lagi.
“Ya, terima kasih Cakra. Sekarang aku mengerti” ucap Putri Aurelie lagi.
“Oh ya, siapa nama kakang prabu kalian itu?”
“namanya kang Bintang.”
“Kang Bintang. Jadi kakang prabu kalian itu telah menjadi seorang pahlawan besar da
“Putri.. putri!” suara Cakra menyadarkan Putri Aurelie dari keterpanaannya. “Eh.. oh iya..” “Hayo melamunkan apa hayo!” goda Buana. “Ah tidak kok. Tidak melamunkan apa-apa. Oh ya, bukannya tadi baru 9 orang, katanya istri kakang prabu 10 orang” ucap Putri Aurelie lagi. “Istri pertama kakang prabu adalah seorang dewi” ucap Buana pelan hingga membuat wajah Putri Aurelie berubah. “Se..seorang dewi?” ulang Putri Aurelie lagi bingung. “Ya benar, namanya Putri Samudra, pengusa istana dasar samudra” jelas Cakra lagi hingga lagi-lagi membuat wajah Putri Aurelie berubah mendengarnya. “Hebat sekali” ucap Putri Aurelie tanpa sadar. “Apakah mereka bahagia? Apakah mereka rukun?” tanya Putri Aurelie dengan beruntun. “Seperti yang terlihat, semua baik-baik saja. Semua rukun-rukun saja. Istri-istri kakang prabu semuanya bahagia” ucap Buana lagi. Hingga membuat Putri Aurelie mengangguk-angguk. “Oh ya Cakra, bagaimana car
Putri Aurelie menatap kearah Bintang dengan tatapan kagum dan terima kasih. “Terima kasih kakang prabu” ucap Putri Aurelie lagi kepada Bintang. Bintang sedikit terkejut mendengar Putri Aurelie memanggilnya kakang prabu. “Cakra.. Buana.. Untuk beberapa hari kedepan, aku akan bermeditasi terlebih dulu untuk memulihkan tenaga, keamanan tempat ini kuserahkan kepada kalian” ucap Bintang kepada Cakra dan Buana yang juga ada ditempat itu. “Baik gusti” ucap Cakra dan Buana lagi. -o0o- Beberapa hari berlalu, sementara Bintang masih melakukan meditasi untuk memulihkan tenaganya, sementara itu keadaan Rajo Mudo Basapun sudah mulai pulih. Dan selama Bintang berada dalam masa pemulihan, Putri Aurelie justru terlihat lebih memperhatikan Bintang daripada kekasihnya sendiri, Rajo Mudo Basa. Dari mempersiapkan makan sampai minum, semua kebutuhan Bintang dilayani oleh Putri Aurelie, sampai-sampai Rajo Mudo Basa pernah memprotes melihat perhatian kekasihnya itu
MALANG tak dapat ditolak. Untung tak dapat diraih. Malam itu kapal yang ditumpangi oleh Cakra, Buana, Rajo Mudo Basa dan Putri Aurelie tiba-tiba saja mogok ditengah lautan.“Aduh sial, ternyata bahan bakarnya habis” ucap Buana yang sejak tadi memeriksa keadaan kapal tersebut untuk mencari apa yang salah.“Ini gawat, kita sedang berada ditengah lautan” ucap Cakra lagi.Semua terdiam. Hanya Putri Aurelie yang terlihat seperti tengah memikirkan suatu rencana.“Sebaiknya kita beristirahat dulu malam ini, besok kita pikirkan jalan keluarnya” ucap Cakra lagi, dan semua tampak setuju dengan keputusan itu.Malam itu, merekapun beristirahat diatas kapal yang terombang ambing ditengah lautan.Keesokan harinya.“Adiak!” terdengar suara keras Rajo Mudo Basa yang membangunkan Cakra dan Buana.“Adiak Aurelie!” kembali terdengar suara keras Rajo Mudo Basa, kali ini terlihat sosok Raj
Begitu naik kedaratan setelah memastikan aman, Putri Aurelie langsung menatap keadaan disekitarnya, dan wajah Putri Aurelie langsung berubah melihat ratusan sosok yang terkapar disana sini. Putri Aurelie meyakini kalau mereka yang terkapar itu adalah komplotan Iblis Bangkai.“Hebat, seorang diri kakang prabu bisa mengalahkan mereka semua” batin Putri Aurelie lagi.Putri Aurelie mengedarkan pandangannya kesekeliling seperti mencari sesuatu.“Dimana kakang prabu?” batin Putri Aurelie tidak menemukan Bintang yang dicarinya.“Kakang !” Putri Aurelie berteriak cukup keras.“Kakang!” Putri Aurelie kembali berteriak cukup keras.“Aku disini putri!” tiba-tiba saja terdengar suara dipendengaran Putri Aurelie. Putri Aurelie langsung memalingkan pandangan kearah asal suara yang berasal dari balik sebatang pohon besar. Dengan langkah cepat Putri Aurelie mendekati pohon besar itu.“
