Kuambil Dia yang Kau Sakiti

Kuambil Dia yang Kau Sakiti

last updateLast Updated : 2024-12-16
By:  NingrumAza Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
11Chapters
332views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dito dibayar untuk menghancurkan Yasmin. Namun setelah mengetahui wanita itu sering disakiti suaminya, Dito justru simpati dan jatuh cinta. Pria tampan itu bahkan ingin merebutnya! Lantas, bagaimana kisah Dito dan Yasmin? Apakah Yasmin akan menerima pertolongannnya, terlebih bila ia tahu Dito pernah ingin menculik dan menyakitinya?

View More

Chapter 1

Bab 1: Wanita dalam Jerat Dendam

"Hancurkan harga diri wanita itu. Buat dia bagai mayat hidup, sehingga dia akan lebih memilih mati daripada hidup di dunia!"

Perintah itu diiringi tawa mengerikan, menggema di ruangan sempit yang diselimuti suasana mencekam. Di sudut ruangan, seorang pria paruh baya duduk sambil menyesap sebatang rokok. Wajahnya memerah, seolah menahan amarah yang hampir meledak. Tatapannya tajam menusuk wanita yang duduk terikat di hadapannya.

Wanita itu tampak lemah, dengan tangan dan kaki terikat pada kursi. Pipinya membiru, bekas tamparan yang begitu kasar tampak jelas di sana. Di sudut bibinya, terdapat cairan merah yang telah mengering. Hijabnya berantakan, sebagian anak rambutnya keluar, memperlihatkan sisi rapuh yang membuat siapapun merasa iba.

"Ingat, jangan bunuh dia. Hancurkan saja hidupnya. Buat dia menjadi gila! Saya akan bayar mahal kalau kamu berhasil melakukannya," tandas pria itu sebelum meninggalkan ruangan dengan langkah mantap, menyisakan Dito bersama wanita itu.

Dito, pria yang selama ini hidup sebagai manusia bayaran, hanya diam. Uang bisa membeli segalanya termasuk kesetiaan dan jasanya. Namun, ada batas yang tidak pernah ia langgar--membunuh dan memperkosa. Bagi Dito, itu adalah langkah bodoh yang hanya akan merugikan bagi dirinya.

Wanita itu mengerang pelan, membuat Dito mengalihkan perhatian. Ia mendekat, mengamati wajah wanita itu dengan saksama. Meski lemah, parasnya tetap menonjol--kulit putih mulus, hidung mancung, bibir tipis mungil, dan sorot mata yang khas. Tubuhnya terlihat tinggi, meski kurus dan tampak tak terurus.

Mata wanita itu perlahan terbuka. Pandangannya langsung bertemu dengan Dito yang berdiri terlalu dekat. Hanya berjarak beberapa jengkal.

"Siapa kamu? Apa kamu yang menculikku?" tanyanya dengan suara bergetar, berusaha melepaskan diri dari ikatan. "Apa maumu?"

Dito tak menjawab. Tangannya terulur, membenahi hijab wanita itu yang berantakan, menyembunyikan anak rambutnya dengan hati-hati. Setelah itu, ia mengusap sudut bibir wanita tersebut, membersihkan noda merah di sana. Entah kenapa, rasa iba menyelusup di hatinya, perasaan yang selama ini jarang ia rasakan.

"Cantik," gumamnya pelan, nyaris tanpa sadar.

Wanita itu menatap dengan pandangan penuh tanya, tak mengerti maksud tindakan Dito.

"Aku Dito. Aku bukan orang yang menculikmu. Justru aku menemukanmu di sini," ucapnya datar, terdengar meyakinkan.

Wanita itu masih terdiam, ragu. Namun, Dito melanjutkan, "Rumah sebelah adalah tempatku tinggal. Aku mendengar suara teriakan dari sini, jadi aku mengecek. Saat masuk, aku hanya menemukanmu dalam keadaan seperti ini. Apa benar kamu diculik?"

Wanita itu mengangguk lemah sambil tertunduk. Terdengar isakan kecil keluar dari bibirnya.

