Share

72. Harta waris

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un," sahut suara yang lain.

Tubuh lemas seketika mendengar kabar buruk di hadapanku ini.

Aku menggeleng perlahan. Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin kan kalau ibu meninggalkanku secepat ini?

Aku melangkah dengan tubuh gemetar menghampiri ibu yang terbaring. Nyatanya, beliau sudah tidak bergerak lagi. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya terasa begitu dingin.

"Bu, bangun Bu... Ini Arini... Bangun Bu...." ucapku histeris sambil memeluk tubuh ibu.

"Ibu ... Ini Arini, Bu... Bangunlah Bu ...." teriakku lagi.

Sungguh aku tak rela jika ibu harus pergi secepat ini. Aku merasa sangat bersalah tak bisa menemaninya di saat yang terakhir.

Ada yang mengisik bahuku. Aku menoleh, kulihat mas Bian berdiri di sampingku. matanya pun merah terlihat sembab. Lelaki itu mungkin juga menangis tapi berusaha kuat untuk tegar.

"Mas, ibu ....." ucapku lirih. Berharap ibu ini hanya tidur biasa. Tapi nyatanya harapanku hanyalah semu belaka. Sudah ketentuan dari Allah, ibu p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
Tiar belum juga kapok dpt karma
goodnovel comment avatar
Bunda Melly
nah kan tebakanku benar di eps kemarin.bahwa tiar pasti ngejar warisan.tapi sy yakin gk berkah warisan itu di tangan tiar.pasti bangkrut lagi
goodnovel comment avatar
Pepi Arastya
Jangan2 bu Suci Adiningrat dibunuh oleh anaknya sendiri si Tiar ... Dasar anak durhaka!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status