Saat gigitan pertama masuk, wajah Putri Aurelie berubah.“Wah.. Lezat sekali ya kang” ucap Putri Aurelie lagi seraya kembali mengunyah lebih banyak.“Putri pasti belum pernah makan dialam bebas seperti ini ya?” ucap Bintang lagi.“Benar kang.. ini pertama kalinya”“Oh ya, kakang jangan panggil putri, tuan putri. Panggil saja Aurelie..” ucap Putri Aurelie lagi kepada Bintang.Selanjutnya keduanya lebih banyak diam seraya terus menyantap ayam panggang ditangan masing-masing. Walau sesekali Putri Aurelie terlihat mencuri-curi pandang kearah Bintang.“Kakang lagi dalam masa penyembuhan, kenapa pergi keluar mencari makan tidak membangunkan Aurelie, biar Aurelie saja seharusnya yang tadi mencarikan makan” ucap Putri Aurelie lagi setelah selesai makan.“Emang berani?” tanya Bintang tiba-tiba.“Ya.. tidak berani sih” ucap Putri Aurelie lagi. Bintang ter
Dinginnya malam membuat sosok Putri Aurelie meringkuk kedinginan diatas ranjang. Putri Aurelie terbangun saat merasakan sesuatu yang hangat menutupi tubuhnya.“Kakang” ucap Putri Aurelie tersenyum saat melihat Bintang yang tengah menyelimuti dirinya dengan jubahnya.“Oh maaf, maaf sudah membangunkanmu, Aurelie” ucap Bintang gugup.Putri Aurelie tampak bangun dari rebahannya, entah disengaja atau tidak, justru disaat bangkit, wajah Putri Aurelie dan Bintang menjadi begitu sangat dekat sekali. Bahkan desah nafas keduanya terasa diwajah masing-masing. Keduanya-duanya terlihat saling menatap satu sama lain. Saat itulah Bintang mulai merasakan ada getar-getar nafsu yang kian menggelora di dalam benaknya. Putri Aurelie memang cantik, bahkan terlalu cantik untuk gadis seusianya. Entah berawal dari mana hal ini terjadi. Tangan Bintang bergerak memegang lengan tangannya, Putri Aurelie mulai memandangnya dengan penuh rasa malu. Bintang mendekatkan
Tempat kediaman Iblis Bangkai. Putri Aurellya tampak tak henti-hentinya menangis, membayangkan nasib naas yang akan menimpanya malam ini. Apalagi saat mengingat kata-kata Iblis Bangkai kemaren kepadanya.“Aku memiliki ramuan yang akan membuatmu bertekuk lutut dihadapanku putri, kau pasti akan memohon-mohon padaku untuk tidur denganku. Ha ha ha...!” ucap Iblis Bangkai yang membuat Putri Aurellya tak henti-hentinya menangis menyesali nasib yang menimpanya.Sementara itu tak jauh dari sosok Putri Aurellya yang terikat, tampak Iblis Bangkai yang tengah sibuk membuat ramuan.Tok...tok...tokkTiba-tiba saja terdengar suara pintu digedor dengan keras. Iblis Bangkai segera menghentikan pekerjaannya dan menatap kearah pintu.“Masuk!” Ucap suara angker Iblis Bangkai.Tak lama kemudian, beberapa orang laki-laki bertampang sangar tampak masuk, mereka membawa sesosok tubuh yang tampak digotong.“Siapa dia?”
PUTRI AURELLYA dibawa oleh Bintang menjauh dari markas Iblis Bangkai menuju kesebuah tempat.“Kakak Aurellya!” terdengar sebuah suara yang langsung menyadarkan Putri Aurellya yang segera memalingkan pandangannya dari pondongan Bintang. Di kejauhan terlihat sosok gadis jelita.“Aurelie..” ucap Putri Aurellya mengenali sosok gadis yang tengah melambai kearahnya, tak lama kemudian Bintang sudah tiba dihadapan Putri Aurelie. Bintang segera menurunkan Putri Aurellya dalam pondongannya. Putri Aurelie segera mendekat.“Kakak Aurellya”“Aurelie..”Kedua kakak beradik ini saling berpelukan erat satu sama lain. Cukup lama keduanya saling berpelukan melepas rindu. Hingga ;“Kakang!” terdengar Putri Aurelie mengeluarkan ucapan, hingga membuat Putri Aurellya yang segera merenggangkan pelukan mereka.“Kakang mau kemana?” tanya Putri Aurelie lagi.Putri Aurellya tampak me