"Bagaimana kalau kau ikut aku? Setidaknya sampai kau bisa pulang sendiri. Keluargamu pasti khawatir melihat kondisimu seperti ini," tawar Dito.

Namun, wanita itu menggeleng, menolak ajakan tersebut. Dito mengerti. Ia paham wanita itu pasti takut.

"Baiklah. Tapi aku akan tetap mengantarmu pulang. Aku tidak suka setengah-setengah dalam menolong orang."

Mendengar itu wanita tersebut mendongak, menatap Dito dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa? Kau tidak punya rumah?" Dito bertanya, nada suaranya lebih lembut.

"Terima kasih," ucap wanita itu pelan.

Dito segera membuka ikatan di tangan dan kakinya. Setelah terbebas, wanita itu mencoba berdiri, namun tubuhnya limbung dan jatuh tersungkur di lantai.

"Kalau tidak keberatan, aku akan menggendongmu," ucap Dito, menahan kesal. "Percayalah, aku tidak akan macam-macam."

"Aku bisa sendiri," jawab wanita itu pelan. Namun, sebelum langkahnya tegak, tubuh itu kembali lunglai. Ia tak sadarkan diri.

Dito menghela napas. "Bikin repot saja! Baru satu langkah sudah pingsan!" gerutunya sambil mengangkat tubuh wanita yang belum ia ketahui namanya itu.

***

Beberapa saat setelah Dito sampai di rumahnya, ia menerima telepon.

"Bagaimana, apa kamu berhasil membawanya?" tanya suara di seberang sana.

"Sudah, Bos. Tak lama lagi dia pasti bisa saya taklukan," jawab Dito dengan nada percaya diri.

"Bagus! Terus dekati dia. Angkat dia setinggi-tingginya lalu hempaskan dia sampai berkeping-keping!"

"Siap, Bos."

"Suaminya akan pulang minggu depan. Kau harus menyelesaikan tugasmu sebelum itu. Dan, oh ya, wanita itu masih perawatan. Akan lebih mudah bagimu menghancurkannya."

Sambungan terputus. Dito terdiam, mencoba mencerna kata-kata terakhir. 'Bersuami tapi masih perawatan? Aneh sekali.'

"Bang Dito... " Suara lembut memanggilnya dari belakang, membuatnya tersentak. Ia menoleh dan melihat wanita yang telah sadar beberapa saat lalu itu kini telah berdiri tak jauh darinya.

'Bukankah tadi dia bilang akan tidur dan istirahat, kenapa sekarang ada di sini? Hufh, semoga saja ia tidak mendengar percakapanku barusan,' ucap Dito dalam hati.

"Ada apa, Yas?" tanya Dito pada wanita yang beberapa saat lalu menyebutkan namanya, sekaligus memastikan apakah dia mendengar percakapannya barusan atau tidak.

"Terima kasih sudah menolongku. "Sekarang aku mau pulang," ucap Yasmin lirih, dan membuat Dito bernapas lega.

"Tunggu, aku ambil jaket dan kunci motor dulu," ucap Dito bersiap mengantarnya.

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."

"Mau pulang pakai apa? Kau bahkan tidak punya uang," balas Dito sambil menghela napas.

Yasmin tetap bersikeras, tetapi akhirnya dia membiarkan Dito mengantarnya, karena dia sendiri sebenarnya bingung mau pulang pakai apa.

***

Perjalanan panjang akhirnya membawa mereka ke sebuah rumah mewah pada kompleks perumahan elit di Jakarta. Yasmin mengatakan itu adalah rumah suaminya. Namun, sesuatu terasa aneh, karena rumah itu dipenuhi wartawan dengan kamera di tangan. 'Siapa sebenarnya Yasmin?' pikir Dito memandangi keramaian di depan matanya.

.

.

.

.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Azzurra
Di tunggu kelanjutannya Kak otor
2025-04-22 21:17:48
0
user avatar
Pung 001
Ceritanya bagus, seru dan menegangkan. Lanjutkan Thor, semangat
2024-12-15 12:05:31
1
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status